Pustaka
Bahasa Indonesia

SELINGKUH DENGAN PRESDIR

89.0K · Tamat
Ayu Wandira
42
Bab
4.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

21 AREA DEWASA DI BAWAH UMUR MENYINGKIR Anya merasakan bibir Bimo sudah mendarat di bibirnya. Bimo mencium Anya selembut mungkin. Anya mengaku kalah ia membalas kecupan Bimo. Ciuman itu membuat hatinya bergetar dan merasakan sebuah kerinduan yang mendalam. Yang Bimo inginkan saat ini adalah berbagi tempat tidur yang sama, lemari, dan kamar mandi yang sama. Ia juga menginginkan bagaimana rasanya ketika bangun pagi Anya ada disebelahnya. Bimo mengecup bibir Anya secara perlahan tapi pasti, sehingga membuat Anya mendesah. Bimo merogoh kartu akses miliknya dan menempelkan ke daun pintu. Otomatis kunci terbuka, Bimo menarik Anya masuk ke dalam kamarnya. Bimo menaruh kartu akses di dekat daun pintu. Otomatis lampu kamar menyala.

RomansaMetropolitanPresdirBillionaireDewasaOne-night StandWanita Cantikbadboy

BAB 1

***

Bimo tahu bahwa ia seperti orang yang hipokrit bila menyangkut Aroma Kopi. Semua orang tahu bahwa kopi aroma adalah kopi dengan kualitas premium yang dihasilkan dari kebun kopi Toraja. Aroma kopi mulai berdiri sejak lima tahun lalu dan ia mendapat kepercayaan untuk mencari aroma kopi yang hilang. Bimo melibatkan diri dalam kegiatan masyrakat Toraja Utara, di Sulawesi Selatan, demi mencari sumber kopi terbaik.

Bimo sangat memperhatikan kualitas kopi, sehingga mendapatkan kopi terbaik diantara yang terbaik. Bimo selalu mencari citarasa yang baik agar dapat diperhitungkan dimasyarakat. Visi nya membangun Aroma kopi adalah supaya pecinta kopi dari seluruh dunia dapat merasakan kulitas kopi premium Indonesia.

Outlet Aroma kopi pertama dibuka di Plaza Indonesia, itu merupakan cabang pertama dan mendapatkan perhatian banyak masyarakat. Nama Aroma kopi itu di ambil dari namanya sendiri yaitu Arjuna Bimo Manggala yang disingkat menjadi Aroma.

Pecinta kopi berkulitas sangat diminati oleh masyarakat bahkan saat ini sudah menjadi trend. Masyarakat membayar mahal hanya untuk secup citarasa Aroma. Aroma kopi itu sendiri terlahir dari kopi single origin pertama yang ada di Indonesia.

Aroma kopi memiliki pelanggan setia, bahkan ia mampu bersaing dengan dengan merek kopi lainnya. Banyak pelanggan yang selalu datang, karena merindukan segelas Aroma kopi. Filosofi kopi itu sendiri ia buat dengan The best coffee of the best coffee quality.

Bimo memiliki tim terbaik, untuk mengembangkan Aroma, produk kopi di ambil dari petani dan professor kebun kopi di Toraja, sebagai bahan baku Aroma kopi. Oleh karena itu Aroma Kopi adalah passionnya, sehingga ia selalu bersemangat jika menyangkut Aroma kopi.

Kini Aroma kopi sudah bisa dibeli di supermarket, marketplace dan cabang Aroma kopi sudah hadir di 30 kota besar di Indonesia. Bimo percaya bahwa kopi menyatukan semua orang dan secangkir kopi Aroma dapat membuat orang bersemangat.

Selama beberapa bulan ini ia memang sibuk bolak balik ke luar kota. Itu juga ia menyibukan diri agar tidak terlalu teringat tentang dirinya yang gagal menikah. Dulu Asti adalah calon tunangannya, dia wanita cantik, berpendidikan dan dari keluarga yang harmonis. Namun entahlah ada perasaan kurang pas dihatinya. Jujur ia tidak merasakan getaran dan hubunganya terasa hambar. Mungkin ia hanya sekedar suka, namun tidak ada letupan-letupan asmara dijiwanya. Oleh sebab itu ia mempertimbangkan cukup matang sebelum semuanya terlambat.

Bimo memilih mundur, sengaja mengencani sahabatnya Asti yaitu Aruna. Lalu hubungannya dengan Asti kandas begitu aja. Setelah berakhir ia juga mengakhiri hubungan Aruna. Ia sudah seperti pria brengsek, memutuskan persahabatan mereka dan lalu meninggalkan keduanya. Pada dasaranya ia tidak menginginkan itu, namun keadaanlah yang menjadikan dirinya seperti ini. Ia juga lupa bagaimana cara berkencan dengan seorang wanita yang kelihatan alami, seolah belum ada seorang wanita yang menjadikan dirinya sendiri.

Bimo kini berada di kantor Aroma kopi, ia sedang melakukan meeting dengan para pejabat penting Aroma kopi. Merekalah yang membuat Aroma kopi menjadi sukses seperti ini, dan mereka sudah bekerja sejak Aroma kopi dilahirkan olehnya. Bimo memandang slide-slide foto aroma kopi yang dipresentasikan oleh Director Marketing. Bimo memandang seorang wanita muda memegang secangkir kopi, duduk di caffee dengan menyilangkan kaki.

Bimo menatap Renata berbicara di depan, wanita itu fokus dengan layar proyektor di depan. Iklan kopi Aroma sedang ditayangkan oleh pihak marketing,

“Tingginya tingkat konsumsi memberi dampak bisnis kopi di Indonesia. Minum kopi sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat, bukan sekedar minum tapi sekarang menjadi gaya hidup. Saya memilih Anya Asmeralda untuk menjadi brand ambassador Aroma Kopi. Ini akan berdampak positif bagi bisnis Aroma kopi dan saya prediksi Aroma kopi akan naik 15-20 persen dibanding tahun lalu hanya 8 persen -10 persen saja” ucap Renata menjelaskan dengan suara yang sangat jelas.

Bimo memandang sekali lagi wanita itu, jujur ia tidak kenal siapa Anya Asmeralda yang tida-tiba dipilih menjadi brand ambassador Aroma kopi. Bimo melihat profil itu lalu membacaanya, nama lengkap Anya Asmeralda lahir 11 Desember (usia 25 tahun) seorang selebgram, dan model. Kebangsaan Indonesia. Tinggi 168 cm. Lahir Jakarta, Indonesia. Alamat Pondok Indah.

Bimo mengusap wajah dengan tangannya, ia tidak tahu kenapa director marketing memilih wanita itu menjadi brand ambassador Aroma kopi, padahal wajah itu sama sekali tidak terlihat seperti seorang penikmat kopi. Dia hanya wanita yang berpose dengan segelas kopi. Semua orang bisa melakukan itu. Perspektif yang ia inginkan, lebih dari sekedar berfoto. Bimo melihat Renata menyangkan sebuah iklan. Wanita itu berjalan mengenakan dress berwarna coklat, menuju caffee menikmati secangkir kopi dan lalu berbicara.

“Harus aku akui hingga saat ini kopi tulenlah yang lebih menggoda untuk kunikmati. Kopi tanpa campuran apa pun sehingga masih murni dan cukup ditambahkan gula saat akan diseduh. Bubuk kopi racikan dari Aroma Kopi terasa tepat baik tekstur maupun komposisinya, seperti yang tercantum dalam kemasannya. Bijinya ditumbuk dengan pas, tidak terlalu halus namun juga tak terlalu kasar sehingga menyumbangkan aroma sedap saat diseduh”

“Secangkir Aroma kopi, semangat untuk inspirasi sukses”

Lama terdiam memandang iklan itu, teriakhir yang ia lihat wanita di layar tersenyum dan lalu menyicipi kopi dicangkir itu.

Bimo menarik nafas, “Kenapa memilih dia?” tanya Bimo.

“Anya Asmeralda influencer yang sedang naik daun saat ini pak. Dia memiliki pengikut yang banyak di Instagram dan dia seorang model. Saya sudah survey beberapa iklan skincare dan produk kosmetik sudah dia bintangi,. Mengalami peningkatan cukup signifikan, dan anak muda sekarang lebih muda mengenal Anya Asmeralda dari pada artis senior”

“Selebgram sangat berpengaruh terhadap minat beli para remaja. Instagram sekarang sudah seperti identitas diri. Sejak Anya Asmeralda menjadi brand ambassador Aroma kopi. Akun resmi Instagram meningkat hingga 200 persen. Awalnya hanya 200 K follower dan sekarang menjadi 699 K follower dalam waktu 3 Minggu”

“Itu membuktikan bahwa Anya Asmeralda sangat berpengaruh dalam perkembangan Aroma Kopi” ucap Renata menjelaskan panjang lebar kepada Bimo atasannya.

Bimo menarik nafas, ia menutup profil Anya Asmeralda,

“Begini Renata, dia seorang wanita memiliki wajah rupawan, produk-produk kecantikan memang sangat pantas untuknya. Ini kopi, saya tekankan “KOPI” identik dengan khas seorang pria. Saya inginnya aktifitas kopi di Aroma kopi itu seorang pria, karena kopi memiliki kandungan kafein cukup tinggi. Aroma kopi itu cukup kuat sehingga stereotype pria cukup banyak di dalamnya. Aroma kopi itu sesuatu yang jantan dan gagah. Bukan seorang wanita seperti dia” ucap Bimo tidak terima dengan pernyataan Renata.

“Kalian pasti cukup tau apa yang saya inginkan dan sudah tercantum filosofi kita”

Renata memandang boss nya dengan berani. Bukan kali ini saja ia berdebat dengan boss nya, namun banyak sekali meeting-meeting sebelumnya yang mereka perdebatkan untuk sebuah kemajuan Aroma kopi. Bagi Renata Aroma kopi adalah bagian dari hidupnya. Ia hadir di Aroma Kopi sejak Aroma Kopi dilahirnya, sehingga ia cukup tahu apa yang harus ia lakukan. Renata sudah hampir setiap tahun berganti posisi jabatan, mulai dari seles, accounting, HR dan terakhir Bimo mengangkatnya menjadi Director Marketing, dan kini sudah bertahan dua tahun.

“Tapi pak, kopi tidak mengenal gendre. Kopi tidak hanya milik kaum pria namun kaum wanita juga meminumnya” sanggah Renata.

“Begini pak, trend minum kopi sekarang sudah menjadi budaya dikalangan anak muda sekarang. Banyak karyawan rutinintasnya mengisi asupan energinya hanya meminum kopi. Kita ini sedang mencari pasar yang lebih luas, tidak hanya pria tapi juga wanita dan anak-anak muda. Kita sudah riset, pengunjung Caffee Aroma 80% 16-35 tahun dan 20% sisanya 35-40 tahun. Jadi riset itu membuktikan bahwa anak muda mengambil peranan penting dalam Aroma Kopi. Jadi kita memilih Anya Asemeralda menjadi brand ambassador. Yakinlah dalam beberapa bulan ini peningkatan akan cukup pesat”

“Tapi Renata saya ingin brand ambassador itu seorang pria, mau itu pria muda atau tua terserah. Kamu bisa kan mencari seorang pria muda, seperti Iqbal Ramadhan” ucap Bimo, karena ia tidak terlalu suka jika Aroma Kopi menjadi seorang wanita.

“Iqbal Ramadhan ada di New York pak, dia sedang menyelesaikan studynya di sana. Waktu itu saya pernah kontak dia menjadi bagian dari kita, namun dia menolaknya”

“Verrel Bramasta, mungkin” Bimo memberi opsi selanjutnya.

“Verrel sudah menjadi brand ambassador mie instan pak, dia sudah terikat kontrak” ucap Renata.

“Atau artis senior, comedian, banyak kan !”

