Pustaka
Bahasa Indonesia

THE ISLAND : I'M IN LOVE

79.0K · Ongoing
Zemira Fortunatus
75
Bab
9.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Mira, Sera, dan Lia, ketiga gadis cantik yang baru saja lulus dari bangku kuliah dan telah diwisuda di sebuah universitas ternama di Jakarta. Ingin merayakan kelulusan mereka dengan bertualang di laut. Ketiganya telah menyewa sebuah kapal kecil untuk membawa mereka berkeliling perairan laut mengarungi samudera biru. Namun disaat ketiganya sedang asyik berlayar dan menikmati keindahan lautan di perairan Indonesia. Tiba-tiba saja cuaca yang tadinya cerah seketika menjadi gelap. Angin kencang mulai memainkan perannya. Gelombang laut pun mulai pasang. Sekoci kapal yang mereka sewa juga rusak. Yang membuat kapal mereka terombang-ambing di lautan luas. Setelah beberapa hari melayang-layang di atas lautan biru, ternyata ada kapal lain yang juga mengalami nasib yang sama dengan mereka. Di dalam kapal itu ada tiga orang pria bernama Edu, Hezki, dan Ronald. Kondisi kapal Lia, Mira, dan Sera telah bocor karena terkena batu karang yang keras. Membuat mereka harus pindah ke atas kapal yang ada tiga orang pria tadi. Beruntungnya, kehadiran ketiga gadis itu disambut baik oleh para pria tersebut. Akankah keenam orang itu dapat selamat dari amukan lautan bebas itu? Dapatkah mereka bertahan hidup selama berada di atas samudera yang luas? Mungkinkah mereka akan menemukan daratan? Ataukah kapal mereka akan tenggelam? Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014.

Cinta Pada Pandangan PertamaWanita CantikRomansaBillionaireSuspenseSweetDewasaBaper

BAB. 1 Tidak Diizinkan Berlayar Ke Laut

"Selamat kepada Mira Felisha Warow, Lia Stefany Atmaja, dan Serafina Florine Alvarendra, atas keberhasilannya sebagai wisudawati terbaik yang meraih predikat cumlaude pada hari ini."

Riuh tepuk tangan para peserta wisuda dan orang tua yang mendengar jika ketiga anak gadis mereka mendapatkan gelar sebagai wisudawati terbaik.

Hari ini adalah upacara peneguhan dan pelantikan bagi ketiga gadis cantik yang telah menempuh pendidikan di bangku kuliah. Wisuda hari ini merupakan penanda kelulusan bagi Lia, Sera, dan Mira yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas di Kota metropolitan Jakarta, Indonesia.

Para orang tua yang kebetulan juga saling bersahabat sangat senang karena ketiga gadis cantik, putri mereka berhasil lulus dengan nilai tertinggi dan mendapat penghargaan dari kampusnya.

Untuk itu para orang tua pun, sengaja berkolaborasi membuat pesta kejutan kepada putri-putri mereka.

"Anak Papa, memang the best!" seru Tuan Bagas Warow kepada putrinya Mira Felisha Warow. Nyonya Dwi Warow juga tidak luput mengucapkan selamat kepada putrinya, Mira atas keberhasilannya menjadi salah satu wisudawati terbaik di jurusannya, dan telah sah menjadi seorang sarjana kedokteran.

"Lia Stefany Atmaja, anak papa yang pintar! Selamat ya, Nak! Sekarang kamu telah menjadi sarjana kedokteran hewan." puji Tuan Herman Atmaja.

"Mama juga bangga kepadamu, Lia!" Nyonya Shania Atmaja juga turut senang dengan keberhasilan putrinya.

"Selamat untukmu, anakku Serafina Florine Atmaja. Telah menamatkan kuliah mu di jurusan tata busana. Papa sangat bahagia sekarang." ucap Tuan Theo Alvarendra kepada putrinya.

"Selamat ya, Sera! Mama juga bahagia. Akhirnya kamu sah menjadi seorang fashion designer!" Nyonya Nara Alvarendra ikut senang dengan pencapaian putrinya.

Saat ini semuanya sedang berada di sebuah restoran untuk merayakan pesta kelulusan bagi putri mereka.

Para orang tua dan putri-putri mereka sedang makan siang bersama. Menikmati menu spesial dan istimewa di tempat itu.

Para orang tua terlihat sedang berbisik-bisik satu sama lain. Lalu Tuan Herman Atmaja, ayahanda dari Lia angkat bicara mewakili semuanya,

"Jadi ... Karena kalian semua putri-putri kami telah lulus dengan nilai sempurna dan tepat waktu. Kalian juga telah membuktikan bahwa kalian mampu bersaing dengan sehat dalam menempuh pendidikan di bangku kuliah, maka kami para orang tua akan mewujudkan apapun permintaan kalian. Sebagai hadiah kelulusan untuk kalian bertiga." tuturnya menjelaskan.

"Apakah benar begitu ... Ma, Pa?" tanya Lia, Mira, dan Sera serentak.

"Iya dong, Sayang. Nggak mungkin kami para orang tua bohong kepada kalian," ucap Mama Dwi mewakili semuanya.

Bagaikan sedang mendapatkan durian runtuh. Ketiga gadis itu saling lihat-lihatan sambil tersenyum penuh misteri.

