Pustaka
Bahasa Indonesia

Please Be My Daddy

45.0K · Tamat
Fairy Wan
44
Bab
58.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

"Tolong aku! " Sudah menjadi tugas Mo Xiaomo sebagai dokter untuk menyelamatkan dan membantu pasien, jadi iapun menjawab, "Aku pasti akan membantumu! ". Tapi yang tidak ia sangka adalah, pria aneh itu mendorong Mo Xiaomo ke ranjang rumah sakit dan mulai melakukan hal-hal yang tak pantas. Setelah itu ia pun pergi.Enam tahun kemudian, Mo Xiaomo kembali ke Cina bersama Qingbao, putranya.

PresdirAnak KecilOne-night StandMengandung Diluar NikahBaper

Bab 1 Api Lilin Dalam Kegelapan Malam

Bab 1 Api Lilin Dalam Kegelapan Malam

Di malam yang begitu suram, angin bertiup kencang menerpa penjuru kota kecil itu.

“Jeglek!”

kaca, yang terlihat hanya kegelapan menutupi seluruh jalanan malam itu.

“Mati listrik lagi ! Tiap kali aku bantu dinasnya selalu terjadi hal yang buruk!”

Mo Xiaomo menggerutu perlahan, diregangkannya pinggangnya lalu meraba ke atas lemari mencari lilin lalu menyalakannya, angin dingin yang bertiup perlahan melalui celah pintu membuat api di lilin itu tak henti-hentinya bergoyang.

Sekali lagi Mo Xiaomo berjalan ke arah pintu kaca klinik bersiap untuk menguncinya , dan segera beranjak ke tempat tidur pasien untuk tidur, ketika tangannya terulur hendak menutup pintu, seberkas bayangan hitam besar mendadak menerobos masuk dari luar.

Tidak hanya menerobos, tapi juga menubruknya sampai jatuh!

“Huaaaaa!” Mo Xiaomo berteriak terkejut, bersamaan dengan teriakan kagetnya bayangan itu terjatuh ke lantai.

Mo Xiaomo berusaha mendorong tubuh itu darinya, saat dia berusaha mengambil lilin untuk melihat dengan jelas siapa orang itu, orang yang masih di lantai itu mengeluarkan suara pelan namun terlihat sangat kesakitan.

“Duh...” Itu suara laki-laki.

“Halo! Kau tak apa-apa?”Tak sempat banyak berpikir, Mo Xiaomo berusaha meraba punggung tangan pria itu di bawah temaram nyala lilin.

Tubuhnya terasa panas sekali! Sepertinya dia mengalami demam tinggi !

Dengan gemetaran, dia berusaha memapah bahu pria itu untuk membantunya berdiri.

“Saya bantu anda ke ranjang, nanti saya beri penurun panas!”

“Jangan pergi...” Kata pria itu dengan suara pelan dan serak, seperti sedang menahan rasa sakit yang diderita tubuhnya, tampaknya demam pria itu sudah terlalu parah!

“Jangan khawatir, saya tidak akan pergi, akan saya bantu ! Terlebih penting menyelamatkan nyawa anda dulu... hah! ...!”

Belum selesai Mo Xiaomo berkata, mendadak pria itu memutar badannya, lalu mendorongnya hingga terjatuh ke atas ranjang, belum sempat dia melawan, orang itu sudah menguasainya dengan hawa penuh kekerasan.

“Mau apa kau !?”

Mo Xiaomo yang belum siap apa-apa dengan gegabah berusaha mendorong pria itu, kata-kata yang tak sempat terucap serasa mencekat di dalam mulutnya tanpa bisa keluar, kedua bibirnya serasa kaku terkepung hawa asing yang memaksanya terdiam, seketika badannya terasa seperti terkena sengatan listrik yang begitu mengejutkan, dan otaknya tak bisa berpikir apa-apa.

“Tolong aku!”

Hembusan nafas pria itu terlihat sangat berapi dan tanpa terkendali, tanpa ampun dia meraba setiap jengkal kulit Mo Xiaomo, nafas yang berat dan jenggotnya yang terasa tajam mengenai wajah Mo Xiaomo yang tak berdaya, dia berjuang melepaskan tubuhnya agar bisa terlepas dari keberingasan pria itu, tapi yang terjadi malah pakaiannya yang justru terkoyak.

“Lepaskan aku! Tolong... “

Mo Xiaomo berteriak sambil mendorongnya, namun tenaga tangannya begitu lemah seperti sayap ayam yang tak sebanding dengan kekuatan pria yang tengah mengganggunya saat itu.

“Jangan!!!”

Dengan begitu menderita sambil ber urai air mata dia hanya bisa mencakar punggung pria itu, namun pria itu perlahan menenangkan badannnya, kemudian berkata lirih meminta maaf padanya : “Maaf, saya terkena pengaruh obat. Terima kasih sudah menolong saya.”

Mo Xiaomo dalam hati berpikir apa maksudnya pria itu berkata ‘sudah menolongnya’, sama sekali beda dengan ‘menolong’ yang selama ini dia mengerti.

Memang Mo Xiaomo mau menolongnya, tapi bukan membantu dengan memakai tubuhnya.

Mo Xiaomo berusaha mati-matian menutup bibirnya, air mata mengalir dari sudut matanya, perbuatan yang kasar dan kejam tadi membuat nafasnya tak beraturan, dia sama sekali tak bisa berkata apa-apa.

Zhong Teng melihat Mo Xiaomo yang tak berdaya, dengan lembut dia menunduk ke arah bibir Mo Xiaomo yang merah, menyapu setiap sudutnya dan menyisakan aura tubuhnya di sana.

Sisa lilin yang menyala di atas lemari itu sudah hampir habis, akhirnya darah Zhong Teng yang tadinya mendidih mulai dingin perlahan.

Dia menciumi wajah Mo Xiaomo yang dipenuhi bekas air mata, dengan lembut membantunya menutup kembali bajunya, lalu mengambil jam tangan yang ada di tangan kanannya dan meletakkannya di atas telapak tangan Mo Xiaomo yang lembut.

“Besok bawa arloji ini ke Gedung Tang Fei di kota A, aku akan membayar kerugianmu!”

Setelah merapikan bajunya, Zhong Teng membuka pintu klinik di tengah gelapnya malam, angin dingin seketika berhembus masuk, dan dia pun lenyap