Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Pemilik balai obat baru saja mengantar pergi seorang pelanggan, saat melihat Jiang Yingli yang gemuk membawa keranjang masuk, dia segera menyunggingkan senyum dan berkata, "Nona datang untuk membeli obat penguat kandungan, ya?"

Jiang Yingli, "...."

Obat penguat kandungan apanya! Apakah dirinya terlihat seperti wanita hamil?

Dia melirik perutnya yang besar dan gemuk, menahan kekesalannya, lalu memaksakan senyum sambil berkata, "Bukan. Tuan, apakah kamu menerima ular welang?"

Pemilik balai obat tertegun, "Terima! Tentu saja kami menerima! Apakah kamu memilikinya?"

Ular welang adalah barang berharga, tidak hanya bisa direndam dalam arak, tapi juga setelah diproses, dapat mengusir masuk angin dan membuka sumbatan, meredakan kejang serta memperkuat tubuh.

Di kota ini, banyak orang kaya dan bangsawan menyukai barang semacam ini.

Namun, ular welang sangat beracun dan sulit didapat, jadi meskipun menguntungkan, hanya sedikit orang yang berani mempertaruhkan nyawa demi menangkapnya.

Jiang Yingli meletakkan keranjangnya di atas meja, membuka kain lusuh yang menutupinya, memperlihatkan empat ekor ular welang yang tersusun rapi di dalamnya.

Pemilik toko mencondongkan tubuh untuk melihat, setelah memastikan, dia tampak sangat senang, "Benar-benar ular welang, ukurannya juga lumayan besar. Hanya saja bagian kepalanya rusak, jadi sayang sekali tidak bisa digunakan untuk direndam dalam arak."

"Meski tidak bisa direndam dalam arak, tapi setelah diproses dengan benar, bisa digunakan untuk mengobati rematik kronis, kejang-kejang, bahkan penyakit kusta dan borok parah." Jiang Yingli berkata datar, "Bagi anak-anak yang mengalami demam tinggi, efeknya juga luar biasa."

Pemilik toko menatap Jiang Yingli dengan penuh rasa ingin tahu, "Nyonya juga mengerti ilmu pengobatan?"

Jiang Yingli mengangguk dan menunjuk ke keranjangnya, "Tuan, bagaimana kamu akan menawarnya?"

Pemilik toko berpikir sejenak, lalu menunjukkan isyarat dengan tangannya, "Delapan sen perak per ekor, bagaimana menurutmu? Ini adalah harga tertinggi di pasaran. Kalau tidak percaya, silakan cari tahu reputasi toko kami, kami tidak akan menipu pelanggan."

Awalnya dia berniat menawar hanya lima sen perak, tapi melihat Jiang Yingli seperti orang dalam dunia pengobatan, dia tidak berani terlalu menekan harga.

Meski dibeli dengan harga delapan sen perak, setelah diproses, bisa dijual dua hingga tiga tael perak, tetap saja akan ada banyak orang yang berebut membelinya.

Balai obat ini memang memiliki reputasi yang cukup baik, Jiang Yingli juga sudah melakukan riset sebelumnya.

Dia tidak banyak menawar, bisa menjual dengan harga delapan sen perak sudah cukup memuaskan.

Setelah kesepakatan tercapai, pemilik toko tampak gembira. Dia memerintahkan asistennya untuk membawa ular ke dalam, dan mengembalikan keranjang kepada Jiang Yingli, bersamaan dengan uang sebanyak tiga tael dua sen perak.

"Nyonya, jika nanti punya ular seperti ini lagi, silakan langsung dijual ke saya! Harganya bisa dibicarakan!"

Menerima uang tersebut, senyum tulus pun muncul di wajah Jiang Yingli, "Tentu saja."

Tatapannya menyapu seisi balai obat, "Tuan, apakah kamu juga menerima bahan obat?"

Pemilik toko mengangguk, "Kami menerima. Tapi harus dalam kondisi utuh dan masih bisa digunakan, kalau sudah diproses dengan baik, harganya malah bisa lebih tinggi di tempat kami."

Dia terdiam sejenak, menatap Jiang Yingli sambil tersenyum, "Nyonya mengerti ilmu pengobatan, jika barang yang kamu bawa berkualitas baik, aku tidak akan menawarkan harga lebih rendah dari toko lain."

Itu semacam bentuk penghormatan juga kepada Jiang Yingli.

"Aku mengerti, terima kasih, tuan." Jiang Yingli berjalan dua langkah, lalu teringat sesuatu dan kembali menoleh, "Maaf, sebaiknya jangan panggil aku nyonya."

Dia sungguh tidak terbiasa.

Pemilik toko terkejut, lalu segera meminta maaf dan mengikuti keinginannya, "Baiklah, nona."

Dia melihat tubuh Jiang Yingli yang besar dan berisi, rambut disanggul tinggi, mengira wanita itu sudah menikah dan punya anak.

Lagi pula jarang ada gadis muda yang gemuk dan kokoh seperti ini!

Pemilik toko menggelengkan kepala dan bergumam dalam hati, 'Tidak tahu siapa yang membesarkannya seperti ini, nanti siapa yang mau menikahinya?!'

Jiang Yingli bukan tipe orang yang menelantarkan dirinya sendiri, setelah punya uang, hal pertama yang dia lakukan tentu saja adalah memperbaiki kehidupannya.

Dia pergi ke toko bahan makanan untuk membeli lima kilogram tepung dan beras, juga membeli minyak, garam, kecap dan cuka, mengingat ada dua orang sakit di rumah, dia juga membeli setengah kilogram daging dari penjual daging, lalu membungkusnya dengan daun teratai dan menyimpannya di bagian paling bawah keranjangnya.

