
Ringkasan
Di Blackhaven, Kevin Blackwood adalah pria yang mengendalikan segalanya—uang, kekuasaan, dan orang-orang di sekitarnya. Dia tidak mengenal kata kalah, dan dia tidak pernah membiarkan sesuatu yang diinginkannya lepas begitu saja. Dan kali ini, yang dia inginkan adalah Seraphina Castillio. Seraphina tidak pernah berencana masuk ke dalam dunia Kevin. Dia hanya ingin hidup tenang, jauh dari pria berbahaya seperti dia. Namun, satu kesalahan membuatnya terseret ke dalam cengkeraman Kevin, dan semakin dia berusaha pergi, semakin kuat pria itu menariknya kembali. Kevin tidak menerima penolakan. Tidak ada yang bisa menentang perintahnya. Seraphina adalah pengecualian—gadis yang berani menolak tunduk pada aturan yang dibuatnya. Dan itulah yang membuatnya semakin berbahaya bagi Kevin. Dia ingin menaklukkannya. Menghancurkannya. Memastikan bahwa Seraphina tahu satu hal: "Sekali kau memasuki duniaku, kau tidak akan pernah bisa keluar." Namun, saat ancaman yang lebih besar muncul dan mengincar Seraphina, Kevin menyadari sesuatu yang tidak pernah dia perkirakan—dia tidak hanya ingin mengendalikan gadis itu. Dia ingin memilikinya sepenuhnya. Tapi bagaimana mungkin Seraphina bisa mempercayai pria yang selama ini berusaha menghancurkannya? Bagaimana mungkin dia bisa jatuh ke dalam cengkeraman seseorang yang seharusnya dia takuti? Di Blackhaven, cinta dan obsesi adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Sekali terjebak, tidak ada jalan keluar.
PROLOG SEASON 1
Blackhaven...
Udara di ruangan itu begitu dingin, tapi napas Seraphina terasa berat. Jantungnya berdegup cepat, seolah tubuhnya tahu bahaya yang sedang mengintainya.
Di hadapannya, Kevin Blackwood duduk dengan santai, jemarinya mengetuk perlahan permukaan meja seolah menunggu sesuatu—atau seseorang—untuk menyerah lebih dulu. Mata hitamnya yang tajam mengunci pandangan Seraphina, membuatnya merasa seperti burung yang terperangkap dalam cengkeraman pemangsa.
"Kau tahu, Seraphina," suara Kevin terdengar dalam dan tenang, "semakin kau melawan, semakin aku tertarik."
Seraphina mengepalkan tangan di pahanya, berusaha menahan getaran halus di tubuhnya.
"Aku bukan milikmu, Kevin."
Kevin tersenyum—senyuman yang tidak menghangatkan, tapi justru mengunci semua kemungkinan untuk lari.
"Bukan?" Dia berdiri, berjalan perlahan ke arahnya. Tidak terburu-buru, seolah menikmati setiap detik ketegangannya.
Saat Kevin berdiri di hadapannya, Seraphina ingin bergerak, tapi pria itu lebih dulu mencondongkan tubuhnya. Satu jarinya terangkat, mengangkat dagunya dengan sentuhan yang begitu ringan—kontras dengan dominasi yang terasa dalam tatapannya.
"Coba ulangi itu," bisiknya. "Katakan lagi bahwa kau bukan milikku. Tapi kali ini, pastikan suaramu tidak bergetar."
Seraphina ingin melawan. Dia ingin berteriak bahwa dia tidak takut. Tapi Kevin tidak bergerak, tidak mengendurkan tekanan. Matanya seolah menembus semua kebohongan yang coba dia ciptakan untuk dirinya sendiri.
Kevin tersenyum kecil, melihat responsnya. Jempolnya perlahan melintasi garis rahangnya, menyentuh kulitnya hanya dalam hitungan detik—tapi jejaknya terasa lebih dalam dari yang seharusnya.
"Aku akan memberimu satu kesempatan lagi," katanya dengan suara rendah, hampir seperti bisikan.
"Lari, Seraphina. Jika kau benar-benar bukan milikku, maka pergilah sekarang juga."
Seraphina menahan napas. Dia tahu ini jebakan. Dia tahu bahwa jika dia bergerak, Kevin akan menariknya kembali—lebih erat dari sebelumnya.
Jadi dia tetap diam.
Dan saat Kevin tertawa kecil, nadanya begitu yakin dan puas, Seraphina menyadari satu hal yang seharusnya tidak pernah dia akui.
Kevin Blackwood tidak pernah kehilangan sesuatu yang sudah menjadi miliknya.
Dan dia, Seraphina Castillio, mungkin sudah jatuh terlalu dalam untuk bisa kembali.
