Pustaka
Bahasa Indonesia

PESONAMU MENJERATKU

147.0K · Tamat
Zemira Fortunatus
146
Bab
38.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Area 21 tahun ke atas Chesa Cantika Brett seorang gadis berusia 23 tahun, tidak pernah menyangka akan ditingalkan oleh kekasihnya tepat di hari pernikahan mereka. Sang Ayah yang murka memaksa Chesa untuk menikahi seorang pria bernama Ewan Setiawan yang nota bene adalah seorang karyawan magang di kantor ayahnya. Sanggupkah Chesa menolak tawaran Ayahnya untuk menikahi pria itu? ataukah ia harus terjebak dengan pernikahan itu selamanya? Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014.

RomansaMenantuLove after MarriagePengantin PenggantiPernikahanMemanjakanSweetTuan Muda

BAB. 1 Ingin menikah muda

Chesa Cantika Brett putri bungsu dari pasangan pengusaha sukses tuan Greg dan nyonya Hanny, memutuskan untuk menikah muda di usianya yang masih menginjak 23 tahun. Ia baru saja lulus dari London university tahun ini. Ia memiliki seorang pacar bernama Axel yang notabene adalah pacarnya sejak di bangku SMA dulu. 

Hubungan keduanya sudah lama terjalin. Namun satu yang pasti Sang Daddy tidak pernah merestui hubungan Chesa dan Axel karena tuan Greg berpikir jika Axel itu memiliki perangai yang manja dan tidak dewasa. Apalagi ia seumuran dengan Chesa. Sementara nyonya Hanny terpaksa setuju dengan kepusan Sang Putri walaupun jauh dari dalam lubuk hatinya. Ia memiliki keraguan yang sama dengan suaminya.

"Honey.., kamu kok bisa-bisanya sih, merestui keinginan chesa?" Greg menjadi sedikit kesal dengan istrinya.

"Sayang.., aku terpaksa menyetujuinya, Chesa terus menangis dan merengek-rengek kepadaku..," ujarnya sedih.

"Aku juga bingung dengan jalan pikiran anak itu! entah apa yang membuatnya tertarik kepada pemuda itu." Greg mulai menggerutu.

"Sayang.., sudah deh jika mereka tidak berjodoh pasti ada saja cara Tuhan untuk memisahkan keduanya. Yang kita lakukan sekarang berserah kepada tuntunan Tuhan." Greg hanya diam mendengar perkataan istrinya.

"Oh ya Dad.., bagaimana dengan Zay, apa tidak sebaiknya ia menikah? umurnya sudah 27 tahun saat ini." Hanny jadi ingat dengan putra pertamanya yang memilih tinggal di London bersama oma dan opanya yang sudah renta.

"Kamu tau kan mom, bagaimana kerasnya anak itu. Sama keras kepalanya dengan Zey!" Greg menjadi geram dengan anak keduanya yang memilih menetap di Bali mengelola semua resort yang ada disana. 

Zey sedikit bandel dari kedua saudaranya yang lain. Ia sering gonta-ganti pacar sehingga semua orang menganggapnya playboy dan suka memainkan perasaan wanita. Ia sangat berbeda jauh dengan Zay yang terkesan kalem dan misterius.

Zay juga mengisyaratkan ketidaksukaannya kepada pilihan adik bungsunya itu. Ia sampai memesan tiket untuk pulang ke Indonesia. Khusus untuk menasihati adik bungsunya itu.

Sementara Zey terpaksa meninggalkan pulau Dewata karena Sang Daddy mengancam akan membekukan semua kartu yang ada di tangan Zey dan menutup resort yang ia kelola.

"Mommy, Chesa buat onar apalagi sih! bikin gue bt saja! mommy kan tau, jika aku sangat sibuk di Bali, aku ini seorang pengusaha mom!" gerutu Zey yang baru saja menginjakkan kaki di rumah keluarga Brett yang sangat luas itu.

"Kamu ini! adikmu itu butuh nasehat dari kamu sebagai kakaknya!" Kali ini Greg yang baru saja tiba di rumah, angkat bicara kepada anaknya.

"Apa yang dikatakan daddymu itu benar adanya Zey, kamu patut memberi masukan positif kepada adikmu." Hanny mencoba bijak berbicara kepada putra keduanya itu.

"Tapi aku sangat sibuk di Bali mom! aku ini kan seorang pengusaha muda, seorang owner dari beberapa resort besar di Bali, seharusnya mom and dad mengerti kesibukanku!" kesalnya lagi.

"Apa kamu bilang? kamu sibuk di Bali? sibuk dengan koleksi perempuan-perempuanmu itu?" Greg lalu membanting lembaran foto Zey dengan beberapa wanita dan menatap tajam ke arah anaknya.

