Pustaka
Bahasa Indonesia

Take Me Back

775.0K · Tamat
Amanda Lee
427
Bab
165.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Pernikahan yang menentukan hidup dan mati keluarganya.Ia jatuh cinta dengan pria ini sejak dia berusia enam belas tahun, tapi pria ini sama sekali tidak peduli dengannya. Ia hanya bisa menyeka air mata, mulai dari awal semuanya. Sampai akhirnya, dia hanya bisa pergi ke negara lain dengan anak di perutnya.Dua tahun kemudian, ia kembali ke negara asalnya, tetapi lelaki yang ia cintai mulai mengubah sikapnya dan berbisik, "Istriku, maafkan aku. Dan dia ragu-ragu apakah dia ingin menemukan ayah baru untuk anaknya ...

RomansaPresdirCLBKaroganSweet

Bab 1 Malam pertama yang tidak akan terlupakan seumur hidup

Bab 1 Malam pertama yang tidak akan terlupakan seumur hidup

Di dalam kamar, Yuni duduk di depan kaca merapikan gaun malam yang dikenakan, rambut hitam panjang terurai di bahunya, polos namun tidak kehilangan daya tariknya.

Malam ini, dia kan berubah status menjadi wanitanya Hengki, laki-laki ini adalah laki-laki yang dicintainya dari sejak dia berumur 16 tahun, dan sekarang menjadi suaminya.

"Nyonya muda, sopir telah menelepon bahwa Tuan muda sudah selesai bertemu temannya dan sedang dalam perjalanan kembali ke rumah. Satu hal lagi, Nyonya besar secara khusus berpesan kepada kami semua pengurus rumah untuk kembali ke rumah lama, malam ini hanya menyisakan Nyonya muda dan Tuan muda berdua."

Sebelum Bibi Marni pergi dia memberitahu Yuni bahwa senyumnya terlihat begitu bahagia, kalimat itu membuat wajah Yuni seketika memerah.

Setiap membayangkan akan segera bertemu Hengki, hati Yuni terasa porak poranda, bahkan bernapas pun terasa aneh.

10 menit, 30 menit, sejam telah berlalu, Hengki masih belum menampakkan diri juga.

Mungkin dia terjebak amcet diperjalanan, atau mingkin mobil mogok, atau mungkin juga……..

Saat Yuni tidak hentinya menenangkan dirinya sendiri, akhirnya terdengar suara dari lantai dasar, dia langsung menghapus kemuramannya, berlari kecil menuruni tangga.

Dia seharusnya duduk dipinggir tempat tidurnya menunggu mempelai prianya menghabiskan malam yang indah bersama. Namun hatinya tidak ingin menunggu lebih lama lagi, dia hanya ingin secepatnya mendekap kedalam pelukan yang hangat tersebut.

Turun mengitari tangga, langkah kaki Yuni tiba-tiba berhenti berjarak 4 petak dari tanah.

Pipinya memerah berubah berderap pucat seperti kertas, dan jari-jarinya menjadi kaku memegangi tangga, sosoknya sedikit bergetar.

Di kabinet bar, sepasang kaki indah ramping ramping dijepit ketat di pinggang pria itu, tubuh bagian atas disandarkannya, dan payudara setengah telanjang ditekan ke bibir tipis pria itu, dan angina berhembus menerjang tanda-tanda ciuman tebal di lehernya.

Ketika melihat Yuni, bibir merah Cindy menunjukkan senyum kemenangan.

Dia memiliki hak untuk menyombongkan diri, karena laki-laki yang bercumbu dengannya adalah suami dari Yuni, Hengki.

Walaupun mayoritas tubuh Hengki terhalang, namun wajahnya terpampang jelas dihadapan Yuni.

Cindy adalah asisten pribadi Hengki, sehari-hari menyiapkan semua keperluan Hengki.

Yuni tidak menyangka yang biasanya terlihat dingin, ternyata memiliki sisi liar yang begitu besar.

"Heng, Nyonya dia……"Cindy medorong dada Hengki, ingin memberitahunya bahwa Yuni berada dibelakangnya. Namun belum selesai kalimatnya, Hengki kembali melumat bibir Cindy, lalu dilepaskannya.

Mata Cindy terpancar setruman, lalu menghilang seketika dengan cepat.

"Nyonya?", siapapun boleh menjadi pendampingku, kecuali Yuni!" Dia sedang menghukum Cindy karena menyebutkan nama Yuni.

"Maaf, Pak Hengki." Cindy merapikan kembali roknya tanpa tergesa-gesa beranjak turun dari cabinet bar. "Namun kalian telah menikah, Jika Yuni tahu dimalam pertama dirimu membawaku kerumah, pasti dia akan marah."

