Pustaka
Bahasa Indonesia

Pemilik Kehormatan

66.0K · Ongoing
Yuwen Aqsa
50
Bab
22.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Kisah seorang gadis bernama Aure.Gadis muslim yang taat agama, namun di hadapkan dengan ujian yang sangat berat. Menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang teman yang menyukainya sejak lama.

Pengantin PenggantiKampusRomansaIstriSweetDosen

bab 1

Bbrraakk

Seorang gadis kecil berusia 13 tahun jatuh menabrak pohon palem di pinggir jalan.

“Aduuhh....” Dia duduk memegangi siku yang berdarah dan lututnya juga berdarah.

Dia lihat sepedanya yang bengkok dan pedalnya patah. Huuhh.....hembusnya dengan kasar.

Sebuah mobil berwarna navy berhenti tepat disampingnya. Tak menunggu lama, pintu mobil terbuka. Seorang lelaki tampan, putih mirip aktor yang sering muncul dilayar tv. Membuat mata si gadis tak kedip menatapnya. Lelaki yang berumur 32 tahun itu jongkok didepan si gadis, menempel plaster pada lututnya yang berdarah.

“Sikunya.” Ucap si lelaki.

Si gadis nurut. Selesai memasang plaster, lelaki itu memasukkan sepeda rusak ke bagasi mobilnya.

“Ayo kuantar pulang.” Ucapnya lagi. Si gadis itu terlihat kesusahan berdiri karna pinggangnya sempat kepentok pohon. Terpaksa lelaki itu membawanya dalam gendongan dan mendudukkan tubuh gadis kecil di jok belakang.

Memasang seatbelt dan segera menutup pintu. Muter dari depan dan masuk di bagian kemudi.

“Dimana rumahmu?”

“Le---lewat jalan ii---ini om.” Jawabnya dengan terbata karna takut. Takut jika dia diculik.

Lelaki itu segera menyalakan mesin mobil dan melaju pelan. “namamu siapa?”

“aure,” jawabnya pelan. Dia memberanikan diri menatap lawan bicaranya. “Kalo om, siapa?”

Si lelaki menatap Aure, “Evan.”

Siapa sangka pertemuan singkat ini akan menjadi awal indah untuk keduanya.

~~

Lima tahun kemudian.

Kaureen sha Paulan anak pertama dari pasangan Khalinxi ran Paulan dan Arumi Nasha Razeta. Gadis cantik yang selalu menutup auratnya dan memiliki ilmu agama yang tidak sedikit, tapi juga belum banyak. Dia memiliki sifat lembut dan sabar sama seperti umminya.

Sekarang dia sedang melanjutkan kuliahnya di universitas Cahaya utama di bagian IT, jurusan yang sama seperti Fhika (neneknya) dan Ayahnya dulu.

“Aure berangkat kuliah dulu ya ummi,” dia meminta tangan umminya untuk disalami. “Ayah dimana?”

“Ayahmu udah kerja sayang, kamu hati-hati ya.”

“Iya mi.”

“Mampir jemput Ranisya?” tanya Zeta.

“Iya mi, kebetulan kita ambil kelas yang sama hari ini.”

Zeta mengangguk dengan senyuman. Aure dan Ranisya memang sudah dekat sedari kecil. Hingga sampai masuk kuliah Aure dan Ranisya minta untuk berada disatu kampus.

“Assalamualaikum ummi,”

“Waalaikumsalam sayang, hati-hati ya.”

Aure mengendarai mobil meninggalkan plataran rumahnya dengan pelan. Jalan sekitar 15 menit, ponselnya bergetar. Ada panggilan telfon masuk, dia raih ponsel yang ada didalam tas. Tertera nama Ranisya dilayar ponsel. Dia memasang aerphone dan memasangnya ditelinga.

“Assalamualaikum Sya,” sapanya.

“Waalaikumsalam Re, kamu udah dijalan?”

“Iya, ini aku udah dijalan, 15 menit lagi aku sampai.”

“Ini Fano mau ikutan nebeng sampai di...”

“Aku nebeng sampai kampus ya Re.” Fano adik Ranisya memotong kalimat Ranisya.

“Iihhh bilang aja suruh ngantar. Modus!!” sahut Aure sewot.

“Yaelah, pelit!! Mobilku belum pulang Re. Sama saudara nggak kasian?”

“Iya bawel, tapi kamu yang bawa mobilnya.”

Brraakk!!!

Keasikan ngobrol, mobil Aure menabrak mobil didepannya yang memang sudah sirine sedari tadi.

“Astagfirlloh, mati aku.” Bisik Aure yang mampu didengar oleh Fano.

“Ada apa Re?” tanyanya dengan khawatir.

“Aku nabrak mobilnya orang. Tutup dulu telfonnya ya. Assalamualaikum.”

Tanpa menunggu jawaban dari lawan telfon, Aure mematikan ponselnya, dia bergegas keluar dari mobil dan mengecek bagian depan mobilnya. Lampunya pecah, dan mobil yang dia tabrak penyok, lampunya jufa pecah.

Dia menepuk jidatnya berkali-kali. Takut kena omel dari si pemilik mobil, dia memilih menundukkan wajahnya.

Seorang lelaki menggunakan setelan jas rapi keluar dari mobil, berjalan penuh wibawanya menuju kearah Aure.

“KTP.” Kata si lelaki itu.

“Maafkan saya pak, maaf, saya beneran nggak sengaja.” Aure menelakupkan kedua tangannya didepan dada. Berharap bisa berdamai dengan lelaki pemilik mobil.

“KTP.” Lelaki ini mengulangi kata-katanya. Dia benar-benar tidak menghiraukan permintaan maaf Aure.

Dengan dada yang berdebar, Aure mengambil KTP dari dalam dompetnya. Dia menyerahkan KTP nya. “Ini,”

Tangan lelaki itu segera meraih KTP dari tangan Aure. “Kaureen,” ucap si lelaki itu dengan lirih.

Aure mengangkat kepalanya, memberanikan diri mentap wajah lelaki pemilik mobil.

“Om Evan,”

“Kita bertemu lagi.” Sahut evan dengan sedikit senyum dibibirnya.

Evan Santosa, anak sulung dari pasangan Sigit santosa dan Elis. Dia seorang pendiam, terkenal bersikap dingin dan acuh kepada siapapun. Di umurnya yang ke 37 ini dia masih menyendiri. Pernah menjalin hubungan asmara satu kali dengan Cici, teman satu SMA nya dulu. Hubungannya tak berjalan lancar karna Cici selingkuh sebelum hari pernikahan mereka.

Rasa trauma berumahtangga selalu muncul dikepalanya. Dia selalu takut apa yang pernah dialami oleh Ayah dan Ibunya menurun didirinya. Bahkan adiknya sekarang sudah menikah yang kedua. Itu semakin membuatnya takut berumah tangga.