
Ringkasan
Cindy, wanita dewasa berusia 25 tahun, tidak bisa menahan hasratnya saat melihat brondong tampan, yang tak lain brondong itu adalah anak dari kakaknya sendiri. Entah apa yang terjadi pada tubuh Cindy, setiap melihat wajah tampan Noval, pikiran Cindy terus tertuju pada urusan ranjang, hingga pada malam ulang tahun sang mama, Fina, yang diadakan di hotel besar di kota Bulan, Noval berakhir di ranjang Cindy. "Ahhh, ahhh. Tante, sempit... " Ahhh, tekan lebih dalam.. shhhttt, ahhh. Terus, lebih dalam...
Godaan Tante
"Berbahagialah kalian, sebelum penderitaan membanjiri hari-hari kalian. Aku akan membuat kebahagiaan yang kalian rasakan saat ini segera musnah." Gumam seseorang yang tengah menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan oleh Cindy dan Noval.
Cindy yang memang masih belum menyadari orang yang tengah menyaksikan kebahagiaan yang ia rasakan saat ini masih tetap bermesraan tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Noval mengajak Cindy beristirahat, karena esok akan ada acara yang bisa jadi menguras tenaganya.
Cindy menurut dan istirahat, bahkan sampai makan malam pun, Noval tidak mengizinkan Cindy turun, apalagi sekarang perut Cindy sudah terlihat semakin besar, itu membuat Noval dapat merasakan sulitnya jadi seorang ibu.
Noval merasa tidak tega saat melihat Cindy mulai merasa tidak nyaman dengan tidurnya karena terlalu lelah hanya bisa tidur terlentang.
"Sayang, kamu tersiksa gak dengan perut besar ini?" tanya Noval lembut seraya mengelus perut Cindy dengan pelan.
"Kenapa harus tersiksa. Ini tuh momen paling bahagia bagi seorang ibu." Jawab Cindy dengan wajah bahagianya dan menyandarkan kepalanya pada dada Noval, yang dengan cepat Noval langsung mengelus Cindy dengan lembut.
"Aku minta maaf ya, gara-gara aku, kamu harus merasakan ini," kata Noval sedih yang ternyata malah disambut dengan tawa kencang dari Cindy.
"Kamu apaan sih. Aku gak tersiksa, tapi bahagia." Ujar Cindy dengan mencubit pipi Noval membuat Noval ikut tersenyum. Noval pun mengajak Cindy untuk tidur, dan Noval menunggu Cindy tidur lebih dulu, baru setelah itu ia ikut menyusul tidur karena Noval ingin memastikan istrinya tidur dengan nyaman.
Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Cindy sudah didandani dengan begitu cantiknya, hingga membuat Noval begitu sangat terpesona akan kecantikan Cindy yang sejak dulu tidak pernah berubah.
Dengan penuh kebahagiaan, Noval membantu Cindy menuruni anak tangga, hingga membuat para tamu yang hadir langsung mengalihkan perhatian mereka pada pemilik pesta.
Mereka langsung terpesona melihat kecantikan dan juga ketampanan Noval. Semuanya terlihat sangat kagum, hanya beberapa orang saja yang terlihat mengepalkan tangannya saat melihat pancaran bahagia dari wajah Cindy dan Noval.
"Aku bersumpah, aku tidak akan membiarkan kamu bertahan lama merasakan kebahagiaan yang seharusnya menjadi kebahagiaan ku!" gumam Ira dalam hati dengan tangan terkepal.
Pesta pun mulai berlangsung dengan megah. Noval mengumumkan kalau Cindy adalah wanita satu-satunya yang akan menua bersamanya.
Di Tengah berlangsungnya pesta, Ira mendekati Cindy yang kebetulan Cindy sedang sendirian menikmati minumannya karena istirahat, terlebih Ira melihat Cindy tidak sedang bersama Noval, itu dijadikan kesempatan oleh Ira untuk mendekati Cindy.
"Hai. Senang kan sekarang kehidupan kamu sudah jadi bak putri," kata Ira sambil bersedekap dada
"Menjauh dariku karena aku tidak ingin merusak acara ini," kata Cindy dengan nada dinginnya karena Cindy tahu maksud Ira memancing emosinya itu agar dapat merusak pestanya. Jadi Cindy tidak mau pesta bahagianya hancur karena pancingan dari Ira.
"Kamu pikir, ini hari bahagia kamu? Oh sayang sekali, tadi Tante Yuli bilang, dia merasa terpaksa membuat acara ini megah karena kasihan pada Noval, bukan karena sayang sama kamu." Ujar Ira memanas manasi Cindy, membuat Cindy langsung berdiri dan ingin pergi, hingga Ira yang melihat Cindy akan meninggalkan dirinya itu dengan cepat mengambil tindakan karena ternyata Cindy tidak mudah di pancing.
Dengan cepat Ira langsung menyiram kepalanya dengan kue yang ada di piring Cindy tadi sebelum Cindy pergi, lalu berteriak mengumpat Cideng, hingga banyak orang yang mendekat ke arahnya, dan Cindy pun langsung menoleh pada Ira, dan betapa terkejutnya Cideng saat melihat Ira sudah kotor.
"Ira, apa yang terjadi dengan mu?" tanya sang mama dan Yuli secara bersamaan.
"Tante, aku kan tadi mau ngucapin selamat pada menantu Tante, tapi dia yang gak suka sama aku, dia langsung marah dan melakukan ini sama aku!" Ujar Ira yang membuat kedua mata Cindy melotot sempurna.
"Ira, jangan fitna kamu!" Bentak Cindy dengan penuh emosi karena Cindy memang tidak melakukan apa yang dituduhkan Ira tadi.
"Semua orang memang tidak akan percaya sama aku," kata Ira dengan wajah melasnya
"Tante percaya kok sama kamu." Kata Yuli yang membuat Ira langsung tersenyum samar.
"Harusnya kamu bilang samamami kalau kamu tidak suka dia mami undang." Kata Yuli yang membuat Cindy langsung mengepalkan tangannya kuat karena secara tidak langsung Yuli menunjukkan ketidak percayaan nya pada dirinya.
"Mami, kalau mami tidak suka sama aku, mami bisa berterus terang. Aku tidak keberatan mami menyuruh Noval untuk menceraikan aku," kata Cindy karena tidak mendapat pembelaan dari Yuli.
"Nak, bukannya aku tidak suka denganmu, hanya saja, aku tidak suka dengan caramu menunjukkan ketidak sukaan kamu pada Ira. Dia tamu kita," kata Yuli yang tidak ingin jadi pusat perhatian orang, terlebih Yuli memang tidak merasa benci pada Cindy.
"Dia tamu mami, bukan tamu aku. Lagi pula, aku melakukan semua ini hanya untuk melindungi anakku," kata Cindy seraya mengelus perutnya, seakan-akan Cindy siap untuk angkat kaki dari rumah itu meski tanpa Noval. Bahkan, Cindy juga siap jika Cindy harus mengubur perasaannya lagi yang sempat tumbuh beribu-ribu cinta, kalau memang ia tidak bisa di hargai di rumah suaminya, Cindy tidak masalah keluar dari rumah sang suami tanpa Noval.
"Jangan jadikan kehamilan kamu sebagai alasan untuk mencari pembelaan dari Tante Yuli. Tante Yuli tahu mana yang benar dan mana yang salah!" Kali ini, Ira membuka suara saat Cindy menunjukkan perut besarnya.
"Aku tidak sedang memanfaatkan kandunganku. Bahkan, kalau mami hari ini meminta aku untuk keluar dari rumah ini, akan aku lakukan!" Ujar Cindy tegas, hingga membuat suasana di rumah jadi mencengkam, dan perkataan Cindy kali ini tidak hanya membuat Suasana jadi tegang, tapi juga mengundang emosi dari Yuli dan juga Noval.
"Cindy, jangan kurang ajar kamu!" teriak Yuli hingga membuat Noval langsung bergerak untuk mendekati Cindy dan juga Yuli.
"Sayang, apa yang kamu katakan. Jangan berlebihan!" bisik Noval penuh penekanan, karena Noval melihat wajah sang mami sudah terlihat murka.
Cindy yang mendengar ucapan Noval langsung mendorong pelan tubuh Noval agar sedikit menyingkir dari tubuhnya.
"Kamu sayang kan sama aku, bisa gak kamu penuhi permintaan ku." Ujar Cindy yang membuat suasana semakin mencekam, bahkan terasa sangat menyesakkan dada semua orang yang ada di pesta itu, karena melihat perseteruan pemilik pesta.
"Tinggalkan aku! Kamu sayang kan sama mami kamu, penuhi apa yang menjadi keinginan dia, termasuk menjadikan dia sebagai bagian dari keluarga Yudas!" ujar Cindy sambil menunjuk Ira, yang seketika terasa ada petir mendadak, hingga membuat jantung semua yang ada di acara itu berhenti berdetak karena terkejut mendengar ucapan Cindy.
Noval yang mendengar ucapan Cindy serasa mati rasa, dan sulit untuk menanggapi setiap kata-kata yang keluar dari bibir Cindy.
Setelah cukup lama Noval terdiam, Noval menarik nafas dan menggenggam tangan Cindy dengan sangat erat.
"Mami, bukankah Mami Sudah berjanji tidak akan mengundang orang yang akan membuat ulah di pesta ini, lalu kenapa sekarang pesta ini jadi hancur hanya karena dia. Dan kamu, selama ini aku menganggap kamu sebagai sahabat baik, tapi kenapa kamu malah terus mengusik kebahagiaan rumah tanggaku!" Kata Noval dengan nada yang terdengar sangat pelan, namun dapat menembus jantung Yuli dan juga Ira.
Tanpa banyak bicara lagi, Noval langsung menggenggam tangan Cindy, dan membawa Cindy pergi. Tidak berselang lama Noval membawa Cindy pergi, banyak bodyguard yang datang dengan meminta membereskan kekacauan di pesta Noval dan Cindy. Setelah rumah cukup lama sepi, dan hanya tersisa Ira dengan sang mama beserta Yuli dan Fina, Noval kembali datang dengan membawa satu koper.
Yuli langsung berdiri saat melihat Noval membawa kopernya keluar dari kamarnya.
"Nak, kamu mau kemana? Ajak istrimu istirahat dan mami minta maaf." Kata Yuli cepat, karena entah kenapa Yuli merasa ada sesuatu yang berhasil membuat dirinya takut.
"Gimana mau istirahat, sementara istriku tidak dihargai disini. Mami, aku tanpa anak dan istriku, tidak bisa hidup, karena tidak ingin anakku bernasib sama denganku, yaitu kekurangan kasih sayang dari orang tua yang lengkap. Meski aku tidak kekurangan kasih sayang dari mama Fina, tapi aku masih memiliki hak untuk mendapatkan kebahagiaan dari orang tuaku yang sebenarnya, karena orang tuaku masih hidup." Ujar Noval tegas membuat Fina dan Yuli langsung berdiri dengan wajah terkejutnya.
"Noval, apa maksud kamu?" tanya Fina mewakili pertanyaan Yuli yang sulit untuk ia tanyakan.
"Kalau istriku memilih keluar dari rumah ini, aku juga akan keluar. Aku tidak takut hidup di jalanan, karena aku juga pernah merasakan yang namanya gelandangan…