Enam
Happy reading, jangan lupa tinggalin jejak kalian di sini yah!!
*****
Kesadaran Amanda perlahan mulai memulih. Ia terkesiap ketika tangannya yang tengah meremas lolipop keras milik pria super tampan di hadapannya.
Wanita itu mencoba mendorong kuat dada pria bernama Darko yang sedang asyik melumat bibirnya. Ia bahkan yakin, jika saat ini bibirnya sudah membengkak akibat ciuman liar membabi buta namun, menyenangkan dari pria itu.
Tubuh Darko sedikit berjarak akibat ketidak sigapan pria itu mendapat serangan tiba-tiba dari Amanda. Satu tamparan dengan telapak tangan halus milik Amanda mendarat dengan sempurna di pipi kiri Darko. Senyum miring penuh ejekan muncul di wajah cantik Amanda.
"Sebuah bayaran yang setimpal untuk bibir bengkakku malam ini," sinis Amanda.
Darko memegang pipi kirinya dan menggosoknya perlahan. Tertawa kecil mendengar ucapan yang dilontarkan Amanda padanya.
Amanda memundurkan tubuhnya dan berbalik meninggalkan Darko yang ia pastikan masih mematung di tempatnya. Bersyukur jika pria itu tidak mengejarnya, karena lagi-lagi ia melakukan tindakan anarkis yang bodoh.
Gegabah! Menampar pipi orang lain adalah salah satu tindakan kriminal. Amanda bergidik ngeri membayangkan apa yang terjadi jika ia dilaporkan oleh pria itu karena tindakan tidak menyenangkan yang baru saja ia lakukan.
*****
Lagi dan lagi. Darko tertawa kecil disela ia menyesapi cairan bening yang memabukan ditangannya. Ia menggeleng pelan mengingat bagaimana wanita itu secara berani melakukan hal yang bahkan ia yakini tidak ada wanita lain di luar sana yang akan melakukan hal serupa. Menamparnya.
Wanita itu sukses meninggalkan kesan yang berbeda dan lain dari pada yang lain. Memandikannya dengan wine dan kini memberinya tamparan sebagai bayaran ciuman panasnya. Wanita yang begitu menantang dan mengesankan.
Tidak ada rasa sakit yang dirasakan Darko saat tamparan dari telapak tangan halus itu menyentuh pipinya, bahkan jika Amanda menamparnya sepuluh kali pun, Darko yakin tidak akan membuat kadar ketampanannya berkurang sama sekali. Hanya saja, akibat tamparan itu, Darko semakin menginginkan Amanda untuk tunduk di bawah kendalinya.
Ya! Ia sengaja membiarkan wanita itu merasa menang di awal perkenalan mereka saat ini. Tapi lihat saja nanti, jangan panggil namanya Darko Dio Archelaus jika tidak bisa membuat Amanda bertekuk lutut dan lunak padanya.
Semua akan ada waktunya.
Darko menyandarkan tubuhnya di kursi yang ada di dalam kamar hotel tempatnya menginap. Misinya yang ia pikir hanya akan memakan waktu tiga hari, tapi sepertinya tidak sesuai dengan prediksinya. Menakhlukan Amanda tidak secepat yang ia kira. Wanita keras kepala dan gengsi setinggi langit itu punya berbagai cara untuk mengimbanginya dalam bermain-main.
"Kirim file penting melalui e-mail. Aku akan mempelajarinya dari sini, sepertinya Indonesia akan menjadi tempat yang paling mengesankan dan menyenangkan bagiku. Jadi, aku akan mengambil waktu lebih lama di sini," ucap Darko pada salah satu orang kepercayaannya.
Ia menutup sambungan telepon dan berdiri dengan gagah memandang cahaya lampu yang menerangi setiap sudut di Ibukota melalui jendela kamar hotelnya.
"Aku akan memberimu satu kesempatan lagi untuk bermain, selanjutnya aku akan membalikkan keadaan," gumam Darko.
*****
Amanda larut dalam tumpukan pekerjaannya. Mata kucingnya yang tajam terfokus pada berbagai gambar yang kini ada pada layar laptop. Ia sedikit melupakan oleh kejadian semalam. Ia berusaha keras mengenyahkan dan melupakan sejenak demi selesainya dengan baik semua deadline pekerjaannya.
Namun, sepertinya semua harus buyar karena jemarinya dengan gesit men-klik satu e-mail kiriman dari temannya yang sedang berada di London.
Gabriella
to me
03/28/2019 view details
Aku bertemu dengannya di sebuah Restoran di London. Aku tahu kau sangat merindukannya, maka dari itu aku mengirimkan fotonya untukmu. Dia datang bersama anak dan istri. Dia telah bahagia dengan keluarga kecilnya. Ku harap kau juga akan menemukan kebahagianmu.
Amanda menghela napas berat. Dadanya bergemuruh kuat. Telapak tangannya bergetar saat menggeser kursor mouse. Tampak layar laptopnya kini dipenuhi oleh wajah Dia yang menjadi bayang-bayang hidup Amanda.
Pria impian Amanda. Dia yang menghilang selama dua tahun terakhir untuk menghindari Amanda.
Antonio Mariz, merupakan teman sekolah Amanda sewaktu Senior High School. Salah satu dari sekian banyak pria tampan yang ada di sekolahnya. Antonio merupakan pria yang begitu baik serta ramah. Ia juga cukup akrab dengan semua penghuni sekolah termasuk Amanda.
Perasaan Amanda sama sekali tidak bisa berpaling dari Antonio, meskipun mereka saat itu telah berstatus sebagai mahasiswa di salah satu Universitas terkemuka. Kenyataan yang begitu membuat Amanda bahagia adalah bisa satu sekolah lagi dengan Antonio.
Semuanya terasa lebih indah dan bahagia, saat ayah Amanda (Min Jun) memberitahu mengenai perjodohan yang akan dilakukan Amanda dengan Antonio. Mengingat perusahaan ayah Antonio (Mariz Hilton) hampir mengalami kebangkrutan dan perusahaan Altakendra-lah yang siap membantu mereka untuk bangkit kembali. Sebagai ucapan terima kasih, Papa Antonio akan menjodohkan putranya yaitu Antonio pada Amanda.
Amanda dan Antonio menjalani masa pertunangan selama dua tahun. Dalam waktu dua tahun itu, hanya Amanda yang berperan aktif dalam hubungan mereka berdua. Amanda selalu mengunjungi perusahaan Antonio dan juga menyiapkan segala keperluan tunangannya itu.
Antonio sedari awal tidak mempermasalahkan perjodohan dengan Amanda. Namun, pria itu tidak pula begitu menunjukkan antusiasnya membuat Amanda sering kali menebak-nebak isi pikiran pria itu. Semua terasa hambar, takkala hubungan pertunangan mereka terasa jalan di tempat.
Antonio tidak pernah bersikap layaknya tunangan, bahkan mengajak Amanda untuk melakukan hal apapun tidak pernah. Amanda yang sudah cinta mati tidak memperdulikan nasihat dari sahabatnya, mengenai Antonio yang tidak memiliki perasaan untuknya. Amanda selalu berpikiran positif jika pria itu adalah tipe pria yang tidak peka dan memang cuek.
Sampai pada akhirnya, pria itu untuk pertama kalinya mengajak Amanda makan malam di sebuah resto mewah. Amanda berdandan sedemikian rupa, berkali-kali mematut wajah dan penampilannya di cermin memastikan dirinya tampil sempurna dimata Antonio.
Senyum ceria dan bahagia terpancar di wajah Amanda sepanjang jalan menuju tempat makan malam.
Kebahagiaan semakin melingkupi perasaan Amanda saat ia melihat tunangannya sudah berdiri menunggunya di sebuah meja yang memuat untuk empat orang. Di sana sudah tersusun rapi berbagai makanan.
"Terima kasih untuk makan malamnya. Aku sangat menyukainya," ucap Amanda dengan binar mata yang begitu terharu serta bahagia.
Akhirnya penantian panjangnya untuk selalu berpikiran positif pada Antonio terbayar sudah malam ini. Ia akan menyombongkan semua hal manis yang dilakukan Antonio untuknya pada Nana ketika mereka bertemu.
Satu jam dihabiskan oleh Amanda dan Antonio bercerita. Amanda begitu antusias menceritakan isi perasaannya tanpa malu-malu pada pria itu. Amanda berubah menjadi wanita agresif ketika berada di sekitar Antonio.
Bagaimana tidak, Antonio adalah pria pertama yang membuatnya jatuh cinta.
Amanda ingin Antonio menjadi pria pertama dalam hidupnya yang merasakan semuanya yang berhubungan dengan dirinya, termasuk ciuman, rabaan serta hubungan intim. Namun, selama dua tahun ini pula, semua itu nampaknya hanya angan-angan Amanda semata. Antonio selalu menjaga kontak fisik dengannya. Menyakitkan namun, Amanda tetap pada pendiriannya untuk berpikiran positif, jika Antonio sengaja begitu sampai mereka resmi menjadi suami istri.
"Aku begitu menginginkan sebuah keluarga kecil yang harmonis. Menginginkan kau selalu ada disaat aku membuka dan menutup mata, setiap kali bangun dan tidurku. Kau pria satu-satunya yang aku cintai," ucap Amanda sambil menggenggam erat tangan Antonio.
Perlahan Antonio menarik tangan yang ada dalam genggaman Amanda. Senyum di wajah wanita itu sedikit memudar dan penuh tanda tanya di kepalanya.
"Terima kasih untuk menjadikanku pria satu-satunya yang kau cintai. Terima kasih pula untuk segala hal yang telah kau lakukan untukku. Terima kasih untuk setiap detik waktu yang kau habiskan untuk memikirkanku dan mengurusiku. Terima kasih pula untuk perusahaan ayahmu yang telah membantu perusahaan ayahku," Antonio mengatakan ucapan terima kasih begitu banyak membuat Amanda mengerenyitkan dahi semakin bingung.
"Aku tidak menjadikanmu wanita satu-satunya yang aku cinta. Karena memang pada dasarnya aku sama sekali tidak memiliki sedikit pun perasaan untukmu. Maafkan aku." ucapan Antonio membuat pukulan telak menghantam dada Amanda.
"Aku tidak menyukai wanita agresif. Tidak menyukai apa yang ada pada dirimu, semuanya. Fisik maupun kepribadianmu. Aku sudah berusaha menjaga jarak dan memberi jeda pada hubungan ini, tapi sepertinya kau sama sekali tidak mengerti apa yang aku maksud," kata Antonio.
"Kenapa kau menerima perjodohan dan pertunangan kita, jika kau tidak menyukaiku sedari awal?" tanya Amanda dengan suara bergetar berusaha keras menahan airmatanya luruh.
"Karena aku tidak ingin mengecewakan kedua orangtua kita sedari awal. Lagi pula, aku ingin menyehatkan perusahaanku terlebih dahulu agar bisa berdiri tegak sendiri lagi tanpa sandaran dari perusahaan orangtuamu," jawab Antonio.
"Kau licik! Kau juga jahat," desis Amanda marah.
"Yah, aku memang jahat dan licik. Kau boleh membenciku dan mengutukku. Aku tidak akan mempermasalahkannya,"
"Aku mencintaimu, Antonio Mariz! Tidakkah kau sadar akan perasaan tulusku ini. Kau tega menghancurkan hati dan perasaanku begitu saja? Tanpa kau berusaha membuka hatimu dan mencoba menjalaninya denganku terlebih dahulu. Bagian mana sikap dan kepribadianku yang tidak kau suka, aku akan berusaha mengubahnya demi kau," ucap Amanda emosional.
