6. Threesome!
Hola, happy reading and enjoy!
Chapter 6
Jumat sore selepas bekerja Amy pergi ke tempat tinggal Garrick, kekasih barunya. Mereka memang memiliki kesepakatan untuk menghabiskan waktu akhir pekan dengan tinggal bersama. Amy juga tidak perlu repot-repot pulang ke apartemennya terlebih dahulu untuk mengambil barang atau berganti pakaian. Di sana ia mendapati kekasih barunya sedang mengenakan celemek dan memegangi sarung tangan oven.
Benar-benar sempurna, memiliki kekasih tampan dan pandai memasak seperti berkah dari Tuhan yang tidak terkira, pikir Amy.
"Hai," sapa Amy kemudian ia menghambur ke pelukan Garrick. "Kau sedang memasak?"
Garrick mencium bibir Amy. "Aku membuat Apfelstrudel dan Falscher Hase untuk makan malam kita."
"Wow, mengesankan," ucap Amy seraya tersenyum meskipun sebenarnya ia tidak terlalu tertarik dengan Falscher Hase, ia lebih baik memakan burger sebesar kepala manusia dewasa dibandingkan menyantap makanan yang mirip steak tetapi sebenarnya berbahan dasar daging cincang, telur, tepung, dan bawang.
"Kami merindukan masakan ibuku, itu sebabnya...."
"Tunggu," potong Amy seraya meletakkan kedua telapak tangannya menghadap Garrick. "Kami? Maksudmu?"
"Kebetulan Hanz sedang ada pekerjaan di Chicago. Jadi, dia datang untuk mengunjungiku," kata Garrick.
Saudar kembarnya berada di Chicago? Kebetulan sekali padahal baru beberapa hari yang lalu ia menceritakan tentang saudara kembar kekasih barunya kepada Sheila, pikir Amy.
Mata Sheila berkilat-kilat karena bahagia. "Wow, aku tidak sabar untuk melihat saudaramu."
Garrick tersenyum dan mengedikkan bahunya. "Ayo ke dapur untuk bertemu Hanz."
Sialan! Ketika di dapur ia mendapati jika saudara kembar Garrick sama menawannya dengan Garrick, matanya berwarna biru cerah, tubuhnya sama tinggi, janggut dan berewoknya sedikit lebih berapi dari Garrick. Model rambut mereka juga nyaris sama, hanya saja rambut Garrick lebih pendek dibanding Hanz.
Oh, Tuhan. Amy ingin sekali membuka pakaiannya dan mengangkang, memohon pada dua pria itu agar diberikan kepuasan.
"Hanz, dia Amy, kekasihku yang kuceritakan tadi," ucap Garrick memberitahu saudaranya.
Hanz tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Amy. "Kau harus belajar membedakan antara aku dan Garrick. Jangan sampai kau salah cium."
Jika tadi Amy sempat berpikir untuk menyelinap di kamar Hanz berpura-pura salah orang sepertinya kurang masuk akal dan kurang seru. Lebih seru jika dirinya menemukan cara mencicipi Hanz dan Garrick bersamaan. Ia menghela napasnya karena jengkel dengan selakangannya yang berdenyut-denyut tidak karuan, menyiksa hingga ia merasakan jika suhu udara di ruangan itu berubah menjadi sangat panas.
"Ya. Aku harap aku tidak membuat kesalahan," ucap Amy seraya menjabat tangan Hanz kemudian ia mengibas-ibaskan tangannya di depan dagunya. "Apa pendingin udara di sini tidak berfungsi?" tanyanya.
"Biar kuperiksa," ujar Hanz.
"Kurasa tidak ada masalah, aku tidak merasa kepanasan," kata Garrick.
"Huft!" Amy menggulung rambutnya dan mengikatnya dengan sembarangan. "Ya, mungkin hanya aku yang merasa gerah karena sedikit gugup bertemu saudaramu."
Tiba-tiba Garrick mendekati Amy. "Mau kubantu melepaskan bajumu agar kau tidak gerah?"
Amy berpura-pura terkejut dan menatap Garrick.
Sementara Garrick hanya menyeringai. "Jangan terlalu serius, aku dan Hanz tidak pernah keberatan bertukar barang."
Dirinya bukan barang. Tetapi, masa bodoh. Amy mengesampingkan itu, ia hanya ingin mencicipi Hanz dan Garrick bersamaan. Bantuan yang ditawarkan Hanz mungkin terselip maksud tersembunyi, ia harus menerima kesempatan emas itu.
"Kalau begitu, bantu aku," ucap Amy seraya menjepitkan poninya yang sudah agak panjang ke belakang telinganya.
Hanz melepaskan pakaian Amy. Dimulai dari blezernya, kemeja, kemudian rok, hanya menyisakan celana dalam dan bra berenda.
"Wow. Kau memiliki tubuh yang indah," kata Hanz seraya memandangi Amy. "Kau memiliki selera yang bagus, Bro."
Garrick melepaskan sarung tangannya dan celemek yang dikenakannya lalu melangkah mendekati Amy. "Tentu saja, selaraku pasti seleramu juga."
Hanz juga mendekat, dilepaskannya pengait bra yang dikenakan Amy sementara Garrick melemparkan bra itu ke lantai kemudian keduanya memegangi payudara Amy seolah mereka mendapatkan jatah masing-masing lalu mulut keduanya berada di puting payudara Amy.
"Oh, Tuhan...." Amy meremas rambut kedua pria itu seraya menekannya ke payudaranya. Fantasinya melakukan seks dengan dua pria kini terbentang di depan mata. Benar-benar mengejutkan.
Garrick dan Hanz mengisap puting payudara Amy seperti dua bayi kehausan, sesekali Hanz menggigit dan menarik puting payudara menggunakan giginya membuat Amy memekik kegirangan. Sementara tangan Garrick menyusup di antara celana dalam Amy dan ujung jemarinya mengelus-elus kewanitaan Amy yang telah basah sejak melihat Hanz.
Hanz menciumi bibir Amy dan satu tangannya meremas-remas payudaranya Amy, sedangkan mulut Garrick masih berada di payudara Amy dan jari tengahnya telah berada di dalam kewanitaan Amy.
Amy menarik Garrick, entahlah Garrick atau Hanz, sudah tidak penting lagi. Ia menarik salah satu dari mereka dan menyusupkan tangannya ke dalam celana pria yang ia tarik. Digenggamnya kejantanan yang mengeras, tidak sabar lagi untuk merasakan dua pria itu bergantian memasukinya.
Hanz dan Garrick lalu melepaskan pakaian mereka, membiarkan semuanya berceceran di lantai. Lalu mereka membopong Amy dan meletakkannya ke atas meja makan seperti sebuah hidangan. Garrick menjilati kewanitaannya dan Hanz menciumi bibirnya seraya meremas-remas payudara Amy.
Ini benar-benar pengalaman gila, bahkan melampaui fantasinya. Amy rela mati saat ini juga asal mendapatkan kenikmatan yang setimpal.
"Ya Tuhan," erang Amy seraya memejamkan matanya. Menikmati kegilaan yang sedang mereka lakukan.
Garrick kemudian memasukkan tiga jarinya ke dalam kewanitaan Amy, menggerakkan tangannya maju mundur sementara lidah dan bibir pria itu menjilati inti kewanitaannya. Rasanya ia akan terlempar ke dalam neraka kemudian menjadi abu.
"Garrick, oh...." Amy hampir gila karena kenikmatan yang diciptakan dua orang pria kembar itu.
Tiba-tiba Hanz menyodorkan kejantanannya di depan wajahnya dan Amy memutar kepalanya ke arah Hanz, ia memasukkan kejantanan Hanz ke dalam mulutnya dan Hanz menjambak rambut Amy, menahan kepala wanita itu lalu memaju mundurkan pinggulnya.
"Oh, fuck! Ingi benar-benar gila. Aku suka mulut kekasihmu, Garrick," ucap Hanz.
Garrick menyeringai kemudian memasukkan kejantanannya ke dalam kewanitaan Amy lalu menariknya, memasukkan lagi kemudian menariknya lagi. Pria itu mengulanginya beberapa kali membuat Amy hendak melayangkan protesnya tetapi tidak bisa karena mulutnya tersumpal kejantanan Hanz yang besar.
Garrick tersenyum licik, ia kemudian mengentak-entakkan pinggulnya dengan kasar hingga meja makan itu bergeser. Begitu juga dengan Hanz yang mengentak-entakkan pinggulnya seolah mengimbangi gerakan Garrick.
