Prolog
Prolog
"Pembunuh! Jangan pernah sekalipun kamu menampakkan diri di hadapanku. Sampai langit runtuh pun aku tak akan memaafkanmu," wanita itu meraung melampiaskan rasa duka juga sakit hatinya.
"Maafkan aku...." Pria itu bersimpuh mengiba memohon ampunan.
Dosanya begitu besar. Kesalahannya begitu fatal. Hal terindah yang selama ini tak pernah ia pedulikan telah pergi, pergi dari hidupnya, pergi untuk selama-lamanya. Ia menyesal, benar-benar menyesal.
Namun, sebesar dan sedalam apapun penyesalannya, tak akan bisa mengembalikan belahan jiwanya yang telah terbujur kaku itu.
