Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Makan bareng

"Kenapa saya merasa bahagia ingin menikah lagi dengan Naila apa ada perasaan suka dengan Naila apa lagi dia tersenyum bikin saya tersenyum astagfirullah maaf kan hambamu ini ya Rabb" istigfar Raihan

"Kenapa sih Raihan melihat gw segitunya sih gw gak boleh suka sama dia ingat ini demi kakak lu nai" gumam Naila

Malam ini Naila tinggal dirumah orang tuanya karena orang tuanya tadi malam dia datang menjemput Naila di rumah calon suaminya karena besok malam Naila akan dilamar oleh Raihan di rumah orang tuanya

"Akhirnya aku senang deh tinggal bareng Abi dan umi lagi" dengan bahagianya Naila bisa berkumpul dengan keluarganya lagi

"Nai nanti kamu pakai hijab besok malam kamu harus berubah penampilannya nai jangan pakai pakaian ketat lagi kamu gak kasihan sama Abi kamu harus menanggung dosa kamu nai" nasihat umi dengan mengusap kepal Naila yang terbaring di pangkuan uminya sambil menonton tv

"Naila belum bisa umi karena akhlak aku belum bisa berubah umi" kata Naila

"Nai masalah akhlak nanti juga bisa kok berubah dengan perlahan-lahan Kao kita gak berubah dan menunggu hidayah kapan hidayah itu datang nai masa kita harus tunggu sih Kao misanya kita mati disaat hidayah itu belum datang gimana kita mau bawa bekal di akhirat nanti, yang penting kamu berubah dulu dengan pakaian sopan nanti juga perlahan-lahan kamu berubah nai" nasihat umi yang paling dirindukan oleh Naila dia rindu dengan suasana ini

Pagi hari Hanifah pergi ke rumah orang tuanya untuk memberikan baju Naila yah dia memang kakak terbaik dan perhatian dengan adiknya

"Assalamu'alaikum umi" ucap salam Hanifah kemudian mencium tangan uminya

"Wa'alaikumussalam" jawab salam uminya yang membukakan pintu rumahnya

"Hani ke sini mau kasih Naila baju" kata Hanifah

"Naila lagi dikamar nya han kamu ke atas aja yah oh ya umi titip pesan sama kamu tolong rubah tuh anak umi seperti kamu Han" nasihat umi lalu Hani mengangguk sambil tertawa lalu dia ke atas menemui adiknya itu

"Assalamu'alaikum" ucap salam Hanifah yang mengetuk pintu kamar dan dibukakan oleh adiknya

"Wa'alaikumussalam kakak sama siapa ke sini" tanya Naila yang sedang mengurus tugas kuliahnya

"Tadi kakak sendiri ke sininya, kamu lagi ngerjain tugas yah maaf ganggu yah" jawab Hanifah

"Enggak kok gak cuma lagu ngerjain tugas pak Raihan aja" kata Naila yang masih mengetik laptopnya

"Ciee lagi ngerjain tugas dari calon suaminya" goda Hanifah

"Apaan sih kak ini kan tugas seorang mahasiswi yang mengerjakan tugas dari dosennya" tegas Naila sembari mengetik laptopnya

"Mas Raihan kalo di kampus gimana nai" tanya Hanifah

"Dia kalo di kampus mukanya datar kak mana dingin lagi mukanya bicara aja sedikit doang" jawab Naila

"Dia memang begitu tapi Kalo udah kenal huuu perhatian banget tau terus cerewet dan suka manjain istrinya loh" kata Hanifah

"Tapi aku gak suka sama dia kak kaya es batu sikapnya pokoknya gak suka deh" ucap Naila yang sedang menjelekkan calon suaminya tiba-tiba calon suaminya datang yang berada di depan pintu kamarnya

"Terus kenapa kamu nerima kak Raihan" tanya lelaki itu yang baru datang Naila masih fokus dengan tugasnya

"Ya karena..." Belum saja menjawab dia melihat sudah ada calon suaminya di depan pintu kamarnya

"Loh kok bapak ada disini sih katanya Kakak ke sini sendiri" kata Naila

"Kakak juga gak tau loh nai tadi kakak ke sini sendiri kok" ucap Hanifah

"Saya ke sini mau menjemput istri saya" ujar Raihan menghampiri mereka berdua "oh" jawab Naila dengan singkat

"Oh yah nai ini kakak bawain baju buat kamu nanti pas malam dipake yah buat lamaran kamu" kata Hanifah sambil memberikan plastik yang didalamnya baju kepada Naila

"Makasih loh kak ngerepotin segala" ucap terima kasih Naila

"Gak ngerepotin kok ini hanya sebagai terima kasih kakak ke kamu" Hanifah tersenyum Naila pun ikut tersenyum

"Kamu lagi ngerjain tugas apa nai" tanya Raihan yang melihat tugasnya berserakan dimana-mana

"Masih aja gak nyadar orang lagi ngerjain tugas dia juga" gumam Naila

"Tugas bapak numpuk nih" jawab Naila

"Oh lain kali tugasnya jangan ditumpuk jadi kerepotan kan" nasihat Raihan dengan dingin

"Ini kan tugas dari bapak kemarin mana banyak lagi" sinis Naila

"Mas kira-kira dong ngasih tugas ke calon istri mas" omel Hanifah

"Omel aja kak kebiasaan kalo ngasih tugas tuh banyak biar tau rasa nanti aku anggurin dia kak" kata Naila

"Benar tuh kalo mas udha nikah Naila pasti mas dianggurin Sama Naila Karena sibuk ngurusin tugas dari mas" bela Hanifah

"Syukuri emang enak di omelin" ledek Naila dengan mengeluarkan lidahnya

"Ya maaf" permintaan maaf Raihan

"Udah deh pak mending pergi deh gw mau ngurusin tugas dulu" usir Naila

"Kamu gak boleh gitu nai gak baik ngusir calon suami" nasihat Hanifah

"Udah yah mending sekarang kakak sama bapak pergi deh aku lagu pusing nih ngerjain tugas kuliahku" kata Naila

"Yaudah kakak tunggu dibawah yah" pamit Hanifah kemudian meninggalkan kamar

Naila sedangkan Raihan masih berada dikamar Naila

"Maaf yah gara-gara saya kamu jadi banyak tuga" maaf Raihan dengan wajah sedihnya

"Hmm" Naila hanya berdehem dia tidka perduli dengan ucapan suaminya dia masih sibuk dengan tugasnya

"Ehmm... Mau saya bantuin gak" tawaran Raihan tidak ada sahutan dari Naila dia masih berkutik dengan laptopnya

"Nai" panggil Raihan

"Hmm" deheman Naila yang fokus dnegan laptopnya

"Nai aku bicara sama kamu loh ada yang bisa saya bantu gak" tanya Raihan yang melihat Naila menghadapn ke arahnya

"Saya minta kurangi tugas saya" jawab Naila dengan sinis

"Gak bisa gitu nai kamu kan mahasiswi saya" ujar Raihan

"Yaudah kalo gak bisa lebih baik bapak keluar jangan ganggu saya" usir Naila

"Tapi nai??" Kata Raihan

"Udah pergi sana ganggu aja deh" mencoba mendorong Raihan sampai keluar kamar lalu menutup pintu kamarnya dengan keras kemudian Raihan pun ke bawah untuk menemui istrinya

"Naila kenapa" Hanifah mendengar suara bantingan pintu dari kamar Naila

"Gak tadi aku mau bantuin Naila eh malah dia marah-marah" kata Raihan

"Dia kalo lagi banyak tugas emang gitu suka pusing dan gak mau pikirin yang lain" ucap umi yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga di ruang makan

"Naila udah makan belum umi" tanya Raihan

"Dia belum makan dari tadi tuh dia sibuk dengan tugasnya dari malam tuh" jawab uminya

"Belum makan!" Kaget Raihan mendengar perkataan uminya

"Kenapa mas kok khawatir gitu sih" tanya Hanifah

"Hmm... Gimana gak khawatir sih deh melihat adik iparnya belum makan loh" jawab

Raihan dnegan berbohong

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel