Utusan Dewi
Saat penglihatan semua orang sudah pulih, mereka menyadari bahwa tempat mereka berada sekarang bukanlah di kelas, melainkan di sebuah tempat asing yang bernuansa abad pertengahan.
Semua orang merasa kagum saat melihat ke sekeliling mereka.
"Dimana ini? Bukankah sebelumnya kita berada di kelas?"
"Tempat ini sangat bagus, seperti di dalam sebuah istana di abad pertengahan!"
Di balik rasa kagum itu, mereka semua sedang kebingungan sekaligus terkejut karena mendapati diri mereka sedang berada di dalam ruangan yang tidak mereka kenal.
"Mungkinkah semua ini sebuah hologram yang dipasang di kelas kita?"
"Sepertinya tidak, kendi ini terasa nyata saat kusentuh, dan di kelas kita tidak ada benda semacam ini!" Sahut salah satu murid yang sedang menyentuh sebuah kendi hias yang berukuran cukup besar.
"Permisi semuanya!" Suara yang halus dan lembut tiba-tiba terdengar, suara itu berasal dari depan semua orang.
Suara ucapan yang lembut itu menarik perhatian semua orang termasuk Arya dan Anton, kemudian mereka melihat seorang wanita cantik bak bidadari yang mengenakan pakaian serba putih dengan rambut panjang berwarna kuning.
Wanita itu memiliki kulit berwarna putih seperti susu yang terlihat sangat lembut apabila di sentuh.
Anton memasang ekspresi serius lalu maju satu langkah ke depan lalu bertanya dengan lantang dan bringas.
"Siapa kau?"
Wanita cantik itu tidak marah melihat sikap kasar dan tidak sopan Anton, sang wanita cantik membalas Anton dengan senyuman lembut yang indah. Setelah tersenyum, sang wanita cantik mulai bicara dengan nada yang lemah lembut.
"Pertama-tama, aku ingin meminta maaf kepada semuanya. Namaku Rani, gadis suci yang melayani Dewi kasih sayang Ani! Aku memanggil pahlawan sekalian kedunia ini atas Wahyu dari Dewi Ani, dan..."
Sebelum gadis suci itu menyelesaikan kata-katanya, Anton langsung memotong pembicaraannya.
"Tunggu sebentar! Apakah kau barusan menyebutkan pahlawan?"
"Iya?!" Jawab sang gadis suci sambil memasang ekspresi kebingungan yang terlihat manis dan imut.
"Apa maksudmu itu kami?" Tanya Anton sambil merentangkan kedua tangannya ke samping.
"Tentu saja!" Gadis suci itu tersenyum lembut kepada Anton.
"Jangan bilang kau nanti ingin kami bertarung dan mengalahkan raja iblis!" Ucap Anton dengan serius.
"Benar sekali!"
Sudut bibir Anton langsung tertarik, dia tersenyum seperti orang licik. Kemudian dia melangkah maju ke depan sambil merentangkan kedua tangannya dan berkata.
"Kami hanyalah seorang murid biasa, bagaimana kami bisa bertarung dan mengalahkan raja iblis?"
"Kalau soal itu tenang saja, kalian orang-orang dunia lain memiliki berkah khusus yang bisa digunakan untuk bertarung, mungkin sebaiknya aku menyebutnya sebagai skill agar bisa dipahami dengan lebih mudah!"
Setelah mendengar penjelasan singkat sang Gadis suci, Anton tidak bisa berhenti tersenyum. Dia menjadi yang paling bersemangat di antara teman-teman sekelasnya.
"Hey Anton, sepertinya kau tahu banyak soal ini! Apa kau mungkin seorang otaku yang sering nonton Anime Isekai?" Tanya temannya Anton.
"Hey bajingan! Jangan berpura-pura tidak tahu, bukankah kau menontonnya bersama dengan ku waktu itu?"
"Kau benar juga, aku lupa!"
Anton kembali menoleh ke arah sang gadis suci kemudian lanjut bertanya.
"Hey gadis suci, bagaimana cara kami bisa tahu kemampuan apa yang kami punya?"
Sebelum sang gadis suci menjawab pertanyaan Anton, Arya datang menyela percakapan.
"Tunggu dulu, kenapa jadi kalian berdua yang memutuskan ini? Aku tidak tertarik dengan permainan Isekai kalian, jadi bisakah kau mengembalikan ku kembali ke bumi gadis suci?" Ucap Arya dengan ekspresi serius.
"A... Aku juga!" Ucap Tiara yang satu pendapat dengan Arya.
Sang gadis suci tidak langsung menjawab, dia tersenyum ramah selama beberapa detik, setelah itu barulah dia membuka mulutnya dan berkata.
"Sebelum itu, aku akan menjawab pertanyaan tuan muda Anton terlebih dahulu, siapa tahu nanti setelah mengetahui skill apa yang kalian dapatkan, kalian bisa berubah pikiran!...
... Apakah kalian melihat bola kaca di depan kalian itu? Itu namanya kristal sihir, saat kalian menyentuhnya, maka akan muncul sebuah jendela status, dan skill beserta status tubuh kalian akan tertulis jelas pada jendela status itu!..."
Perhatian semua orang langsung tertuju kepada bola sihir yang berada di atas sebuah altar kecil yang ada di depan semua orang, kemudian teman-teman sekelasnya Arya mulai berbisik kecil satu sama lain, mereka merasa tidak sabar untuk mengetahui skill apa yang akan mereka dapatkan.
"Kalau begitu sekarang, siapa yang ingin mencoba duluan?" Tanya sang gadis suci.
"Biar aku yang pertama!" Anton melangkah maju dengan percaya diri.
Dia berdiri di balik altar kecil sambil menatap kristal sihir yang ada di atasnya.
"Sekarang tuan muda Anton cukup menaruh tangannya ke atas bola/kristal sihir itu lalu ucapkan kata Status!" Jelas sang gadis suci.
Anton yang mendengarkan penjelasan sang gadis suci langsung mengulurkan tangan kanannya ke depan, kemudian ia menaruhnya di atas bola kristal, saat tangan Anton menyentuh bola kristal, bola kristal itu tiba-tiba bersinar selama beberapa detik.
swooshh...
3 detik kemudian, muncul sebuah panel/jendela status yang melayang di hadapan Anton, sang gadis suci langsung mendekat dan memeriksa jendela status milik Anton.
"Selamat tuan muda Anton, anda mendapatkan skill Swordmaster Rank A+!" Ucap sang gadis suci lalu tersenyum lembut kepada Anton.
"Hanya Rank A+? Tch... Membosankan, seharusnya aku minimal mendapatkan Rank S atau Rank SS+!" Ucap Anton yang merasa sedikit kecewa.
Setelah membangkitkan jendela statusnya, Anton langsung turun dari Altar dan kembali ke tempatnya. Kemudian dia berbalik dan menatap ke arah Arya dengan tatapan mengejek.
"Hmph! Aku penasaran skill apa yang akan kau dapatkan!" Ucap Anton lalu tersenyum kepada Arya dengan niat mengejek.
Arya menatap Anton dengan tatapan datar tanpa emosi, dia mengacuhkan semua perkataan Anton begitu saja karena terlalu malas untuk meladeninya.
"Selanjutnya!" Ucap sang gadis suci dengan nada suara yang lembut dan enak di dengar.
Satu persatu para murid menaiki Altar kecil di depan mereka untuk mengetahui jenis skill masing-masing.
Setelah beberapa murid maju dan melihat skill masing-masing, sekarang giliran sang ketua kelas tampan yang sangat populer baik dikalangan murid laki-laki maupun murid perempuan, namanya Ren Gama.
"Biar ku tebak, dia pasti akan menjadi pahlawan!" Gumam Arya dalam hati.
Ren menyentuh bola kristal di hadapannya, kemudian bola kristal itu bersinar sangat terang, sinar cahayanya lebih terang daripada sebelum-sebelumnya.
Kemudian jendela statusnya muncul, isi jendela statusnya benar-benar berbeda dengan yang lainnya. Hanya dia saja yang langsung mendapatkan job Pahlawan yang tertera pada jendela status yang baru saja ia bangkitkan.
"Ah! Pahlawan! Selamat tuan muda Ren! Anda mendapatkan pekerjaan sebagai Pahlawan yang sebenarnya! Kami akan bergantung pada anda Pahlawan Ren!" Ucap sang Gadis suci dengan sopan.
"Benar saja! Plot cerita yang pasaran, meskipun aku bukan seorang Otaku, aku tahu beberapa hal yang pasaran tentang cerita-cerita Isekai seperti ini!" Gumam Arya dalam hati.
Setelah Ren turun dari Altar, gadis suci itu lanjut memanggil peserta lainnya yang belum naik.
"Selanjutnya!"
Para murid yang belum naik satu persatu mulai naik dan membangkitkan jendela status mereka, beberapa menit kemudian...
Kini giliran Arya yang maju, dengan ekspresi datar dan dingin, Arya melangkah maju menaiki Altar kecil yang ada di depannya. Dia berdiri di hadapan sang gadis suci lalu berkata.
"Aku tidak tertarik dengan semua ini, jadi bisakah kau mengembalikan ku saja ke bumi?"
"Tolong setidaknya coba saja dulu tuan muda Arya, siapa tahu anda akan mendapatkan skill Rank tinggi!" Jawab sang gadis suci lalu tersenyum ramah.
"Baiklah, tapi tak peduli apa yang akan kudapatkan, semuanya takkan ada yang berubah!" Ucap Arya lalu berbalik menghadap Altar.
Tangan kanan Arya langsung menyentuh bola kristal dan bola kristal itupun langsung bersinar, tak ada yang istimewa dari kristal sihir yang bersinar itu.
Kemudian jendela status milik Arya muncul, jendela statusnya sama seperti yang lainnya, di dalamnya tertulis beberapa keterangan mengenai status fisik mereka.
"Kekuatan 7, kelincahan 6, ketahanan 6, mana 1, untuk skillnya... Skill apa ini? Adaptasi?... Dan apa rank skill ku?" Arya merasa kebingungan karena skill milik orang lain memiliki tingkat yang disebut Rank, sedangkan miliknya tidak ada.
"Tuan muda Arya, bisakah aku melihat skill apa yang anda miliki?" Tanya sang gadis suci.
"Skill Adaptasi!" Jawab Arya dengan singkat.
"Hoohh... Menarik, baru kali ini aku mendengar skill seperti ini, lalu skill ini Rank apa?"
"Tidak ada!"
"Hmm.... Begitu rupanya, apa?!" Sang gadis suci merasa sedikit terkejut mendengarnya. Untuk memastikannya lagi, dia kembali bertanya.
"Apa maksud anda tuan Arya?"
"Seperti kataku, disini hanya tertulis skill Adaptasi, dan lagi ini skill Pasif (slalu aktif)!"
"Hmm... Tidak ada kesalahan apapun dengan jendela statusnya, kalau begitu hanya ada satu kemungkinan, tuan muda sama sekali tidak memiliki potensi sehingga jendela statusnya menunjukkan apa yang dimiliki oleh orang biasa! Tapi tuan muda Arya tidak perlu kecewa, status rata-rata pria dewasa biasa itu 5, sedangkan milik tuan muda Arya itu 6!"
Semua orang yang mendengarnya langsung berbisik membicarakan Arya dari belakang, Anton yang mendengar hal itu langsung tersenyum lebar. Dia memiliki niat jahat kepada Arya setelah mengetahui bahwa Arya tak lebih dari orang biasa yang memiliki 1 poin status lebih tinggi.
"Kau tidak perlu menghibur ku!" Ucap Arya lalu turun kembali ke tempatnya sebelumnya.
"Arya..." Panggil Tiara dengan suara gemetar khawatir.
"Aku baik-baik saja, sebaiknya kau khawatirkan dirimu sendiri!" Jawab Arya sambil mengerutkan keningnya.
Arya bisa merasakan tatapan dan niat jahat dari para murid lain terutama Anton dan kacung kacungnya.
"Yo Arya! Sungguh sangat di sayangkan kau menjadi sampah tidak berguna sekarang!" Ucap Anton sambil mendekati Arya dengan niat buruk bersama dengan kawan-kawannya.
Tanpa basa-basi lagi, Anton langsung melayangkan sebuah pukulan ke arah Arya. Namun tak Anton sangka, Arya bisa menghindarinya dan membalas memukul Anton hingga tumbang.
Buakkk!!
"Hey, kau memang mendapatkan skill Rank tinggi, tapi sekarang status ku masih satu tingkat lebih tinggi darimu!" Ucap Arya dengan tatapan yang tajam dan menyala.
"Tolong jangan berkelahi di sini, ini adalah tempat suci!" Ucap sang gadis suci dengan nada lembut.
Mendengar ucapan gadis suci itu, Anton langsung mengurungkan niatnya untuk membalas Arya.
"Tch! Untuk sekarang kau selamat, tapi tidak dengan lain kali!"
Arya dan kelompoknya pergi menjauh dari tempat Arya dan Tiara.
"Baiklah, sekarang kita lanjutkan membangkitkan jendela statusnya!"
Beberapa saat kemudian, giliran Tiara sebagai orang terakhir yang akan membangkitkan jendela statusnya. Tiara naik ke atas Altar dengan gugup, kemudian tangannya menyentuh kristal sihir yang ada di depannya.
Kristal sihir itupun bersinar dan jendela status milik Tiara muncul, rata-rata poin status Tiara adalah 4, dia memiliki poin status paling rendah di antara yang lainnya yang memiliki poin status rata-rata 5.
Dan untuk skillnya, dia mendapatkan skill terendah setelah Arya yang tidak memiliki Rank pada skillnya.
"Skill Melahap Rank E ya... Hmm... Untuk sekarang kau bisa turun dan kembali dulu!" Ucap sang gadis suci.
Tiara turun sesuai dengan arahan dari gadis suci, semua tatapan langsung tertuju ke arah Arya dan Tiara. Mulut mereka mulai bersuara menyuarakan ejekan kepada mereka berdua.
"Kalian memang pasangan yang serasi, yang satunya si sampah yang tidak memiliki Rank, dan satunya memiliki Rank sampah!"
"Ahahaha..." Semua orang tertawa mengejek Arya dan Tiara, kecuali beberapa orang yang bisa di hitung dengan satu tangan, dan salah satunya adalah sang ketua kelas Ren.
Ren menatap kasihan kepada Arya dan Tiara, begitu pula dengan beberapa murid yang tidak menertawakannya.
"Baiklah semuanya, kuharap kalian semua puas dengan jendela status yang kalian dapatkan! Dan sekarang, untuk menjawab pertanyaan Arya sebelumnya, aku sudah mendapatkan Wahyu dari Dewi Ani yang agung!...
.... Pertama-tama, aku ingin meminta maaf kepada kalian berdua Arya dan Ani! Sebelum Raja iblis di kalahkan, tidak ada cara untuk mengembalikan kalian ke bumi, akan tetapi aku bisa menempatkan kalian ke tempat yang cocok untuk orang seperti kalian!" Ucap sang gadis suci sambil tersenyum.
Arya merasakan firasat yang tidak enak, alisnya mengkerut ke tengah.
"Dia tidak menggunakan bahasa yang formal kepada kami berdua, ada yang aneh di sini!"
Hanya Arya saja yang merasa curiga, sedangkan Tiara sama sekali tidak merasa curiga kepada sang gadis suci.
"Aku merasa penasaran dengan tempat itu, kuharap itu benar-benar tempat yang cocok untuk ku!" Jawab Arya.
"Tenang saja!" Sang gadis suci mengulurkan tangan kanannya ke depan, dia mengaktifkan sihir teleportasi kepada Arya dan Tiara. Lingkaran sihir muncul di bawah kaki Arya dan Tiara.
"Tempat itu benar-benar cocok untuk orang seperti kalian berdua!" Ucap sang gadis suci sambil tersenyum, senyumnya kali ini bermaksud untuk menghina dan merendahkan Arya.
Setelah melihat ekspresi sang gadis suci, Arya benar-benar mengerti sekarang.
"Sial, jadi memang begitu ya!" Ucap Arya dengan pasrah, kemudian dia mengusap rambutnya kebelakang dan memberikan salam perpisahan kepada sang gadis suci berupa salam jari tengah.
"Kau yang memulai semua ini, jangan sampai kau menyesalinya, tunggu aku kembali akan ku buat kau hidup menderita!" Ucap Arya dengan bringas.
Arya dan Tiara menghilang seperti tertelan oleh lingkaran sihir teleportasi yang bergerak ke atas, sang gadis suci mengirim mereka ke tempat yang berbeda.
Swooshhh....