"Zey.., kapan kamu bisa berubah nak?" ucapan mommy Hanny terasa menyayat hati Zey.

Ia segera menghampiri Sang Mommy lalu memeluknya dengan erat.

"Mommy, mereka itu semua rekan bisnisku mom, aku tetap ingat nasihat mommy kok. Aku sedang mencari wanita yang pas untuk menjadi pendampingku mom." Ujarnya sambil mengusap air mata mommy Hanny. Dulu Hanny pernah berpesan kepada kedua putranya. Jika mereka mendekati seorang perempuan dan menjalin hubungan, mereka jangan sampai merusak para wanita itu.

Nasihat Sang Mommy, tetap diingat oleh kedua putra. Terlebih si playboy Zey. Ia memegang teguh prisip dari mommynya itu.

Greg menjadi terenyuh melihat istrinya menangis. "Makanya jika kamu tidak ingin membuat mommymu menangis! segeralah menikah." Serunya tegas kepada Zey.

"Ih.., apaan sih daddy, aku baru 26 tahun. Maaf dad aku nggak ada niat untuk menikah muda!" ujarnya sekenanya. 

"Lagian kan, kita sedang membahas rencana pernikahan Chesa dan Axel. Aku jangan dibawa-bawa dong!" ujarnya lagi.

Sementara itu Zay keluar dari kamar bersama Chesa adik bungsunya. Mata Chesa terlihat sembab dan agak bengkak. Saat ini mereka sedang duduk di sofa yang berada di ruang keluarga.

Zey langsung menyapa kedua saudaranya.

"What's up bro!" ujarnya lalu memeluk kakak tertuanya itu.

Ia lalu mengusap kepala si bungsu dan mengecup keningnya lama. Seketika Chesa terharu dengan perlakuan Zey. Ia langsung memeluk kakak keduanya itu dan menangis dalam pelukannya.

"Hei.., kamu jangan menangis begitu adik kecil, aku dipihakmu! aku merestui jika kamu ingin menikah muda..," mendengar perkataan Zey, sontak Chesa semakin erat memeluk kakaknya itu. Sorot mata Zay seketika tajam menatap kedua adiknya. Karena ia sama sekali tidak setuju jika Chesa menikah dengan Axel. Ia sependapat dengan Sang Daddy.

Setelah makan malam keluarga, Greg mengajak istri dan anak-anaknya untuk berbincang-bincang di ruang keluarga.

"Chesa, apa keputusanmu sudah bulat untuk menikah muda?" untk kesekian kalinya tuan Greg menanyai anak bungsunya itu.

"Daddy bagaimana sih, nanyain itu terus, kan aku sudah bilang. Aku siap untuk menikah muda," gerutu Chesa. Anak bungsunya ini terkesan keras kepala tetapi juga terlihat sangat manja. Itulah yang membuat tuan Greg ragu melepas anak gadisnya kepada Axel yang menurutnya masih belum dewasa.

"Aku sependapat dengan Daddy!" tiba-tiba Zay angkat bicara. 

"Apa-apaan sih kakak!" kesal Chesa kepada Zay.

"Ini semua demi kebaikanmu Ches, kakak tidak mau kamu terluka!" jelasnya.

"Kak.., please jangan samakan kisah cinta kakak yang kandas dengan kisahku dan Axel! jelas sangat berbeda!" Chesa semakin berani.

Zay menatap Chesa dengan tajam, yang ditatap malah tersenyum sinis. Ya benar.., dulu Zay pernah menggantungkan harapannya kepada seorang wanita. Namun sayangnya wanita tersebut meninggalkannya tanpa sebab, menyisakan rasa trauma di hatinya.

"Aku setuju dengan perkataan Chesa! jangan sama ratakan kisah cinta lo sama orang lain. Gue berada di pihak Chesa dan gue setuju Chesa menikah muda." Zey mempertegas pilihannya mendukung Chesa.

"Say something mom!" seru Chesa kepada Sang Mommy.

"Mommy sangat setuju jika Chesa menikah muda. Dulu mommy juga menikah di umur 23 tahun. Tetapi saat itu daddymu sudah sangat kuat dari segi finansial. Ia bisa membiayai kehidupan mommy dan kalian. Yang menjadi pertanyaan mommy apakah Axel sudah memiliki syarat seperti daddymumu dulu? apa lagi kalian baru saja menamatkan kuliah." Ia lalu mendekat ke arah putri bungsunya dan mengusap lembut rambutnya, lalu berkata lagi, "sayang.., menikah itu bukan hanya sekedar cinta dan pesta pora tetapi pernikahan itu harus memiliki pondasi yang kuat."

"Apakah kamu bisa menjamin, Axel sudah memenuhi semuanya itu?" raut wajah Chesa berubah seketika mendengar perkataan Sang Mommy.