Sekali jalan pulang pergi, dia sudah menghabiskan lebih dari seratus koin tembaga.

Jiang Yingli juga ingin membeli dua setel pakaian baru.

Pakaian bekas yang dipakai untuk membungkus ular sebelumnya sudah terlalu penuh tambalan, tidak layak pakai lagi, sekarang dia hanya punya satu setel pakaian cadangan.

Tapi pakaian jadi di toko kain sangat mahal, satu setel saja bisa lebih dari seratus koin tembaga, yang warnanya cerah dan ada bordiran harganya malah lebih mahal.

Jelas lebih hemat kalau membeli kain saja.

Memalukan juga sebenarnya, pemilik tubuh asli bisa menjahit baju, dan Jiang Yingli mewarisi ingatannya, tapi urusan teknis seperti ini, meskipun otaknya tahu caranya, tangannya tidak bisa melakukannya!

Saat uang dibutuhkan, barulah terasa tidak cukup. Jiang Yingli menggertakkan gigi dan akhirnya tetap membeli kain saja.

Dia masih harus hemat, tidak lama lagi musim dingin tiba, dia perlu membeli kapas untuk dijadikan selimut, kalau tidak, selimut tipis Keluarga Shen itu tidak akan mampu menahan hawa dingin.

Jiang Yingli tidak hanya membeli untuk dirinya sendiri, karena Shen Juanyi bersedia menampungnya, dia juga bukan orang yang tidak tahu berterima kasih, jadi dia membelikan untuk ibu dan anak itu.

Warna pakaian Shen Juanyi juga mulai pudar, musim dingin akan segera datang, dia tentu harus punya pakaian musim dingin.

Setelah semua barang dibeli, kali ini Jiang Yingli tidak ingin berjalan kaki lagi, dia mengeluarkan dua keping koin tembaga dan memilih naik kereta sapi untuk pulang.

Di atas kereta sapi, hampir semua penumpangnya berasal dari desa yang sama, melihat Jiang Yingli membawa banyak barang, mereka pun memandangnya penuh rasa penasaran.

"Wah, Jiang Yingli, baru menikah sudah belanja sebanyak ini, setelah menikah ke dalam Keluarga Shen, ternyata hidupmu lumayan juga, ya! Banyak sekali barangnya, pasti menghabiskan banyak uang, kan?" tanya seseorang yang iseng.

"Huh, itu karena Keluarga Shen baru saja berpisah rumah dan mendapatkan sedikit uang. Tunggu sampai habis, lihat saja nanti nasib mereka, seorang pria pincang dan wanita murahan, siapa tahu hidup mereka akan seperti apa nantinya?" Seorang wanita tiba-tiba angkat bicara dengan nada mengejek, "Yingli, keluarga kita tidak menerima wanita tidak tahu malu."

"Kalau kamu berani berbuat ulah lagi dan merusak reputasi keluarga, kakek dan nenekmu pasti akan mematahkan kakimu!"

Yang bicara adalah bibi ketiga Jiang Yingli, wanita ini memang terkenal dengan mulutnya tajam dan tidak pernah berkata baik, bahkan saat masih di rumah Keluarga Jiang, dia sering merendahkan dan memperbudak Jiang Yingli.

Desas-desus buruk tentang Jiang Yingli di luar juga sebagian besar berasal dari mulutnya.

"Adik ipar ketiga, jangan bicara seperti itu." Seorang wanita lain yang tampak anggun segera menegur Bibi Ketiga Jiang, lalu berpaling kepada Jiang Yingli dan berkata dengan nada tulus, "Yingli, kalau kamu benar-benar menyukai Shen Juanyi, hiduplah dengan baik mulai sekarang!"

"Adapun soal kakakmu, luka di kepalanya sudah jauh lebih baik, dia juga bilang tidak menyalahkanmu lagi!"

Wanita itu adalah istri paman tertua Jiang Yingli, sekaligus ibu kandung Jiang Qingyou.

Jiang Yingli meliriknya dengan tatapan samar, istri paman tertuanya ini tampak anggun dan lembut, suaranya juga selalu halus, ditambah punya anak laki-laki yang pintar dan pandai baca tulis, jadi cukup disegani di Keluarga Jiang.

Tapi kalau bicara soal kebaikannya terhadap Jiang Yingli, jelas tidak ada!

Lihat saja, seluruh isi kereta hanya penasaran dengan barang-barang yang Jiang Yingli beli, tapi wanita ini langsung menyebut insiden saat Jiang Yingli menggantikan kakak sepupunya dan menyebabkan luka di kepalanya, benar-benar berpura-pura baik.

Meski dahulu pemilik tubuh ini memang punya kelakuan buruk, tapi itu juga karena pengaruh Keluarga Jiang, mereka mengambil barang-barang yang diberikan oleh para pemuda yang menyukai Jiang Yingli, tapi di depan umum malah menyebut Jiang Yingli wanita murahan.

Bisa dikatakan bahwa reputasi buruk Jiang Yingli seperti sekarang ini tidak lepas dari andil Keluarga Jiang, hanya belum jelas dari cabang keluarga yang mana, atau jangan-jangan Jiang Qingyou sendiri yang menyebarkannya?

Jiang Yingli bertekad akan menyelidikinya perlahan.

Saat ini, dia mengangkat dagunya, tersenyum tipis, "Menyalahkan aku? Dapat keberanian dari mana Jiang Qingyou menyalahkan aku?"

Bibi Tertua Jiang tertegun.

Biasanya, Jiang Yingli selalu bersikap patuh dan penurut di hadapannya!

"Yingli, ka ... kamu bicara apa?" Wajahnya membeku.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel