Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Berdansa Denganku, Kamu Masih Tidak Pantas

Theresa sedang menikmati alunan musik dan sedang mencoba kue mousse coklat yang dibuat oleh koki Prancis dari hotel bintang 7.

Tiba-tiba, tubuh seorang pria yang tegap pun muncul di depan pandangannya.

"Nona yang satu ini, bolehkah aku mengajak kamu berdansa?"

Dia mengangkat kepalanya, kemudian melihat ke arah wajah pria yang mengulurkan tangan, sewaktu dia melihat wajah Raymond yang gagah muncul di hadapannya, nafsu makannya juga menghilang dalam seketika.

Keempat mata saling memandang.

Jantung Raymond juga berdetak kencang, ini adalah pertama kalinya dia mengamati wajah Theresa dengan serius dari jarak dekat, dia menyadari kelima indera di wajahnya sangat sempurna, kulitnya yang putih dan mulus pun sangat mengagumkan.

Ternyata mantan istrinya mempunyai wajah yang sangat cantik.

Terutama sepasang matanya, matanya bersinar dengan terang seperti bintang, sangat jelas dan tajam, di dalam pandangannya juga ada sedikit keras.

Raymond terlena di dalam pandangannya.

Sepasang mat aini memberinya sebuah perasaan yang familiar.

Sewaktu dia sedang bengong, dia pun melihat Theresa tiba-tiba tertawa dengan menyindir, matanya penuh dengan pandangan dingin dan tidak peduli, "Maaf, Tuan Raymond, kamu masih tidak pantas untuk berdansa denganku."

Tamu lain yang sedang berjalan di samping mereka pun dibuat terkejut oleh jawaban Theresa!

Tidakkah wanita ini terlalu sombong?!

Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa Presdir Raymond yang merupakan pebisnis pertama di Kota F... tidak pantas berdansa dengannya?

Seketika raut wajah Raymond pun berubah dingin, perasaan familiar tadi yang dirasakannya seketika pun menghilang sewaktu mendengar jawaban Theresa yang penuh sindiran ini.

Tangannya masih tetap terulur ke luar seperti sikap seorang gentleman, dengan senyuman kaku menjawab, "Hanya sebuah dansa saja, jangan-jangan nona Theresa takut berdansa denganku?"

Tatapan Theresa juga langsung berubah dingin, apakah pria ini masih bermaksud memaksanya?

Mengapa pria ini bisa begitu tidak tahu malu! Apakah dia tidak mengerti ucapanku?

Mata kedua orang ini saling bertatapan lagi, dari pandangan kedua orang ini bisa terasa api amarah.

Sewaktu api amarah dari pandangan kedua orang ini semakin membara, Havel pun berdiri sambil tersenyum.

"Theresa adalah pasanganku pada malam ini, untuk apa Presdir Raymond berusaha merebutnya dari sisiku."

Dia mendorong tangan Raymond kembali ke sisi tubuhnya, pandangannya mengarah ke samping, "Lebih baik Presdir Raymond mengajak pasanganmu untuk berdansa, jangan sampai membuat pasangan wanitamu cemburu."

Raymond masih tetap berdiri dan tidak bergerak.

Theresa ada sedikit kesal, dia berbisik-bisik di telinga Havel, kemudian berjalan meninggalkan ruangan acara dan berjalan-jalan di taman hotel untuk menenangkan perasaannya.

Awalnya Raymond ingin mengejarnya, tetapi dia malah ditarik oleh Havel untuk menyapa beberapa Presdir perusahaan lain, jadi dia tidak bisa mengikuti Theresa.

...

Walaupun Caroline dan Gabrielle yang berada di meja samping tidak bisa mendengar jelas percakapan mereka, tetapi mereka berdua sudah melihat jelas tatapan kedua orang yang "penuh perasaan" tadi.

Gabrielle dengan penuh kebencian menatap Theresa berjalan keluar, "Wanita murahan! Sudah bercerai tetapi masih berani mempermainkan perasaan kakakku!"

Sebaliknya mata Caroline sudah mulai memerah.

"Theresa dia... mungkin dia benar-benar menyukai Ray, kalau selama 3 tahun ini Ray sudah mulai memiliki perasaan kepada Theresa, aku... aku bersedia untuk mundur dan menyelamati mereka."

Sewaktu mengatakannya, suaranya juga sudah seperti akan menangis.

Saat Gabrielle mendengar bahwa Caroline akan meninggalkan kakaknya, seketika dia pun merasa panik.

"Jangan Kak Caroline! Untuk apa kamu mundur! Aku hanya mengakuimu sebagai kakak iparku, wanita murahan itu! Aku benar-benar sangat membencinya! Asalkan masih ada aku, dia pun jangan berharap bisa memasuki pintu Keluarga Basiroen!"

Caroline masih tidak berhenti menangis, sebaliknya dia semakin sedih, ekspresinya yang sangat kasihan itu membuat orang lain ikut sedih.

"Gabrielle, tetapi aku... aku masih bisa melakukan apa..."

Gabrielle dengan penuh emosi meliriknya sekali, kemudian melihat ke arah taman dimana Theresa berada, lalu dia berpikir sejenak, tiba-tiba dia mempunyai sebuah cara.

"Kak Caroline, masalah ini serahkan padaku saja, aku pasti akan membuat nama baik wanita murahan itu hancur berkeping-keping, dia tidak akan mungkin merebut kakakku darimu lagi!"

"Gabrielle, apa yang ingin kamu lakukan?"

Gabrielle mendekat dengannya dan berbisik di telinganya.

Pandangan Caroline sangat polos, "Cara ini... bisa bergunakah?"

"Kamu duduk diam dan menunggu saja!"

Setelah mengatakannya, wajah Gabrielle pun mengeluarkan sebuah senyuman yang jahat, kemudian dia berdiri dan berjalan ke arah taman.

Setelah dia berjalan keluar ke taman, ekspresi kasihan di wajah Caroline pun menghilang, lalu ekspresi bangga yang memenuhi wajahnya.

Gabrielle wanita bodoh ini memang sangat mudah untuk dimanfaatkan, hanya 2 kalimat saja dia sudah masuk ke dalam jebakannya.

Dia berharap Gabrielle tidak akan mengecewakannya!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel