Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

PURNAMA KEEMPAT

Titin tertunduk malu di kantor KUPT. Kenikmatan sesaat itu menyeretnya dalam masalah besar yang sangat memalukan.

Semua warga menghujatnya habis habisan, sementara suami mati matian kerja dikota. Makan seadanya, tidur di barak proyek beralas kardus bekas, ia malah senang senang mengumbar nafsu dengan lelaki lain.

Hadi sendiri tidak bisa ngomong apa apa. jauh jauh ia merantau ke pedalaman kalimantan sebagai petani sawit semata mata untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik, tapi yang terjadi justru menuai aib. Karena mereka masih berstatus sebagai warga binaan UPT transmigrasi, maka masalah itu diselesaikan secara intern UPT dibawah pengawasan babinsa setempat.

Hadi tidak bisa lagi berkompromi, menurutnya sekali perempuan berani berselingkuh, suatu saat kelak akan mengulanginya, maka Hadi memutuskan menceraikan Titin. Selanjutnya Titin meninggalkan desa menuju Pangkalanbun untuk kembali pulang ke kampung halaman.

*****

Di pustu desa, mantri Arman melakukan perawatan intensif pada Farhan atas lukanya yang cukup parah dibagian wajah, lambung kiri dan dada.

Malam tadi saat Hadi dan warga mengejarnya, Farhan terjatuh di pagar bambu yang runcing runcing. Wajah ,lambung dan dada tertusuk bambu bambu tersebut. Untung ustad Arif dan ustad Huda segera datang, kalau tidak tubuh Farhan habis dicincang warga, terutama parang Hadi yang sudah dirasuki iblis.

Wajah KUPT kembali tercoreng karena ulah perangkatnya yang mestinya memberi pengayoman dan pengarahan justru merusak pagar ayu warga. Farhan yang baru empat bulan ditugaskan di UPT 4 air duria sebagai tenaga PPL, tergoda oleh kemolekan tubuh Titin. Apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur, Farhan pasrah menunggu keputusan dari dinas trans. Melihat kondisi rekan sejawatnya, Ilham jadi miris. Luka ditubuh bisa saja pulih, tapi luka di hati warga akan dibawa sampai mati.

Aswad beruntung bukan dirinya yang menuai azab malam itu. Ia sempat terkejut juga kalau malam itu Titin tidur dengan Farhan. Jadi selama ini bukan dia saja yang pernah tidur dengan Titin. Mungkin masih ada lelaki lain. Kasihan juga Farhan seakan jadi tumbal atas kebiadaban yang dilakukan lelaki lelaki yang pernah tidur dengan Titin, atau lelaki lain yang suka menggoda istri orang seperti mandor Jalil, asisten Haris dan lainnya.

Meski pun Zola hanya berstatus sebagai pacar, tapi Arman tetap takut karena kadang mereka kebablasan bila sudah berduaan.

*****

Malam ini adalah purnama keempat ditahun julung pagat , sudah saatnya Zola tau siapa dirinya.

Sebelum bulan tegak diatas kepala nenek mengajak Zola kekebun karet dibelakang rumah. Ditengah kebun mereka duduk di saung menunggu tegaknya bulan.

"Zola, nenek mau bicara. Sudah saatnya kamu mengetahui siapa ayah kandungmu."

"Ayah saya..."

"Ya.Dulu ada seorang tentara yang ditugaskan disini. Ibumu jatuh cinta padanya. Mereka pun menjalin hubungan asmara. Suatu malam ibumu dan Harun melakukan hubungan intim. Ibumu berubah menjadi harimau karena Harun bukan sedarah. Untuk bisa kembali lagi jadi manusia ibumu harus memangsa makhluk hidup seperti ayam atau kelinci. Begitulah setiap kali mereka melakukan hubungan intim."

"Apakah Harun tidak tau kalau ibu berubah bentuk bila berhubungan intim dengan lelaki bukan sedarah?"

"Tau. Tapi karena merek sudah saling jatuh cinta, maka itu tidak jadi masalah."

"Terus siapa ayah saya ."

"Ayah kamu Harun, tentara itu. Karena masa tugasnya habis ia kembali ke jawa. Saat itu ibumu mengandung kamu dua bulan. Ibumu sadar, ia tidak mungkin bisa menikah dengan Harun apalagi harus tinggal di kota. Maka ibumu mengikhlaskan kepulangan Harun."

"Nek, kepala saya pusing." kata Zola.

Nenek melihat keatas, bulan tegak diatas kepala. Tak lama berselang Zola jatuh pingsan. Nenek buru buru meninggalkan kebun karet.

Ketika siuman dari pingsan Zola melihat dirinya sudah berubah wujud menjadi harimau dikelilingi puluhan harimau lainnya.

"Zola," kata salah seekor harimau yang menghampirinya.

"Ini ibu, dan ini kakekmu." lanjutnya seraya menunjuk macan kumbang paling besar.

"Kakek dan ibu masih hidup?!"

"Tidak Zola. Hakekatnya kami semua sudah mati tapi tidak bisa kembali ke alam baka. Kami masih terkatung katung dialam siluman sampai kutukan itu berakhir."

"Kapan kutukan itu berakhir?"

"Sampai kamu menikahi manusia biasa."

"Kata nenek, saya tidak boleh menikah atau berhubungan dengan manusia biasa kecuali yang sedarah."

"Betul. Kamulah satu satunya keturunan siluman harimau yang masih tersisa."

Zola bingung. Jadi mau tidak mau ia harus menikah dengan manusia biasa. Itu mudah. Tapi harus memakan berapa banyak korban.

"Zola, setelah kamu menikah dan punya anak. Anakmulah yang nantinya bisa membebaskan kami dari kutukan ini." kata Wira, kakeknya.

Zola merenung.

"Baiklah, Zola akan segera menikah."

Kakek, ibunya dan yang lain menghilang dari pandangan Zola. Lambat laun tubuh Zola pun berubah kembali menjadi manusia

Aneh, padahal untuk bisa kembali lagi menjadi manusia harus mencari mangsa makhluk hidup. Belum tuntas Zola berpikir, nenek datang.

"Sudah ketemu mereka?" tanya nenek

"Sudah."

"Syukurlah. Kamu bisa ketemu mereka lagi pada purnama keempat tahun julung pagat delapan tahun lagi."

Zola tercengang.

"Ya sudah lakukan apa yang musti kamu lakukan bila kamu ingin membebaskan kutukan mereka." kata nenek setelah Zola cerita soal pertemuan mereka.

*****

Tepat pukul lima sore, Zola ngantar sambel goreng jengkol untuk Arman. Mulanya Arman ragu menerima dan takut mempersilahkan Zola masuk.

"Kamu kenapa mas tidak seperti biasanya."

"Aku masih trauma pada kejadian beberapa waktu lalu pada Titin.

"Titin kan sudah bersuami makanya warga murka. Kalau kita statusnya jelas. Masih sama sama bujang."

"Aku takut ada yang iri kemudian menghasut warga."

"Siapa yang berani mengusik nenek dan cucunya ?!"

Zola benar, selama tugas disini belum pernah ada warga yang berani mengusik hubungan mereka berdua. Padahal semua warga tau kalau Zola sering berlama lama dirumah dinas

Arman, maka kekhawatiran Arman pun pupus. Zola dipersilahkan masuk. Mereka makan sama sama.

Zola sengaja tidak pulang menunggu moment yang tepat untuk merayu Arman . Ketika malam terjelang Zola mulai melancarkan aksinya, memancing hasrat kelelakian Arman .Mulanya Arman risih, menolak tapi karena Zola terus mendesak dengan berbagai cara, Arman akhirnya menyerah.

Sebelumnya Arman sudah mempersiapkan seekor ayam yang diikat dan ditaruh di belakang pintu dapur. Ketika Zola berubah menjadi harimau, ia tidak perlu lagi ke kandang ayam untuk memangsanya.

Malam itu Arman tidak begitu bergairah. Ia masih trauma akan kejadian yang dialami Farhan dan Titin. Bagaimana bila itu terjadi pada dirinya, warga rame rame menggerebek rumah dinasnya.

Zola masa bodoh akan sikap Arman yang pasif. Birahinya sudah bergejolak tak terkendali. Sejak awal permainan ia mengambil posisi diatas, memimpin permainan layaknya joki diatas kuda. Makin lama gerakan pinggulnya semakin cepat dan akhirnya ia mendapatkan klimak diujung nafasnya. Selanjutnya tubuh Zola berangsur angsur berubah menjadi harimau.

Arman terkulai lemas menatap sayu pada sosok harimau yang meninggalkan kamar untuk memangsa ayam yang sudah disiapkan di belakang pintu dapur.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel