Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4. Oedipus Complex

Brendo menaiki tangga menuju ruang atas di ikuti oleh Alexis. Tidak berapa lama setelah itu pintu kamar diketuk dari luar, Brendo membuka pintu, seorang petugas mengantarkan bill kamar. Alexis mengeluarkan beberapa lembaran uang ratusan ribu rupiah dan menyerahkannya pada petugas hotel, pintu pun di tutup oleh Alexis.

"Brendo .. kita kesini cuma untuk mengobrol ya, tidak lebih dari itu.." Ujar Alexis dengan sedikit berwibawa.

"Tapi tante ... aku kangen banget sama tante, karena tante mirip sekali sama ibu aku, tante baik, penyayang dan lembut." Ucap Brendo dengan sangat memelas.

"Nah!! Kalau kamu menganggap saya seperti ibu kamu, kamu harus kasihan sama tante, harus baik sama tante." Alexis seperti mendapat peluang untuk membuka pikiran Brendo.

"Tapi tante ..." Ucapan Brendo langsung di sela Alexis.

"Kita gak bisa cuma mengumbar nafsu Brendo, apa yang tante lakukan selama ini sebuah kesalahan, sudah membuat kita terperosok pada perbuatan dosa.."

"Selama ini aku terobsesi dengan ibu aku tante.. dan saat aku berhubungan dengan tante, aku seperti menikmati hubungan sama ibu." Sambung Brendo

"Tidak baik itu Brendo!! Menghayal melakukan hubungan badan dengan ibu kandung itu dosa Brendo!! Kamu kena Oedipus Complex, terobsesi dengan ibu sendiri, kamu harus jauhkan penyakit itu, kamu bisa kualat dengan ibu kamu nanti!!" Cecar Alexis

"Aku harus gimana tante? Aku sangat menderita dengan hal ini, makanya aku sangat mencintai dan menginginkan tante, aku ingin memiliki tante." Ucap Brendo dengan kekanak-kanakan.

"Gak bisa Brendo!! Kamu harus normalkan libido kamu, kamu harus bisa mencintai perempuan yang pantas kamu cintai. Kamu bisa sakit kalau terus mencintai wanita yang sudah berumur dan menganggapnya sebagai ibu kamu." Nasehat Alexis pada Brendo

"Aku butuh waktu untuk itu tante, sekarang kasih aku kesempatan untuk bercinta dengan tante, pliiis tante.." Pinta Brendo penuh harap.

"Gak bisa Brendo!! Kamu paksa pun tante gak akan mau, tante sudah gak mau menjerumuskan kamu. Masa depan kamu masih panjang .. jauhilah tante mulai hari ini!!"

Alexis sudah memberikan jarak pada Brendo. Dia tidak ingin memberikan harapan apapun pada Brendo. Dia mulai mengenal watak Brendo yang Oedipus, dia hanya bersikap tegas terhadap Brendo.

Akhirnya setelah kurang lebih satu jam mereka di drive in hotel tersebut, merekapun keluar dari sana. Alexis pegang kemudi mobil, dia kuatir Brendo tidak fokus menyetir mobil.

Mobil menuju ke arah jalan Gatot Soebroto. Alexis turunkan Brendo di depan komdak dengan memberinya satu gepok uang lima puluh ribuan. Brendo pun turun dari mobil Alexis dengan muka kusut tanpa semangat. Sejak saat itu Alexis tidak lagi pernah diganggu oleh Brendo.

Alexis gak menyangka kalau selama ini Brendo begitu bernafsu sama dia hanya karena terobsesi pada ibunya sendiri, bukan karena dia menikmati hubungannya dengan Alexis. Satu sisi ada perasaan kasihan sama Brendo, tapi di sisi lain dia begitu sebal dengan pengakuan Brendo.

Kantor Advertising - Ruang Kerja Felix

Felix sedang menelpon Alexis di tengah kesibukan kerjanya.

"Fel .. kamu lagi dimana? Aku mau ajak kamu nginap di suatu tempat malam ini."

"Aku masih di jalan Fel, sebentar lagi sampe rumah. Yaudah aku tunggu di rumah ya, aku ijin sama anak-anak dulu."

"Okay .. semalaman aja kok, bilang gitu sama anak-anak ya."

Felix menutup telponnya dengan Alexis. Dia begitu bahagia dengan perubahan kehidupan rumah tangganya sekarang, dia lebih banyak perhatian pada keluarga. Felix kembali membayangkan masa suram hubungannya dengan Alexis dan dia sendiri asyik sibuk menjalin hubungan asmara dengan Sisca yang ternyata pengidap hypersex.

Rumah Felix - Ruang Keluarga - Malam

Alexis lagi bercengkrama dengan anak-anaknya Fence dan Mica, dia mengutarakan rencananya dengan Felix untuk menginap di sebuah hotel malam ini.

Anak-anak Alexis begitu senang mendengar rencana Mami dan Papinya, karena memang sudah lama Mami dan Papinya tidak akur. Keduanya asyik dengan kesibukan masing-masing, sehingga kurang perhatian pada anak-anaknya.

Felix pulang kerja disambut dengan ciuman mesra Alexis dan pelukan hangat Fence dan Mica. Mereka berbincang-bincang sejenak di ruangan keluarga. Felix membicarakan rencananya dengan anak-anak, dan mereka dengan senang hati mendengarkan rencana Papi dan Maminya yang mau nginap di sebuah resort di luar kota.

Mereka satu keluarga makan malam bersama. Suasana keluarga itu begitu hangat. Itulah suasana yang mereka selama ini idam-idamkan. Pengorbanan Alexis tidak sia-sia meninggalkan pekerjaannya. Keutuhan keluarga adalah prioritas Felix dan Alexis sekarang.

"Papi sama Mami kalau bisa jangan cari resort yang di pinggir pantai ya, karena malam tahun baru sudah ada peringatan akan ada ancaman tsunami." Fence mengingatkan Felix dan Alexis

"Jangan kuatir sayang ... papi mau cari resort yang di pinggir sawah kok, biar suasananya beda." Jawab Alexis, Felix pun mengiyakan ucapan Alexis.

Pakaian dan barang-barang untuk menginap sudah disiapkan Alexis. Tidak banyak yang dibawa, karena rencanya hanya menginap satu malam sekadar menikmati malam pergantian tahun.

Sebelum berangkat, Fence menggoda Papi dan Maminya dengan candaan,

“Ntar kalau Papi dan Mami bahagia di sana, ingat-ingat ya sama Fence dan Mica ya.” Canda Fence

“Jangan berantem ya Mi, bikin senang itu Papi.” Timpal Mica.

Mendengar celotehan anak-anaknya, Felix dan Alexis hanya senyum-senyum. Felix dan Alexis memperlihatkan kemesraannya di depan anak-anaknya. Fence dan Mica pun sangat bahagia melihatnya.

Betapa mereka sangat merindukan sebuah keharmonisan Papi dan Maminya. Sekian lama mereka kehilangan kehangatan keluarga. Seringkali mereka menyaksikan pertengkaran kedua orang tua mereka, bahkan Mica seperti anak yang malas untuk bergaul.

Kesadaran Alexis terhadap kebutuhan kasih sayang anak-anaknya, membuat dia bersedia resign dari pekerjaannya. Sebagai sekretaris direksi, jabatan dan fasilitas yang diterima Alexis cukup lumayan.

Menjelang subuh Felix dan Alexis berangkat dari rumah, karena mereka ingin mengejar pagi sampai di Resort. Dalam perjalanan, Felix selalu menggoda Alexis. Dia menganggap pemanasan harus dilakukan sejak dalam perjalanan. Alexis pun menanggapi dengan serius apa yang dilakukan Felix.

Pasangan ini seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk Asmara. Keduanya merasakan menemukan kembali sesuatu yang pernah hilang. Secara fisik keduanya memang sangat sehat. Alexis body goals-nya kian menggoda, diusianya di atas kepala tiga. Begitu juga dengan Felix, kejantanannya semakin sudah teruji.

Pemanasan awal itu dilakukan Alexis dengan sempurna, karena Felix lebih menerima ketimbang melakukan aksi. Posisinya sebagai driver sangatlah tidak leluasa. Kadang Alexis sengaja menyusuri bagian bawah Felix dengan tangannya.

Felix dan Alexis menuju ke sebuah resort di tengah hamparan sawah yang menguning. Antara satu cottage dengan yang lainnya berjarak cukup jauh. Cottage yang terbuat dari bambu itu terlihat sangat artistik. Tirai kain putih yang tertiup angin disekitar tempat tidur membuat suasana cottage tersebut menjadi sangat romantis.

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel