Pustaka
Bahasa Indonesia

Pesona Pembantu

58.0K · Ongoing
Kenzo9
81
Bab
2.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Cerita ini mengandung kekerasan dan konten Dewasa, mohon bijak dalam membaca. Menceritakan seorang majikan, yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka pun saling bertukar keringat.

RomansaFantasiPresdirPerselingkuhanPerceraianCinta Pada Pandangan PertamaPengkhianatanWanita Cantik

01. Gelantungan

Bab 01. Gelantungan

Pukul 08:00 Pagi.... Saat ini Pak Heru sedang duduk disofa sambil melihat layar laptopnya.

Seperti biasa sebelum berangkat ke kantor, Pak Heru selalu meminta pembantunya untuk membuatkan kopi kesukaannya.

Beberapa saat kemudian, Bu Erna datang sambil membawa kopi kesukaannya Pak Heru.

“Ini Pak kopinya.” Ucap Bu Erna lalu meletakkan kopinya diatas meja.

Pak Heru tidak sengaja melihat payudaranya Bu Erna bergelantungan saat meletakkan kopinya diatas meja.

Seketika otaknya langsung traveling dan penisnya langsung terbangun.

Pak Heru seorang pengusaha kaya raya, ia memiliki bisnis dibidang Properti. Usianya sudah memasuki 40 tahun.

Pak Heru memiliki seorang istri namanya Mita, Usia istrinya 35 Tahun, beda 5 Tahun dengan usianya.

Pak Heru juga memiliki seorang anak, nama anaknya Andra. Usia anaknya masih 15 Tahun. Namun anaknya ikut dengan neneknya, karena tidak betah tinggal bersamanya.

Setelah membuatkan Kopi, Bu Erna kembali lagi ke belakang, karena masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.

Namun baru beberapa langkah Bu Erna pergi, Pak Heru kembali memanggilnya.

“Bi, ibu sudah berangkat belum?” Tanya Pak Heru memastikan.

“Sudah Pak, tadi pagi-pagi sekali Ibu sudah berangkat.” Jawab Bu Erna sopan.

Mendengar itu perasaanya sangat lega, karena otaknya sudah mulai konslet. Pak Heru terus memikirkan yang Bergelantungan di tubuhnya Bu Erna.

“Ya sudah kalau begitu.” Sahutnya merasa lega.

Istri Pak Heru bekerja disalah satu perusahaan ternama, yang bergerak dibidang Chemical.

Istri Pak Heru menjabat sebagai Asisten direktur. Sudah beberapa kali Pak Heru meminta istrinya untuk berhenti bekerja, namun istrinya tidak mau mendengarkannya.

Pak Heru sudah beberapa kali mengajak istrinya untuk mengelola perusahaannya. Namun istrinya tetap tidak mau mendengarkannya.

“Baik Pak kalau begitu saya izin mau lanjut bersih-bersih rumah dulu.” Kata Bu Erna.

“Silahkan.” Sahutnya sambil melihat kepergian Bu Erna.

Bu Erna seorang pembantu, dia sudah 1 tahun bekerja di rumahnya Pak Heru.

Sudah dua tahun Bu Erna menjanda, karena suaminya meninggal akibat kecelakaan.

Bu Erna memiliki seorang anak perempuan yang tak kalah cantik dengannya, Nama anaknya yaitu Yanti, usianya 15 tahun, Yanti juga ikut bekerja bersama Ibunya.

Karena memang ekonominya sulit, Bu Erna tidak mampu menyekolahkan anaknya hingga tamat, Yanti hanya lulus sampai smp saja.

“Bu, aku mau bersih-bersih taman dulu ya, setelah itu baru bersih-bersih ruangan.” Kata Yanti anaknya Bu Erna.

“Ia nak.” Sahut Bu Erna sambil membereskan area dapur.

Setelah mendapatkan izin, Yanti pergi ke depan untuk membersihkan taman dan halaman rumah. Sementara Bu Erna masih membersihkan peralatan dapur.

Saat ini, Pak Heru sudah tidak konsen lagi dengan pekerjaannya, karena otaknya terus memikirkan sesuatu yang Bergelantungan, dan otaknya pun sudah mulai kotor.

Pak Heru sangat gila dalam bekerja, saking gilanya, dia jarang sekali libur, dan Pak Heru juga sudah jarang sekali berhubungan dengan istrinya. Karena memang Istrinya sangat sibuk dengan pekerjaannya, hingga mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

Pak Heru baru sadar, jika pembantunya itu sangat menggairahkan.

Sudah sangat lama Pak Heru tidak berhubungan intim dengan istrinya, karena Pak Heru sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan istrinya juga sibuk dengan pekerjaannya.

Karena pikirannya tidak tenang, Pak Heru memutuskan untuk pergi ke dapur menemui Bu Erna.

Sesampainya didapur, Pak Heru berdiri sambil melihat Bu Erna yang hanya mengenakan Daster kuning.

“Kenapa aku baru sadar, kalau pembantuku sangat menggairahkan.” Ucapnya dalam hati, sambil terus menatap tubuhnya Bu Erna dari belakang.

Pak Heru terus melihat tubuh pembantunya dari jarak 5 meter.

Bu Erna belum menyadari kalau saat ini Pak Heru sedang memperhatikannya dari belakang.

Walaupun Usia Bu Erna sudah 35 tahun, namun Bu Erna masih terlihat sangat cantik. Bu Erna juga memiliki tubuh yang tinggi, kulitnya pun sangat putih.

Walaupun Bu Erna tidak pernah berdandan. Namun Bu Erna masih terlihat cantik.

Bu Erna tidak pernah menggunakan Make up yang mahal, dia hanya memakai bedak saja, itupun hanya saat ada keperluan saja.

Beberapa saat kemudian, Bu Erna merasa seperti ada yang sedang mengawasinya.

Bu Erna lalu menoleh kebelakang.

Saat Bu Erna melihat kebelakang, Bu Erna sangat terkejut ketika melihat Juragannya sedang berdiri menatapnya.

“Eh Bapak.” Ucapnya sedikit kaget. Karena tidak biasanya Pak Heru bersikap seperti itu kepadanya.

“Yanti kemana Bi?” Tanya Pak Heru sambil celingukan mencari Yanti.

“Yanti lagi didepan Pak, dia lagi bersih-bersih Taman.” Jawab Bu Erna lalu menundukan kepalanya karena merasa canggung.

Mendengar Yanti sedang diluar. Pak Heru mulai merasakan seperti ada dorongan di dalam tubuhnya.

Tak tahu kenapa Pak Heru sangat penasaran dengan pembantunya.

Saat ini Perasaan Bu Erna sudah mulai tidak nyaman, karena tidak biasanya Pak Heru bersikap seperti ini kepadanya, apalagi menanyakan soal anaknya.

Karena yang Bu Erna tahu, selama Bu Erna bekerja disini, Pak Heru sangat cuek sekali dengan anaknya.

Pak Heru sudah tidak tahan lagi menahan hasratnya, karena pikirannya terus terbayang-bayang sesuatu yang Bergelantungan.

Pak Heru kembali bicara.

“Bi, tiba-tiba badan saya pegel-pegel nih, Tolong pijitin badan saya ya.” Ucap Pak Heru yang mulai melancarkan serangannya.

Bu Erna sangat kaget ketika mendengar Majikannya ingin di pijat. Karena tidak biasanya Pak Heru memintanya untuk memijat tubuhnya.

Saat ini Bu Erna sangat bingung, ingin sekali ia menolaknya, karena Bu Erna merasa hal ini sangat tidak sopan dilakukannya, apalagi saat ini dirumah hanya ada dia dan anaknya.

“Bi kok bengong?” Tanya Pak Heru karena melihat Bu Erna tidak meresponnya.

“Ma_maaf Pak, bukannya saya tidak mau, tapi menurut saya, ini kurang sopan, apalagi Ibu sedang tidak ada dirumah.” Jawab Bu Erna dengan perasaan campur aduk.

“Masa nggak sopan, kan kita nggak ngapa-ngapain.” Pak Heru terus berusaha membujuk Bu Erna, agar Bu Erna bisa menuruti keinginannya.

“Ta_tapi Pak…” Belum selesai Bu Erna mengatakannya, Pak Heru kembali bicara.

“Kamu kerja sama saya, jadi kamu harus ikuti semua perintah saya.” Kata Pak Heru yang tidak suka di bantah.

Mendengar Pak Heru berkata seperti itu, Bu Erna tidak bisa berkutik, karena apa yang Pak Heru katakan memang benar.

Dengan terpaksa Bu Erna menuruti keinginan majikannya.

“Ba_baik Pak.” Sahut Bu Erna sangat gugup, karena ia sangat takut.

Mendengar itu Pak Heru merasa sangat senang, karena sebentar lagi dia akan memulai rencananya.

“Ya sudah sekarang juga kamu mandi dulu, karena saya tidak mau mencium sesuatu yang kurang sedap.” Pak Heru sudah tidak sabar ingin segera memulai rencananya.

Mendengar itu Bu Erna semakin merasa heran, karena menurutnya hal ini sangat tidak masuk akal.

Bu Erna kembali bicara.

“Ta_tapi Pak, saya sudah mandi tadi pas sholat subuh.” Ucapnya

“Ya udah kamu mandi lagi aja, karena kamu dari tadi sudah bekerja, pastinya sudah mengeluarkan keringat kan.”

Pak Heru sengaja meminta Bu Erna membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, karena Pak Heru sangat bergairah, saat melihat wanita selesai mandi.

“Ba_baik Pak kalau begitu saya izin pamit mau ke kamar saya dulu.” Bu Erna tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menuruti keinginan majikannya.

“Ya sudah, kalau kamu sudah selesai mandi, kamu bisa langsung ke kamar saya.” Kata Pak Heru dengan tatapan liarnya.

“Ba_baik Pak.” Jawab Bu Erna patuh.

Bu Erna dan Pak Heru pergi ke kamarnya masing-masing, dan mereka semua sedang bersiap-siap.

Sesampainya di dalam kamar, Bu Erna pergi kekamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Sedangkan Pak Heru sedang berganti pakaian di dalam kamarnya.

Saat ini Pak Heru hanya mengenakan celana kolor saja, Pak Heru terpaksa menunda pekerjaannya hingga misinya selesai.