Jawabannya adalah dengungan dingin dari Hengki, yang terlalu malas untuk bersandar pada pilar memegang gelas anggur, dan sorotan jijik di matanya seperti pedang tajam, menusuk hati Yuni.

Dia lebih menjijikkan dibanding Ayahnya, apakah menurutmu aku akan membiarkan wanita seperti itu berada disamping ku selamanya?"

Hengki memberikan sebuah dokemen kepada Cindy, "besok pagi pagi sekali berikan pada Yuni, aku sudah menandatanganinya."

Yuni tidak tahan lagi, dia jatuh di tangga, ujung jarinya terkoyak oleh bagian logam tangga, dan darah merah keluar sama menusuknya dengan tatapan kesombongan dibelakangnya.

Dokumen ditangan Hengki adalah surat cerai, dia ternyata telah mempersiapkan surat cerai bahkan di malam pertama.

Yuni, menikahlah dengan ku, aku akan menjadikanmu wanita paling bahagia di dunia ini.

Satu bulan yang lalu kenangan Hengki melamarnya diatas kapal pesiar, rusak seketika.

Di malam pertama, dia malah membawa wanita lain ke rumah, terlrebih surat cerai pun telah disiapkannya.

"Hengki, katakan padaku ini semua tidak nyata." Ini semua pasti hanya mimpi, pasti!

Yuni berjalan kearah Hengki, dengan tak berdaya menarik kemeja Hengki.

Hengki addalah laki-laki yang sudah dipilihnya, meskipun semua orang seakan-akan melarangnya, Yuni tetap tanpa ragu memberi diri untuk dinikahi olehnya.

Yuni hanya mencoba memberitahu dirinya bahwa Cindy lah yang berusaha menggoda Hengki, surat cerai itu adalah sebuah kesalah pahaman, Yuni bersedia memberikan Hengki kesempatan untuk berubah.

Hengki melepaskan genggaman Yuni, memandangnya dengan dingin.

"Yuni, berhenti lah berpura-pura sok baik. Karna kamu sudah datang tidak perlu menunggu sampai esok lagi, tandatangani ini."

Hengki melemparkan surat cerai kedepan Yuni, memalingkan mukanya dari Yuni yang berlinang air mata. Ketika melihat

"Kenapa? Jika kamu tidak mencintaiku, kenapa kamu mau menikahi ku?" Yuni mencoba menahan tangisnya, namun air matanya tidak terbendung mengalir keluar menghalangi pandangannya.

Lelaki yang dia telah tetapkan untuk dicintai seumur hidupnya, dengan tega menginjak-injak harga dirinya.

"Kamu bertanya kenapa? Bukankah dirimu yang harusnya paling tahu alasannya kenapa. Kamu demi mendapatkan diriku, meminta bantuan ayahmu untuk menyingkirkan Tiar, tidak hanya menyingkirkan dia dariku tapi juga membuatnya cacat."

Hengki mengepalkan tangannya mengarahkan tinjuannya ke Yuni, Yuni deengan reflex memejamkan matanya namun tinjuan itu tidak dilayangkan ke Yuni melainkan ke tiang kolom dibelakangnya.

Darah segar mengalir keluar, beberapa tetes terciprat diwajah Yuni.

Kebencian yang tersirat di mata Hengki, menusuk hati Yuni begitu dalam.

Yuni akhirnya mengerti, kenapa Hengki memintanya untuk membujuk Ayahnya untuk memberikan 40% dari saham perusahaannya untuk dijadikan mahar.

Kenapa Hengki menginginkan pernikahan yang sangat sederhana, saking sederhananya sampai pernikahan itu sendiri tidak ada, tidak ada saksi, tidak ada pesta, ternyata semuanya hanya demi balas dendam.

"Tidak seperti itu, Ayahku bukanlah orang seperti itu, Dia……"

Tiar adalah wanita yang dipacari Hengki selama 3 tahun, 3 bulan lalu dia tiba-tiba pergi keluar negeri meninggalkan Hengki.

"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun! Jangan menggunakan caramu membujuk nenekku untuk membujukku juga, cepat tanda tangani lalu segera keluar dari rumah ini!"

Hengki meremas sofa yang didudukinya penuh kemarahan, bangun dari sofanya dan melangkahkan kaki keluar.

"Jangan pergi……" suara Yuni yang begitu pelan, dengan penuh hati-hati dan berharap, Dia takut Hengki akan pergi begitu saja dari hidupnya.

Langkah kaki Hengki terhenti di depan pintu, ketika Hengki memalingkan badan, Yuni melihat ssecercah harapan.

"Kamu berharap aku menetap? Memohonlah padaku, jika kamu berlutut padaku, kemungkinan masih dapat ku pertimbangkan dan kamu masih bisa menjadi nyonya Hengki untuk beberapa hari."