Pustaka
Bahasa Indonesia

Tawanan Hati Sang Raja

77.0K · Tamat
Yuyun Batalia
63
Bab
5.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Malam pernikahan yang seharusnya berakhir dengan bahagia malah berakhir dengan tragis, Raylene Allegra menemukan ayah, ibu dan keluarganya tewas mengenaskan. Seluruh dunia Raylene hancur, dan menjadi lebih hancur lagi ketika dia tahu siapa yang telah membunuh seluruh anggota keluarganya, dia adalah suaminya, pria yang sangat dicintainya, Luca Angelo atau lebih tepatnya Xinlaire Allegra. "Kenapa? Kenapa kau membunuh keluargaku?" Raylene bertanya dengan pilu. "Karena mereka semua pantas mendapatkannya." Raylene ingin mengakhiri hidupnya sendiri, tapi dia tidak bisa melakukannya karena jika dia bunuh diri maka Xinlaire akan membunuh kakaknya yang saat ini berada dalam penjara. Sejak malam itu Raylene terjebak dalam cinta dan benci terhadap suaminya sendiri.

RomansaFantasiRevengePengkhianatanSweetMenyedihkanZaman Kuno

Prolog

Bau darah tersebar di mana-mana, suara jeritan ketakutan dan suara pedang yang beradu bercampur menjadi satu.

Kekacauan dan api terjadi hampir di setiap tempat. Raylene berlari di antara semua kegaduhan itu. Satu-satunya tempat yang ingin dia datangi adalah tempat istirahat orangtuanya. Dia harus memastikan keselamatan orangtuanya di atas keselamatannya sendiri.

Raylene berlari seperti orang kesetanan sebelumnya, tapi ketika dia memasuki tempat istirahat orangtuanya tubuhnya seketika kehilangan tenaga.

Mayat-mayat prajurit dan pelayan di tempat itu tergeletak dengan darah yang membasahi tubuh mereka. Raylene masih melangkah, dan langkahnya terhenti ketika dia melihat mayat ayah dan ibunya yang tergeletak tidak berjauhan.

Tubuh Raylene jatuh. Tidak ada kata yang bisa mengungkapkan apa yang tengah dia rasakan saat ini. Semua fokus Raylene kini tertuju pada orangtuanya, wanita itu merangkak dengan suara serak yang memilukan.

"Ayah! Ibu!" Ratapan pilu Raylene terdengar menyakitkan. Air matanya mengalir tanpa henti, kerongkongannya sangat sakit, begitu juga dengan hatinya.

Raylene meraih tubuh ayahnya lalu berpindah ke tubuh sang ibu. Tangan gemetarnya telah dinodai oleh darah. Gaun malam yang dia kenakan telah basah karena darah kedua orangtuanya.

"Ayah! Ibu! Jangan tinggalkan aku." Raylene bersuara tercekat.

Sementara itu di luar masih terus terjadi pertarungan. Tidak hanya di istana, tapi di beberapa kediaman bangsawan juga terjadi hal yang sama.

Mereka semua yang mendapatkan serangan malam ini adalah para pengikut setia ayah Raylene.

"Yang Mulia ayo tinggalkan tempat ini." Melissa, pelayan pribadi Raylene memegangi lengan Raylene. Dia harus menyelamatkan nyawa majikannya.

Raylene yang tidak memiliki kekuatan lagi hanya mengikuti tarikan Melissa, tapi akhirnya wanita itu berhenti melangkah. "Aku tidak bisa pergi, aku harus mencari suami dan kakakku."

"Yang Mulia, Anda harus pergi. Anda harus menyelamatkan diri Anda. Putra Mahkota mungkin sudah tewas." Melissa masih mencengkram tangan Raylene erat. Dengan sekuat tenaganya wanita itu menarik Raylene dan membawanya meninggalkan tempat itu.

Akan tetapi, beberapa prajurit datang menghadang Raylene dan Melissa.

"Yang Mulia, Anda tidak diizinkan meninggalkan istana." Salah satu prajurit berbicara.

Melissa segera mengarahkan pedang dengan siaga. Ada empat prajurit, dia mungkin tidak akan bisa menghalau mereka semua, tapi dia bersedia mati untuk majikannya asalkan majikannya bisa menyelamatkan diri.

"Yang Mulia saya akan menghalangi mereka, segera selamatkan diri Anda." Melissa menatap Raylene dengan yakin, lalu wanita itu menyerang keempat prajurit.

Raylene tidak bisa mati sebelum dia bertemu dengan suaminya, tapi dia juga tidak bisa membiarkan Melissa berkorban untuknya. Wanita itu mengambil senjata yang tergeletak di dekatnya lalu mulai bertarung dengan para prajurit.

Setelah berhasil mengalahkan empat prajurit itu, Raylene hendak berlari lagi, tapi Melissa kembali menahannya.

"Lepaskan aku, Melissa. Aku harus menemukan suamiku."

"Maafkan saya, Yang Mulia, saya tidak bisa membiarkan Anda bertemu dengan pria keji itu."

"Apa maksudmu, Melissa?"

"Penyerangan malam ini dipimpin oleh Jenderal Luca. Dia berkhianat. Jenderal Luca adalah orang yang telah membunuh Raja dan Ratu."

Dunia Raylene berhenti berputar. Kata-kata Melissa mulai menggema di telinganya. Lalu berikutnya dia menolak untuk mempercayai kata-kata Melissa. Dia tidak bisa menerima pukulan sebesar itu setelah mengalami pukulan besar lainnya.

"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin. Luca tidak akan melakukan hal seperti itu."

"Yang Mulia, kita tidak memiliki waktu lagi. Jenderal Luca tidak akan membiarkan keluarga kerajaan tersisa." Melissa masih berjuang untuk membawa Raylene meninggalkan istana.

Namun, Raylene melepaskan cengkraman tangan Melissa. Wanita itu pergi tanpa bisa dicegah. Dia tidak menghiraukan panggilan dari pelayannya sama sekali.

Kata-kata Melissa masih terus menempel di otak Raylene, dengan langkah tergesa wanita itu pergi mencari Luca.

Melissa pasti salah, ya, pelayan pribadinya itu pasti salah. Luca adalah pria yang penyayang dan penuh perhatian, dia tidak mungkin melakukan hal mengerikan seperti yang dikatakan oleh Melissa.

tbc