Bab 3
Aku kira air mataku sudah kering.
Namun, setelah sepuluh tahun menjalin hubungan, aku masih merasa sedih ketika teringat pengkhianatan Rio.
Sebenarnya aku tahu bahwa aku sedang mengasihani diriku sendiri, merasa semua pengorbananku itu tidak sepadan.
Aku tidak mengerti kenapa Rio masih saja gigih mengejar Dela setelah ditolak berkali-kali.
Mungkinkah pria itu semakin ditolak akan semakin tertarik?
Ketika orang tuaku bercerai, aku memutuskan untuk ikut dengan ibuku. Tidak begitu lama, ayahku segera menikah lagi dan melahirkan Dela.
Jadi meskipun aku dan Dela bersaudara, namun kami sebenarnya tidak dekat.
Namun, aku juga sempat mendengar bahwa Dela memiliki kekasih di masa kecil. Mereka tumbuh besar bersama dan sangat dekat. Mereka bahkan kuliah di tempat yang sama.
Namun, masalahnya terletak pada saat mereka lulus kuliah dan harus bekerja.
Dela ingin pergi ke daerah pegunungan untuk menjadi guru di sana, dia sempat meminta Rio untuk pergi bersamanya.
Namun, Rio takut, dia tidak mau tinggal di daerah pegunungan dan tidak bisa hidup tanpa orang tuanya.
Jadi Dela memilih untuk putus dengan Rio.
Aku juga baru tahu hal itu dari ibuku saat beliau masih hidup..
Kemudian, ketika ibuku meninggal, ayah membawaku tinggal di rumahnya selama beberapa hari, kebetulan aku bertemu dengan Rio.
Saat itu, aku tidak tahu bahwa dia adalah mantan pacarnya Dela.
Setelah itu dia mulai mengejarku, aku juga belum pernah berpacaran, jadi aku langsung tersentuh oleh ketulusannya dan setuju untuk berpacaran dengan Rio.
Baru setelah kami berpacaran, dia menceritakan masa lalunya dengan Dela.
Meskipun aku merasa sedikit tidak nyaman setelah mendengarnya, namun aku pikir semua itu hanyalah masa lalu, jadi aku tidak berkomentar apa pun.
Yang menarik adalah, mentorku yang mengetahui cita-citaku merekomendasikanku untuk melakukan penelitian geologi di daerah pegunungan.
Aku sempat menanyakan pendapat Rio, aku takut kami juga akan putus karena hal ini.
Namun, diluar perkiraan, Rio bilang kami bisa mencoba menjalin hubungan jarak jauh, dia akan menungguku kembali dan berjanji akan menikahiku.
Aku bertahan selama sepuluh tahun di daerah pegunungan dengan berpegang pada janji palsunya itu.
Pada akhirnya, aku dikhianati oleh pacarku dan adikku.
...
Saat membersihkan rumah, aku menyadari beberapa pakaian dan aksesorisku berada di rumah pernikahan kami, jadi aku berpikir untuk pergi mengambilnya lalu mengakhiri hubunganku dengan Rio.
Saat kembali ke rumah itu, perutku langsung terasa mual.
Detik berikutnya, suara tawa Rio dan Dela terdengar.
Aku diam-diam membuka pintu dan melihat mereka berdua sedang berpelukan di atas sofa. Dela sedang berbaring di dada Rio, dan menyuapi pria itu buah.
Dela memasukkan anggur ke dalam mulut Rio, bertanya sambil tersenyum, "Apa yang akan terjadi jika kakakku tahu tentang hubungan kita? Aku ingin melihat ekspresi sedihnya."
"Keenakan jika hanya sedih, nanti di pernikahan kita tukar pengantinnya saja, agar dia merasa malu. Bagaimanapun, wanita yang ingin aku nikahi adalah dirimu."
Keduanya tertawa bersama.
Dela melanjutkan, "Jadi rumah ini nanti akan menjadi milik kita berdua?"
"Tentu saja, kita sudah tidur di sini berkali-kali, sudah pasti ini akan menjadi rumah kita."
"Kalau begitu aku akan membuang semua barang-barangnya. Membuatku jijik saja."
"Jangan repot-repot, aku akan mengambilnya."
Aku menyela pembicaraan mereka dengan ekspresi dingin.