“Kita tidak akan mengambil artis senior pak, karena ikuti perkembangan jaman”

“Oh God, saya masih belum bisa menerimanya, dan saya bahkan tidak pernah melihatnya di TV”

“Anya Asmeralda lebih banyak nongol iklan di youtube dan Instagram pak disbanding di TV”

“Besok ada jadwal pemotretan , bapak bisa bertemu dengan Anya Asmeralda nya, dan lihat betapa profesionalnya dia bekerja”

“Iya saya tahu, namun citra saya sebagai pemilik Aroma Kopi, kurang setuju bahwa brand ambassadornya wanita. Dia hanya seorang selebgram dan tidak memberi pengaruh apa-apa dengan Aroma kopi”

“Ada pak, saya yakin dengan adanya Anya Asmeralda akan membuat produksi kopi kita mengalami peningkatan. Semua anak muda menyukainya” ucap Renata tidak ingin kalah dengan argument boss nya.

“Tapi tidak cocok dengan kopi saya Renata”

“Cocok pak, Anya pantas berada di Aroma Kopi” ucap Renata penuh penekanan, karena ia tahu bahwa pengaruh Anya dalam industry kopi akan meningkat cepat.

Bimo mulai jengah dengan Renata, ia akan berdebat dengan Renata diluar meeting ini. “Oke next” ucap Bimo, ia menatap dari devisi keuangan.

James lalu berdiri, menatap Bimo boss nya. “Pada tahun ini kita mendapat dana investasi sebesar 8,5 juta USD atau sekitar 120 milyar dari Agaeti Venture Capital. Investasi tersebut akan membuka gerai baru di Singapore dan Malaysia. Semakin banyak gerai dibuka semakin cepat pertumbuhannya” ucap James selaku manager keuangan.

Bimo menatap standing calender yang ada di meja, “Bulan depan kita opening Aroma Kopi di Singapore, nanti James dan Renata bisa ikut saya ke Singapore. Persiapkan paspor kalian”

“Baik pak” ucap James.

“Yes” ucap Renta kegirangan, karena akan ada perjalanan dinas diluar negri.

“Anya Asmeralda juga pak, dia brand ambassador kita” tanya Renata lagi.

Bimo menarik nafas, “Oke, bawa dia sekalian. Kamu nanti urus segala persiapannya”

“GM ikut nggak pak?” tanya James.

“GM lagi saya tugaskan opening di Bali, karena di sanalah outlet terbesar akan kita buka”

“Baik pak”

“Baiklah, saya tutup meeting ini. Saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja” ucap Bimo mengakhiri meetingnya.

***

Anya berpose di balkon sambil bersandar, membusungkan dadanya. Lalu foto kedua, ia membuka pengait bra, ia hanya ingin berfoto memperlihatkan tubuhnya dari belakang seperti Gigi Hadid. Setelah beberapa cepretan dari Silvi managernya. Ia akui bahwa Silvi memang memiliki bakat menjadi fotografer.

“Sumpah keren banget Nya” ucap Silvi.

“Iya lah gue, sejak kapan gue nggak keren”

“Sexy abis”

“Yoi” ucap Anya, ia lalu melangkah menuju ruang utama. Di dalam apartemen ini hanya ada ia dan Silvi. Silvi juga biasa tinggal di sini bersamanya,

“Bosok, lo ada pemotretan katalog”

“Aroma kopi itu kan”

“Iya, kata bu Renata tadi owner Aroma Kopi mau ketemu lo”

“Hemm, oke, jam berapa?” Anya melihat foto di ponselnya, ia suka semua foto yang ada di dalam gallery nya,

“Jam dua siang, untuk dress dari mereka yang sediain, katanya dress dari Mandja”

“Oke, aku suka dress Mandja, agak sexy sexy gitu kan”

“Iya”

“Btw, ini bagus nggak kalau aku posting di IG” tanya Anya mempelihatkan foto dengan punggung terbuka kepada Silvi.

“Apa enggak terlalu sexy? Lo nggak pakek baju loh”

“Kan punggung gue dan rambut gue doang yang nampak”

“Terserah sih, tapi oke sih itu”

Anya menatap gallery nya lagi, ia memandang foto kebersamaanya ia dan Teguh. Sudah seminggu Teguh tidak membalas pesannya. Seketika suara ponselnya bergetar.

“Teguh Calling”

Anya menggeser tombol hijau pada layar, lalu ia mengangkat panggilan itu. Jujur ada perasaan tidak enak dihatinya. Anya menarik nafas lalu meletakan ponsel itu ditelinga kirinya.

“Iya, hallo”

“Hai” ucap Teguh dibalik speakernya.

“Bisa kita bertemu?”

“Bisa”

“Sekarang bisa?”

“Iya, bisa”

“Aku ada di lobby apartemen kamu, sekarang di starbuck bawah”

“Yaudah aku ke bawah” ucap Anya.

Anya menghela nafas ia mematikan sambungan ponselnya. Anya lalu berdiri, melangkah menuju kamar, namun Silvi mengikutinya dari belakang.

“Itu dari Teguh?” tanya Silvi.

Anya mengangguk, “Iya”

“Bawa tisu ya, takut lo nangis” Silvi memasukan tisu di dalam tas Anya.

“Lo kok gitu sih, belum apa-apa udah buat gue takut”

“Kan udah gue bilang, kalau cowok udah nggak ngubungin lo lagi, nggak balas chat lo, udah nggak peduli lo lagi, berarti tanda-tanda mau putus sama lo. Udah deh cukup nangis-nangis lagi kayak kemarin”

“Siapa tau bisa bertahan kan, kita sama-sama sayang” ucap Anya parau.

“Gue tau, cuma lo antisipasi aja bawa tisu. Kalau lo ada apa-apa langsung hubungin gue. Yah walaupun gue tau kalau Teguh mau bilang “hubungan kita nggak bisa dilanjutkan lagi”” Silvi lalu tertawa ngakak.

“Lo kok jahat betul Sil, ngetawain gue lagi”

“Lah kan emang bener. Felling gue biasa bener tau”

“Ih, Silvi lo apaan sih ngomong kayak gitu ! males banget gue denger lo”

“Biar lo kuat mental, dan lo senyumin aja gitu kalau diputisin dia”

“Gue nggak bakalan putus dari dia”

“Pasti putus, percaya sama gue”

“Lo apa-apan sih Sil, buat kesel aja”

“Hahahaha”

“Dasar, awas lo ya”

***

Anya melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 18.30 menit. Anya masuk ke dalam outlet ia memandang Teguh di sana. Pria itu mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Anya yakin pria itu baru saja pulang dari rumah sakit. Biasanya jam segini Teguh dan dirinya masak bersama dan bercanda sambil ngobrol ringan di apartemennya. Membicarakan ekonomi, politik dan kadang artis yang sedang viral. Ia juga sering mendengar curhatan-curhatan Teguh di rumah sakit.

Anya menarik nafas ia melangkah kan kakinya menuju pria itu. Teguh menyadari kehadirannya. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Tatapan sendu itu seolah mengatakan hubungan mereka tidak bisa dilanjutkan lagi.

“Hai” ucap Anya.

Teguh memandang penampilan Anya, wanita itu mengenakan celana pendek dipadukan dengan blezer hitam. Sebenarnya ia masih memiliki rasa yang lebih dengan wanita ini. Anya mampu menghiasi hari-harinya, dan membuatnya tertawa. Namun ia sudah memikirkan ini cukup lama, dan harus ia hadapi demi kebaikan bersama.

“Duduklah” Teguh mempersilahkan Anya duduk.

Anya lalu duduk, tepat di depan Teguh. Seperti biasa Anya sangat cantik, wanita yang penuh pesona.

“Aku udah pesenin kamu kopi kesukaan kamu, Vanilla latte” Teguh berusaha tersenyum.

“Terima kasih” Anya ia memandang cup starbuck berisi vanilla latte yang diatasnya terdapat cream dan red velvet kesukaanya.

Teguh kembali memandang Anya, “Kamu tadi lagi ngapain?” tanya Teguh, ia tahu bahwa kekasihnya ini seorang selebgram terkenal.