Mereka pun saling berbisik saat ini. Karena sebenarnya ketiganya telah memiliki rencana jitu untuk merayakan hari kelulusan mereka.

"Guys! Bagaimana, siapa yang mau ngomong diantara kita?" bisik Sera kepada kedua temannya.

"Lo saja deh, Lia. Kita percayakan semua kepada dirimu," seru Mira kepada sahabatnya.

Sera mengangguk pertanda setuju jika Lia yang angkat bicara kali ini.

"Eh ... baiklah Papa dan Mama. Saya, Mira, dan Sera telah merancang satu rencana untuk merayakan kelulusan kami." ujarnya mengawali pembicaraan.

Lalu Lia pun menceritakan keinginan mereka untuk berlayar di lautan dengan menggunakan kapal sewaan. Ketiga gadis itu ingin mengitari wilayah perairan Kepulauan Seribu.

Mereka ingin menikmati panorama beberapa pulau-pulau kecil di sana. Sekedar snorkeling, diving, dan eksplore serta camping untuk beberapa hari di sana.

Mendengar ucapan para putrinya yang diwakili oleh Lia membuat ayah mereka menjadi kaget bukan kepalang.

"Apa? Kalian ingin berlayar ke laut?" kaget mereka serentak.

"Iya, Papa." jawab ketiganya serentak.

"No! Jangan harap itu bisa terjadi!" ketus Papa Bagas kepada putrinya Mira.

"Papa juga tidak setuju, Lia. Keinginan kalian terlalu ekstrim!" Tuan Herman juga tidak menyetujui keinginan putrinya.

"Apalagi Papa. Tidak ada rencana untuk bermain-main di laut! Itu sangat berbahaya Sera!" Papa Theo juga ikut angkat bicara.

Ketiga gadis itu menjadi tidak suka dengan perkataan para ayah mereka.

"Ih ... apaan sih, Papa! Bukannya tadi Papa mengatakan akan mengikuti apapun permintaan kami?" Lia kembali angkat bicara mewakili teman-temannya.

"Ya ... apapun permintaan kalian akan kami ikuti, tapi tidak untuk berlayar ke laut! Itu sangat beresiko tinggi!" ketus Papa Herman, tetap teguh dengan pendiriannya.

"Tapi, Papa! Kami telah mempersiapkan diri dengan maksimal. Papa pasti tahu kan, jika aku, Lia, dan Sera telah memiliki serifikat renang. Bahkan kami juga memiliki sertifikat diving. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan sama sekali." Mira mencoba menjelaskan dan meyakinkan kepada sang ayah jika mereka memiliki keahlian yang memadai untuk mengarungi lautan luas itu.

"Kalian ini! Seperti tidak memiliki hobi lain saja!" sergah Papa Theo.

"Sekali tidak boleh, tetap tidak boleh!" Papa Bagas juga ikut angkat bicara.

"Kalian dengar semua? Keputusan Papa telah bulat. Tidak ada berlayar ke laut untuk kalian bertiga!" Kali ini Papa Herman yang kembali angkat bicara.

"Mama ...." lirih ketiganya serentak, memelas memohon agar sang ibunda mau menolong mereka kali ini.

"Papa, putri kita telah dewasa. Jadi tidak ada salahnya menuruti mereka kali ini. Toh ketiga nya juga telah mempersiapkan diri dengan baik," ucap Mama Dwi mulai membela sang anak.

"Iya, Papa. Lia sangat jago berenang juga menyelam. Jadi tdak ada yang perlu dikhawatirkan." Mama Shaina ikut membuka pikiran suaminya. Agar mengizinkan putrinya berlayar ke laut.

"Papa pasti tahu bagaimana bertanggung jawab nya Sera selama ini. Dia bahkan menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Apalagi hanya berlayar di laut Pa. Mereka juga izin seminggu saja, kok." tutur Mama Nara.

"Apa? Seminggu?" Para ayah kembali kaget dengan rencana putri-putri mereka.

"Kok nggak sekalian setahun saja?" sindir Papa Theo.

"Itu sangat lama. Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan kalian?" Mimik wajah khawatir ikut ditunjukkan oleh Papa Herman.

"Benar banget, bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kalian? Apakah ada jaminan yang dapat kalian berikan kepada kami para orang tua?" seru Papa Bagas sambil menatap ketiga gadis itu.

"Yaelah, Papa. Kami telah memantau laporan BMKG. Cuaca di perairan Kepulauan seribu sangat aman untuk berlayar ke laut." Mira semakin meyakinkan para ayah yang terlalu mengkhawatirkan mereka.

"Kalian itu perempuan! Hobinya kok kayak laki-laki. Jika kalian mau, Papa akan memberi modal untuk kalian shopping selama seminggu di mall manapun di Jakarta. Dari pada kalian meneruskan kegiatan membahayakan itu," ucap Papa Theo.

"Maaf, Papa. Aku, Lia, dan Mira, sama sekali tidak menyukai waktu ber-shopping ria. Apalagi untuk nongkrong di mall. Itu sesuatu hal yang sangat membosankan bagi kami." ucap Sera. Yang langsung dibalas anggukkan oleh kedua temannya.

"Pokoknya kami tetap tidak setuju! Ayo semuanya bubar barisan!" perintah Papa Herman.