Part 09. Suasana Tegang.
Dua bulan sudah Yesi berada di kediaman keluarga Aditama. Selama dua bulan ini, wanita berparas cantik itu selalu memantau segala gerak gerik yang Damar dan Wulan.
Sementara, Damar dan Wulan, kini semakin dekat. Tak ada yang curiga, karena kedekatan mereka memang sudah terlihat dari dulu. Bedanya sekarang ada rasa yang lain yaitu cinta yang mereka hadirkan disana. Bukan cinta persaudaraan melainkan cinta antara dua jenis manusia yang berbeda jenis.
Bahkan kini, Damar sudah merencanakan jika minggu depan saat mamah dan papahnya kembali dari luar kota. Ia akan berterus terang prihal hubungannya dengan Wulan. Iya, satu minggu sudah tuan prabu dan nyonya Laura pergi keluar kota.
Seperti yang sudah-sudah Wulan dan Damar hanya tahu, jika orang tua mereka pergi untuk urusan bisnis. Namun, yang sebenarnya mereka pergi karena untuk melakukan pengobatan lanjutan pada nyonya Laura.
Damar rupanya sudah merencanakan untuk bicara berdua dengan sang papah. Pemuda itu ingin berterus-terang dan meminta ijin untuk menikahi Wulan. Sayangnya rencananya itu juga sudah diketahui oleh Yesi. Yesi yang selalu mengawasi gerak gerik Damar dan Wulan. Termasuk menguping pembicaraan mereka berdua.
"Mah gimana nih?" ucap Yesi pada sang mamah yang ia hubungi via telepon.
"Udah kamu tenang aja mamah akan kesana besok, kita akan jalankan rencana kita bersama, kamu jangan patah semangat dong sayang, sekarang mamah tanya kamu masih cinta kan sama Damar?"
"Ya masih lah Mamah, kenapa Mamah tanya hal itu si?" ucap Yesi dengan wajah cemberutnya.
"Ya kalau kamu masih cinta sama Damar, kamu jangan putus asa dong, semangat." Nyonya Tantri bunda dari Yesi itu mencoba memberikan semangat pada putrinya.
Ternyata Nyonya Tantri dan Yesi sudah memiliki rencana. Mereka berencana ingin menguasai harta dari Tuan Prabu. Sementara, Tuan Sanjaya adik dari tuan Prabu. Ayah dari Yesi, itu kini tengah stroke. itulah mengapa Nyonya Tantri begitu ingin menikahkan putrinya, Yesi dengan Damar.
Nyonya Tantri akan melakukan segala cara untuk membuat Damar dan Yesi bisa menikah. Agar kelak harta kekayaan keluarga Aditama tidak akan jatuh ketangan siapapun kecuali pada keluarganya.
Sementara Tuan Sanjaya, pria paruh baya itu sebenarnya juga tahu apa yang istrinya rencanakan. Namun, kondisi kesehatannyalah yang membuat pria itu tak mampu mencegah perbuatan sang istri. Stroke yang mengakibatkan dirinya sulit bicara dan beraktivitas. Membuatnya hanya bisa pasrah manakala sang istri semena-mena memperlakukannya. Kini mereka tengah bersiap untuk pergi ke Jakarta tempat sang kakak tinggal.
"Eh penyakitan! Awas ya kamu gagalin rencana ku dan Yesi, aku buang kamu ke panti jompo!" ujar nyonya Tantri ketus, memberi peringatan pada sang suami yang kini hanya bisa terdiam duduk di kursi roda.
"Baiklah, ayo kita ke Jakarta kita jemput harta karun." Nyonya Tantri kembali berucap sambil tersenyum licik kemudian mendorong kursi roda sang suami.
Sementara, dilain tempat Wulan dan Damar kini tengah pergi nonton. Wulan yang tadinya sudah berencana pergi berdua dengan Damar. Nyatanya harus gagal karena ulah para sahabatnya. Padahal Karina, sahabat dekat Wulan sudah memberi tahu jika Wulan hanya ingin me time dengan sang kakak. Namun, Mery yang ternyata tertarik pada Damar, memaksa untuk ikut.
Alhasil kini mereka nonton berlima, Mery, Rika, James, Damar dan Wulan. Rupanya ini juga bukan serta merta keinginan Mery sendiri. James yang juga merindukan Wulan akhir-akhir ini karena Wulan menjauhinya.
James ternyata sudah begitu mencintai Wulan. Pemuda itu bertekad untuk mendapatkan Wulan. Bagaimana pun caranya, pria itu harus mendapatkan Wulan.
"Kak Damar, kok cemberut aja si?" tanya Mery dengan nada menggoda pada Damar yang sedari tadi hanya diam dengan ekspresi wajah yang begitu datar.
"Tidak apa," Damar menjawab singkat dengan ekspresi wajah yang masih saja sama.
"Kakak, lapar? Mau makan sekarang?" tanya Wulan kali ini, dengan senyum termanisnya. Membuat Damar seketika mengumbah ekspresi wajahnya. Wajah dingin Damar, kini tersenyum penuh kehangatan. Sontak saja semua yang ada disana tercengang melihat perubahan yang begitu cepat dari sikap Damar.
"Wah Wulan benar-benar pawangnya Kak Damar," gumam Mery spontan.
"Husss... pawang emang nya kak Damar ular apa?" ucap Karin seraya memukul pelan lengan Mery karena sembarangan bicara.
"Iyalah Kak Damar kan ular. Ular yang memiliki bisa cinta hahh." Mery tergelak kembali dengan perkataan konyolnya.
Sementara, Damar, Wulan dan James hanya tersenyum kecil menanggapi ocehan Karin dan Mery. Karena tanpa mereka ketahui jika sedari tadi aura kedua pria dihadapannya ini begitu dingin dan menegangkan.
Baik James dan Damar mereka saling pandang dengan bahas isyarat. Keduanya saling menatap sinis dengan tatapan yang begitu dingin. Sepertinya Damar paham jika James, pria dihadapannya ini memiliki perasaan yang lain pada sang adik angkat sekaligus kekasih rahasianya itu.
Begitupun dengan James, pria ini pun sepertinya merasakan jika ada sesuatu yang lain didiri Damar. Perhatian, sikap dan perlakuan Bima pada Wulan seolah terlalu berlebihan sebagai seorang kakak pada adiknya.
Hal ini membuat James merasa semakin tertantang. Bagaimana pun caranya James harus mendapatkan Wulan. Karena ternyata Wulan adalah wanita yang berhasil mengeluarkannya dari traumanya.
Ternyata James memiliki sebuah trauma yang cukup dalam. Dulu dirinya tidak bisa berinteraksi dengan lawan jenisnya. Itu semua karena sewaktu kecil saat James berusia enam tahun. James sempat melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sang Ibu menghabisi sang Ayah. Iya, ayah James telah meninggal dunia ditangan istrinya sendiri.
Sementara, Ibu James dihukum seumur hidup. Karena telah terbukti berencana membunuh sang suami. Sejak saat itulah James menjadi anak yang begitu pendiam dan tertutup. Apalagi jika berhadapan dengan wanita, tubuh James akan bergetar hebat dan ketakutan.
Namun, setelah bertemu Wulan, pada suatu kejadian. Dimana dirinya mengalami kecelakaan saat kampus mereka mengadakan kemping. James yang kala itu tenggelam dan hampir kehilangan nyawanya dan Wulan'lah yang menolong dengan memberikan nafas buatan.
Sejak saat itulah James begitu mengagumi sosok Wulan. Perlahan membuatnya lepas dari rasa takutnya pada perempuan hilang sedikit demi sedikit.
Bukan hanya itu, diam-diam Wulan juga sudah membuat James lepas dari kelainannya. Ketakutan James pada perempuan mau tak mau juga merubah cara seksnya. Pria yang telah beranjak dewasa dan memiliki kebutuhan seks. Ternyata James sering kali melampiaskan hasratnya pada sesama jenis.
Tidak ada ketertarikan dengan pria ataupun wanita saat itu. James hanya ingin menyalurkan hasratnya. Namun, tetap saja pria itu harus menjaalani terapi untuk menyembuhkan kelainannya itu.
James sudah merasa nyaman bersama Wulan dan dari Wulan'lah. Pria itu merasakan cinta kasih sayang dan nafsu sebagai laki-laki normal pada umumnya.
Hal itulah yang membuat James benar-benar bertekad akan memperjuangkan Wulan gadis pujaannya itu. Apapun tantangannya termasuk melawan Damar, untuk mendapatkan restunya.
Tanpa James tahu jika Wulan dan Damar diam-diam telah memiliki hubungan yang sangat intim. Damar tentunya tidak akan membiarkan pria manapun mendekati apalagi mengambil Wulan darinya.