“Lagi ngurusin endorsmen aja. Kamu baru pulang kerja?”

Teguh mengangguk, “Iya, operasi banyak banget hari ini. Bentar lagi aku ada operasi lagi, nggak bisa nunggu besok”

“Jam berapa?”

“Sejam lagi”

“Ya ampun, pasti capek banget”

“Kamu tau sendiri seperti apa” Teguh terkekeh.

“Operasi apa?”

“Operasi katup jantung”

“Kamu banyak-banyak istirahat ya, banyakin minum air putih”

Teguh mengangguk, “Iya” sebenarnya ia hanya ingin berbasa-basi saja, sebelum mengucapkan kata inti. Teguh kembali memandang Anya. Sudah seminggu ia tidak berhubungan lagi dengan Anya, sebenarnya ia rindu, namun ia harus space agar ia dapat melupakan Anya.

“Anya, ada yang harus aku kasih tau ke kamu”

Anya mulai tidak enak dengan ucapan Teguh, “Apa?”

“Hubungan kita sepertinya nggak bisa dilanjutin lagi”

“Kenapa? Bukannya kamu bilang, kamu cinta aku” Anya mulai terisak, benar kata Silvi, tisu harus ada di tasnya.

Teguh mengelus punggung tangan Anya, “Bukan nggak cinta, tapi kalau cinta kita menimbulkan luka bagi orang banyak, kenapa harus diteruskan? Ada kalanya kita harus memikirkan perasaan mereka”

“Tapi kita bisa lewatin ini semunya, tanpa harus putus” isak Anya.

“Aku jaga perasaan orang tua aku Anya. Hidup kita tidak sepenuhnya milik sendiri, ada saatnya harus memikirkan orang lain”

“Kamu tahu perasaan orang tua aku masih belum pulih, beliau masih menangis memikirkan Mika. Tidak ada yang bisa diandalkan selain aku, klinik yang mama dan papa bangun tidak ada penerusnya kecuali aku. Mika tidak bisa diharapkan lagi, dia memilih menikah dengan Ares dari pada melanjutkan kuliahnya”

“Kita juga sudah menjadi keluarga kan, keluarga ipar. Sangat berat jika melanjutkan hubungan ini” ucap Teguh, memberi pengertian kepada Anya.

Anya hanya diam ia semakin terisak.

“Aku nggak pernah nyesal pernah mencintai kamu. Yang aku sesalkan saat ini karena tidak melanjutkan cinta kita. Aku memilih pergi dan menjadikan kisah kita sebagai kenangan terindah aku”

Anya mengusap air matanya dengan tisu, ia tidak bisa berkata-kata ia hanya bisa terisak mendengar ucapan Teguh. Ia tahu bahwa Teguh adalah pria paling dewasa yang pernah ia kenal. Kata-kata putus yang diucapkannya juga tidak menyakitkan dan tidak ada menyudutkan satu sama lain. Bahkan Teguh terlihat lebih bijak dari yang ia bayangkan sebelumnya.

“Saat ini aku sedang banyak kerjaan, mungkin aku belum bisa berhubungan dengan wanita lain. Aku ingin istirahat dan tidak ingin banyak drama dalam hubungan ini. Aku sayang kedua orang tuaku dan aku juga sayang kamu. Tapi aku harus pilih, dan aku milih orang tuaku”

“Aku harap kamu mengerti”

“Tapi aku masih sayang kamu” isak Anya.

“Aku juga sayang kamu”

“Kalau sayang kenapa harus putus”

“Keadaan yang buat seperti ini”

Anya mengusap air matanya, ia kembali terisak. Mereka diam satu sama lain, dan saling menatap. Hingga akhirnya Teguh meninggalkan Anya sendiri di sana, karena ia tidak kuasa melihat Anya menangis tersedu-sedu. Ia tidak ingin benteng pertahanannya yang ia bangun, harus rela runtuh melihat Anya menangis. Maaf telah membuatmu sedih, tapi inilah yang harus ia lakukan. Ia akan berusaha agar jejak itu akan menghilang.

***