Tangan Amy berpegangan pada sisi meja, ia hampir mendapatkan orgasmenya. Tubuhnya bergerak-gerak gelisah dan Garrick mengentakkan pinggulnya, memutarnya berusaha menemukan titik sensitif Amy. Saat cairan hangat meleleh dari tubuh Amy, Garrick menarik dirinya dan menjilati kewanitaan Amy mempermainkan lubang kenikmatan itu menggunakan lidahnya hingga Amy semakin belingsatan.
"Oh, Tuhan... Garrick," ucapnya terengah-engah di antara mulutnya yang masih terisi kejantanan Hanz.
Setelah itu, Hanz mengambil alih. Dipindahkannya Amy ke sofa di ruang keluarga, dimasukinya dari belakang dan Garrick berdiri di depan Amy menyodorkan kejantanannya kepada Amy.
Amy menyeringai senang, dibelainya kemudian dijilatinya bagian atasnya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan tanpa disuruh ia memaju mundurkan kepalanya sementara pukulan demi pukulan di bokongnya didapatkan dari Hanz yang memompa bokongnya dengan sangat mantap.
Garrick menekuk kakinya, tangannya membelai kejantanannya sendiri dan ia menciumi bibir Amy lalu setelah itu ia berdiri di samping Hanz, Hanz melepaskan penyatuannya dengan Amy lalu Garrick mengambil posisinya. Sekitar satu menit, Hanz menggantikannya hingga beberapa kali mereka melakukan itu.
"Oh, Tuhan!" Amy menjerit, kewanitaannya terasa perih dan kering, tetapi ia tidak ingin menyudahinya. Ia kemudian melumuri kewanitaannya menggunakan ludahnya.
Lalu Garrick bertelentang di atas karpet dan Amy mengangkanginya, tidak di sangka Hanz tiba-tiba memasuki Amy dari lubang belakang. Amy menyeringai senang. Mereka bertiga bergerak bersama, Amy mendapatkan pelepasannya kembali sementara Hanz dan Garrick masih bergerak-gerak memompa Amy yang bermandikan keringat.
"Oh. Fuck, aku menyukai ini!" kata Amy seraya meremas payudaranya sendiri. "Oh, jangan berhenti, kumohon." Ia bahkan baru saja mendapatkan pelepasan tetapi telah menginginkan kedua pria itu memberikan kenikmatan lagi.
Hanz menampar bokong Amy dan Garrick menarik puting payudaranya.
"Kau benar-benar hebat, Sayang," kata Garrick.
"Sepertinya baku akan lebih sering datang mengunjungi kalian," ucap Hanz.
"Oh, Tuhan... aku senang mendengarnya," ucap Amy.
Hanz kemudian menarik kejantanannya dari lubang bokong Amy lalu menjejalkannya ke dalam kewanitaan Amy.
"Ooh, Hanz...." Amy mencengkeram lengan Garrick dengan kuat karena merasakan kewanitaannya sepertinya sobek.
"Bagaimana?" tanya Garrick untuk memastikan.
"Aku hany memerlukan penyesuaian... Oh, Tuhan. Tidak, ini pengalaman pertamaku tapi aku menyukainya," ujar Amy seraya terengah-engah.
Hanz membawa kedua lengan Amy ke belakang punggung wanita itu ."Oh, Bitch! Kau benar-benar nikmat."
Hanz bergerak-gerak sementara Garrick hanya mengimbanginya di bawah lalu mereka berganti gaya lagi, Amy duduk di sofa sedangkan Garrick memasukinya dari arah depan dan Hanz berdiri di sofa, menyodorkan kejantanannya kepada Amy lalu kedua pria itu memompa bokong mereka hingga kenikmatan membuncah di antara keduanya. Dua orang bersaudara itu kemudian memuntahkan cairan panas mereka di wajah dan dada Amy.
Setelah itu, mereka pergi ke kamar mandi bertiga untuk membersikan diri sebelum menyantap makan malam mereka lalu mereka tidur di satu ranjang yang sama dan malam menjadi panjang karena erangan dan geraman mereka bertiga.
Bersambung....
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar!
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
??♥️
