Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Bermesra

Jangan lupa tekan tombol love sebelum membaca. Terima kasih.

--------------

Bagaimanapun, Vina sudah berusaha keras untuk memuaskan hasrat seksual suaminya. Apa pun yang Arya inginkan selalu dituruti dan dijalankan Vina. Kalau sedang bernafsu, Arya bisa menyetubuhi Vina berkali-kali dalam sehari semalam. Sebenarnya Vina tidak memiliki hasrat sebesar hasrat Arya, tetapi dia tetap menuruti kemauan Arya agar suaminya terpuaskan. Kadang Vina terlalu lelah meladeni kemauan suaminya, tetapi tetap dijalaninya tanpa sedikit pun mengeluh. Bagi Vina, kepuasan suaminya adalah segalanya. Dia tidak pernah keberatan untuk melakukan apa pun asal suaminya bisa terpuaskan. Bahkan, di luar itu, Vina juga mengizinkan suaminya untuk mendapatkan kepuasan dari perempuan lain.

Hari ini dia merasa Arya sedang berhasrat. Entah bagaimana, tetapi Vina bisa merasakan jika Arya sedang berhasrat. Vina selalu bisa menggunakan nalurinya menghadapi Arya. Seringkali, Vina yang langsung memulai tanpa diminta karena dia yakin dengan nalurinya jika Arya sedang berhasrat. Vina tak pernah salah menebak kemauan suaminya.

"Kak, malam ini aku oral saja ya, Kak? Menstruasiku sih sudah tinggal sisa-sisanya, tapi belum bisa dipake."

Arya agak kaget Vina ngomong begitu. Dia merasa seolah-olah Vina bisa menebak kalau sepanjang acara makan tadi pikirannya sangat berhasrat dan berfantasi tentang Vera. Semua tentang Vera sudah menggodanya seharian ini.

Arya mengisap rokoknya, "Gimana enaknya ajalah." 

Mereka berdua sedang duduk santai di teras belakang sambil ngopi, kebiasaan setiap habis makan malam kalau tidak ada acara lain. Biasanya mereka saling bercerita pengalaman yang masing-masing mereka lalui hari itu. Hidup berdua tanpa kehadiran anak membuat mereka harus lebih saling mengisi di waktu-waktu luang mereka berdua. Meskipun mereka sudah menginginkan keturunan, tetapi keadaan itu tak membuat mereka terganggu. Mereka pasrah menunggu sampai mereka dikaruniai keturunan.

"Eh, gimana proyek perumahanmu? Sudah kelar?" Vina menanyakan proyek perumahan yang sedang digarap studionya yang sudah berjalan dua bulanan ini.

"Kemajuannya lumayan. Anak-anak ngerjakan pekerjaannya dengan baik. Kemungkinan besar bisa selesai tepat waktu. Kalau sudah selesai, tinggal bikin video untuk paparannya nanti. Aku sih sudah minta Tomo carikan anak buahnya di bagian multimedia untuk bantu bikin videonya." Arya tampak antusias menjelaskan kemajuan pekerjaan proyeknya. Selalu begitu jika itu menyangkut masalah pekerjaan. Bekerja sesuai dengan cita-cita dan keinginannya sejak kecil membuatnya sangat menikmatinya.

"Pekerjaan kantor gimana?" tanya Vina lagi.

"Proyek yang terakhir sudah selesai. Masih belum ada proyek baru makanya aku agak santai." Arya kembali mengisap rokoknya setelah menyeruput kopi hitam buatan Vina. Kopi hitam yang manis, sesuai dengan kesukaannya.

"Kamu gak merokok?" tanya Arya." Vina antara mau merokok dan tidak. Ada rasa ingin merokok, tetapi tidak terlalu kepingin. Vina kadang-kadang suka ikut merokok juga dengannya. Dia memang bukan perokok, tetapi sekali-sekali suka juga merokok sedikit. Biasanya Vina merokok kalau dia lagi tinggi nafsunya. Diambilnya sebatang rokok Arya lalu membakarnya. Diisapnya dalam-dalam rokoknya dan membuat pikirannya agak melayang. Merokok bisa membuat Vina tambah bernafsu jika nafsunya sedang tinggi. Di ujung masa menstruasi seperti ini, nafsu Vina seperti biasanya mulai muncul. Vina memejamkan matanya sambil bersandar santai di kursi teras belakang. Pengaruh kopi hitam dan rokok membuat darah Vina berdesir lancar. Detak jantungnya bertambah cepat. Nafsunya perlahan bangkit. Sayang sekali, menstruasinya masih belum kelar. Itu membuatnya tak bisa berhubungan intim dengan Arya. 

Mereka berdua saling diam. Embusan angin malam yang belum terlalu malam terasa cukup enak menerpa tubuh. Arya masih membayangkan tubuh seksi Vera. Terasa ada yang menggoda yang lebih kuat dari biasanya. Bulu-bulu halus di tangan Vera dan kumis halusnya tampak jelas di kulit putihnya. Itu jadi daya tarik sensual bagi Arya. Selama ini Arya sering tertarik dengan perempuan lain, tetapi kali ini rasanya berbeda. Ada daya tarik sensual yang kuat yang seolah terpancar pada diri Vera.

Arya mematikan rokoknya lalu bangkit dari duduknya dan mendekati Vina. Sambil menunduk dia kecup bibir Vina. "Kita pindah ke kamar, yuk!"

Vina yang sedang melayang dalam pikirannya sendiri agak kaget dan sontak membuka matanya. Diisapnya rokoknya sekali lagi lalu mematikannya di asbak yang berada di sampingnya.

"Ayo! Tapi gendong aku, ya!" kata Vina manja. Arya tersenyum mesra pada istrinya lalu membopong istrinya masuk ke kamar mereka. Setelah meletakkan Vina di kasur, Arya pamit sebentar untuk menutup pintu belakang yang tadi dibiarkan terbuka lalu menguncinya. Pintu kamarnya dibiarkan terbuka.

Ketika Arya masuk ke kamar, Vina melepas kaos panjangnya lalu meletakkannya di kursi dekat tempat tidur. Vina memakai kaos berupa t-shirt yang panjangnya sampai ke paha jadi sekali diloloskan dari tubuhnya langsung tampak keindahan tubuhnya yang seksi dan putih mulus. Dada montoknya yang kencang menggantung menantang. Vina sejak tadi tidak memakai BH jadi hanya celana dalamnya yang tersisa. Vina membiarkan celana dalamnya tetap terpasang karena masih menggunakan pembalut. Meski menstruasinya tinggal hanya sisa-sisa, tetapi Vina risih kalau masih ada darah menstruasi yang keluar menetes.

Diloloskannya t-shirt Arya lalu juga sekalian celana pendek serta celana dalamnya ikut dipelorotkan. Arya berdiri menghadap Vina yang duduk di pinggir tempat tidur. Dengan sigap, Vina menggenggam milik Arya  dengan tangan kanannya lalu mengelus-elusnya dengan lembut. Benda itu semakin menegang karena kocokan lembut tangan Vina. Arya memejamkan mata menikmati rangsangan tangan Vina yang sudah lihai melakukannya. 

Pikiran Arya mulai nakal berfantasi. Membayangkan Vera yang sedang melayaninya. Fantasi itu membuatnya semakin terangsang. Ada sensasi tersendiri dengan membayangkan Vera yang melakukannya meski Vina tak kalah cantik dan seksinya.

Vina mulai memainkan lidahnya di milik Arya, menjilatinya mulai dari skrotum dan perlahan menuju bagian kepala. Setelah melakukannya berulang-ulang, kini benda itu dimasukkannya ke dalam mulutnya. Vina memainkan lidahnya di permukaan benda itu yang dimaju-mundurkan di dalam mulutnya. Benda itu semakin menegang dan Arya pun semakin hanyut dalam permainan Vina.

Tangan Arya pun tergoda untuk ikut bermain. Kedua tangannya yang semula diletakkan di pundak Vina, perlahan merayap turun ke dada montok Vina. Kedua belah payudara montok ukuran 36B itu diremas-remas dengan lembut. Tubuh Vina menggelinjang menikmati sensasi rangsangan Arya di dadanya. Jemari Arya meremas dan memainkan puncak payudara Vina yang membuat Vina terangsang hebat. Vina memiliki payudara yang sangat sensitif dan rangsangan di sana bisa membuatnya sampai orgasme.

Rangsangan di payudaranya membuat Vina makin menggila mengoral milik Arya. Itu membuat nafsu Arya semakin memuncak. Vina merasakan cairan pelumas mulai mengalir keluar dari lubang penis Arya bercampur dengan ludahnya. Dicabutnya benda itu dari mulutnya lalu dilanjutkan dengan mengocoknya. Kocokan Vina terasa lebih nikmat bagi Arya dengan adanya pelumas yang bercampur ludah Vina.   

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel