Pustaka
Bahasa Indonesia

PSYCHOPATH WIFE

34.0K · Ongoing
Dewa Amour
39
Bab
117
View
9.0
Rating

Ringkasan

(Khusus Dewasa) Dia sarjana muda yang tampan dan genius. Saat ia kembali dari studinya, Liam harus bertemu kembali dengan Leah, wanita psikopat yang telah menewaskan kekasihnya dalam suatu insiden mengerikan beberapa tahun silam. Dan paksaan dari keluarganya untuk menikahi Leah membuat dia nyaris gila. Wanita cantik itu memiliki pesona yang kuat dan ambisi yang tiada batas. Dan saat ia jatuh cinta pada seorang pria, dia harus mendapatkannya meski dengan cara licik sekalipun. Obsesi Leah pada Liam akan menenggelamkan pria itu ke dalam jeratan gairah yang brutal dan mengerikan.

actionpembunuhanThrillerRomansaMetropolitanBillionairePernikahanIstriLove after MarriageDewasa

Chapter 1# PRIA ANGKUH ITU MENOLAKNYA

Tujuh belas tahun yang lalu pada pertengahan musim semi di kota Virginia. Liam kecil melihat anak perempuan yang sedang bermain di ladang bunga tulip.

Anak perempuan itu sangat cantik. Ia pernah melihatnya saat mereka baru pindah ke kota ini. Liam ingin berteman dengan gadis kecil itu.

Dengan penuh semangat, ia berlari menuju anak perempuan tersebut.

Ladang bunga tulip yang menguning membuat gadis kecil tampak memukau di sana.

Liam memetik beberapa kuntum bunga dan ingin memberikannya pada anak perempuan berambut panjang itu.

Namun, hal mengerikan yang kemudian dilihatnya.

Anak perempuan itu sedang berjongkok menghadap seekor kelinci putih yang sudah mati. Tangan anak itu berlumuran darah.

Liam membulatkan matanya melihat apa yang sedang digenggam oleh gadis kecil itu.

Dua bola mata kelinci?

Dia menatap dengan tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Dan saat ia mengangkat sepasang matanya ke wajah anak perempuan itu, tatapan dingin mengerikan yang dia lihat.

"Matamu sangat indah, bisa kau berikan padaku?"

Bunga dalam genggaman Liam jatuh seketika. Dia mundur dengan mimik ketakutan.

Anak laki-laki itu berlari kencang meninggalkan ladang bunga.

Gadis kecil berambut panjang memandangi dari tempatnya berdiri. Ia menatap dengan manik menggelap dan senyuman yang penuh misteri.

"Tikus kecil, aku menyukai bola matamu."

_____________

Pesta besar sedang berlangsung di sebuah mansion mewah. Semua tamu tampak sedang menikmati alunan musik jazz.

Dan beberapa di antaranya mulai berdansa dengan pasangan mereka.

Leah Victoria Dakosta, dia putri tunggal pemilik mansion mewah tersebut.

Perusahaan ayahnya sedang berkembang pesat saat ini. Oleh karena itu, sang ayah membuat pesta besar.

Dengan langkah anggun bagai merak betina, Leah menghampiri seorang pria yang sedang berdiri sambil menikmati segelas anggur di sudut ruangan dansa.

Pria itu tampak sangat memukau di antara tamu lainnya. Dari kejauhan, ia sangat mengenal bola mata biru terang itu.

 

"Aku senang melihatmu di sini. Bisakah kita berdansa?"

Wajah tampan dan pembawaan yang tenang, pria itu menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Leah menyambut dengan tatapan yang angkuh. Dan bola mata biru terang itu membuatnya sangat gemas.

 

Pria itu tersenyum remeh menanggapi, "Kalau saja aku tahu ini adalah pestamu, aku tidak mungkin mau datang kesini."

Mendengar ucapan pria itu, Leah mengepalkan tangannya penuh emosi.

 

"Rupanya adat Jerman tak merubah dirimu, kau tetap pria yang angkuh! Tak apa, aku memaafkan mu kali ini."

Pria itu menarik seringai tipis pada sudut bibirnya. "Dan kau pun masih sama seperti dulu, gadis yang mengerikan."

Lisan tanpa filter itu sungguh membuat Leah sangat tersinggung. Ingin rasanya ia mencungkil bola mata biru terang pria itu.

Dan sebelum ia menimpalinya, pria angkuh itu berkata lagi.

"Sungguh pesta yang sangat buruk. Membuatku bosan dan ingin segera pulang," ucapnya dengan lugas, lantas melenggang pergi melewati wanita cantik di depannya.

Leah mengepal kuat dengan tatapan yang buas. Ingin rasanya ia menarik dasi pria itu, lantas mencakar wajahnya yang tampan. Dia sangat marah.

Tikus kecil itu!

Ini mustahil!

Pria angkuh itu tetap bersikap dingin padanya setelah satu tahun berlalu.

Benar, ini bukan kali pertama Leah bertemu dengan pria itu. Satu tahun yang lalu ia juga pernah menyatakan perasaannya padanya.

Pria itu merebut perhatikan Leah di hari pertama ia di lampus. Dan wanita yang dijuluki Nona Babel ini bukan tipe gadis yang pemalu untuk mengungkapkan perasaanya.

Siang itu di aula kampus dan di depan semua orang, Kim berteriak menggunakan mikrofon.

"Liam Alen Willbowrn, menikahlah denganku!"

Tentu saja aksinya itu langsung menggegerkan seluruh kampus. Dan itu sama sekali tidak menarik perhatian Liam.

Alih-alih menanggapi perasaan Leah, pria itu justru menganggap gadis itu sudah tidak waras.

"Kau gadis gila yang mengerikan. Aku bahkan tidak sudi melihatmu."

Pria itu berkata dengan nada yang meremehkan dan tatapan yang jijik. Leah menanggapi dengan marah. Namun, Liam tidak peduli apa pun lagi tentang gadis itu.

Hingga satu insiden mengerikan pun terjadi.

Liam menemukan Laura, gadis yang ia cintai tewas dengan mengenaskan.

"Leah, gadis itu yang mendorong Laura dari atas gedung. Semua siswa melihatnya. Dia memang psikopat yang gila!"

"Ya, dia memang tidak beres!"

Semua orang menyalahkan Leah atas kematian tragis yang menimpa Laura. Sejak itu, rasa bencinya pada Leah semakin menjadi.

"Psikopat gila sialan, aku bersumpah akan membalas kematian Laura!"

Liam menatap ke arah balkon kamar Leah dari dalam mobil. Itu hari di mana ia akan berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studinya.

Dan Leah tidak pernah mengetahui hal itu.

"Pergilah untuk studimu. Setelah itu pulanglah dan menikahlah denganku. Aku tidak akan pernah melepaskan mu, Liam."

Perasaan itu telah berubah menjadi obsesi yang menggila.

Berapa kali pun, Liam menolaknya. Maka, ia akan terus berusaha mendapatkan pria itu. Meski dengan cara yang licik sekali pun!

Prang!

Suara cetar itu mengejutkan semua orang yang sedang duduk sambil menikmati segelas wine.

Anthony Allard Dakosta, dia segera bangkit dari sofa saat putrinya melempar gelas pada lantai di depannya.

"Leah, apa yang terjadi?"

Wanita muda itu menatap dengan wajah yang merah dan bahu yang naik turun.

"Dad, kau harus menyeret pria itu ke depan ku!"

Anthony memicingkan matanya tidak paham. "Siapa yang kau maksud?"

"Liam Alen Willbowrn. Bawa pria bodoh itu ke hadapanku sekarang juga!" teriak Leah. Dia tampak frustasi.

Anthony menoleh ke arah beberapa pria yang sedang minum wine bersamanya. Semua orang segera berpura-pura sibuk sendiri.

Entah apa yang terjadi pada putrinya. Ini sungguh bukan saat yang tepat untuk meladeni keinginan gila Leah.

Namun, putrinya tidak mau mendengar kata penolakan atas apa pun yang ia inginkan.

Mengabaikannya sama saja melepaskan singa betina ke dalam rumah.

Dia segera maju dan merangkul bahu putrinya. "Daddy tidak paham apa yang kau maksud. Namun, Daddy akan mencarikan pria itu untukmu. Sekarang tenangkan dirimu," bisiknya.

"Aku ingin pria angkuh itu bertekuk lutut di hadapanku!" Amarah Leah masih belum berkurang.

Anthony mengangguk dan berusaha tenang mengimbangi sikap putrinya yang pemarah itu.

"Kau pasti akan mendapatkannya. Daddy berjanji padamu."

Setelah mengantar Leah menuju kamarnya, Anthony segera melakukan sesuatu.

"Liam Alen Willbowrn, apa kau mengenal pria muda itu?"

Anthony bertanya pada seorang staf yang bernama Thomas.

Leah sedang mengamuk di kamarnya saat ini. Bahkan, dia telah melukai beberapa pelayan yang coba menenangkannya.

Ini tidak bisa dibiarkan!

Emosi Leah bisa membakar seluruh mansion. Dia harus segera mendapatkan pria bernama Liam Alen Willbowrn itu secepatnya.

 

"Jelas saya mengenalnya. Dia putra bungsu Tuan Charles Willbowrn yang baru saja menyelesaikan studinya di Jerman. Dia baru tiba siang ini di Virginia." Thomas menjelaskan.

Anthony sedikit terkejut mendengarnya."Jadi, dia adalah pewaris Quantum Corporation? Perusahaan payah itu?"

"Benar."

"Apa kau mengenal salah satu dari mereka?"

"Kebetulan saya punya sepupu yang menjadi staf utama di Quantum, dan dia adalah orang kepercayaan Tuan Charles!"

"Bagus. Bisa aku bertemu dengannya?"

"Tentu."

Thomas segera pergi untuk menemui sepupunya.

Hari berikutnya, Thomas datang kembali bersama seorang pria.

"Tuan Allard Dakosta, apa yang bisa saya bantu?"

Pria itu langsung bertanya dengan membungkuk hormat.

Saat mendengar jika Presdir Group Babel yang memintanya datang, ia sangat gugup dan ketakutan.

Anthony merupakan penguasa Virginia setelah walikota. Bahkan, dia juga memiliki banyak koneksi yang kuat dan anak buah yang tersebar di mana-mana.

Entah apa yang membuat pria itu memintanya datang. Mengingat reputasi pria berbahaya itu, dia jadi merinding.

Anthony menatap dengan intens pada pria kurus yang berdiri di depan mejanya.

Pria itu menoleh pada Thomas dengan gemetaran. Tatapan Anthony membuatnya takut.

Apa gerangan yang sedang Anthony rencanakan?