Antonio mengusap wajahnya kasar.
"Aku mencintai wanita lain. Hatiku sedari dulu miliknya. Aku tidak bisa membuka hatiku lagi untukmu. Aku ingin pertunangan kita sampai di sini saja," jujur Antonio dengan lantang.
Suara tangis sesegukan ke luar dari mulut Amanda. Wanita itu menangis histeris mendengar ucapan Antonio yang begitu menyakiti hatinya. Ia terlalu gengsi untuk mengaku kalah atas perasaannya.
"Tidak! Aku tidak ingin pertunangan kita berakhir. Aku mau kau tetap menjadi tunanganku dan menjadi suamiku. Jangan ucapkan omong kosong. Kau milikku Antonio! KAU MILIKKU..." jerit Amanda tidak terima.
"Tinggalkan wanita itu dan tetaplah bersamaku. Aku akan melakukan apapun untukmu. Aku berjanji! Apapun akan aku lakukan untukmu," ucap Amanda disela tangisannya.
"Percuma, Amanda. Jangan buang waktu dan energimu lagi. Aku tidak akan mau denganmu. Sudahi semua ini. Aku ingin menjalani kehidupanku bersama wanita yang aku cintai. Kau pilihlah jalanmu sendiri. Aku tidak bisa bersamamu. Terimalah keadaan ini." kata Antonio datar.
Amanda menggeleng pelan, tidak percaya akan kata-kata yang ke luar dari mulut pria impiannya. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Pria dihadapannya ini, menolaknya secara jujur dan terang-terangan.
"Ayahku tidak akan membiarkan pertunangan kita berakhir begini." lirih Amanda.
"Ayahmu sudah tahu dan aku sudah menerima semua konsekuensinya. Aku bukan pria baik untukmu. Lupakan aku, aku sudah menghamili wanita lain. Aku akan menikah dengannya sebagai bentuk pertanggungjawabanku atas apa yang telah aku perbuat," penjelasan Antonio membuat Amanda semakin jatuh terpuruk.
Pria itu menghamili kekasihnya dan akan menikah demi Amanda agar tak lagi berharap padanya.
"Kau becanda bukan?" sangkal Amanda.
"Bicara denganmu semakin lama hanya membuang-buang waktuku. Lupakan aku dan pertunangan kita selesai malam ini. Aku pergi dan jangan ganggu kehidupanku lagi," Antonio melepaskan cincin pertunangannya dan meletakkannya di atas meja, pria itu memilih pergi meninggalkan Amanda sendirian tanpa belas kasih sedikit pun.
Amanda merasa marah, kesal, sedih, benci dan semua perasaan bercampur aduk di dalam hati dan pikirannya saat ini.
Setelah kejadian malam tragis itu, Amanda memilih untuk mengurung diri selama tiga hari tanpa berhenti menangis. Sampai pada akhirnya otaknya kembali berpikiran jernih dan positif, ia membulatkan tekat untuk berubah, ia akan membuat Antonio kembali lagi menjadi miliknya dengan merubah sifat dan kepribadiannya.
Tangan Amanda bergerak membuka laci paling bawah mejanya. Ia merogoh satu kotak kecil di sana.
Di tangannya sudah terdapat sebuah foto pria yang tengah menoleh berbaring di atas ranjang menatapnya. Foto Antonio yang ia ambil ketika dua hari setelah pertunangan mereka. Saat itu, Amanda datang mengunjungi apartemennya untuk mengantarkan sarapan pagi.
"Apakah sudah saatnya aku melepaskanmu? Apakah sudah tidak ada harapan lagi untuk kau kembali padaku? Apakah kau sama sekali tidak ingin membalas cintaku?" gumam Amanda pada foto yang dipegangnya.
"Sepertinya perubahanku untukmu hanya sia-sia. Kau benar-benar melakukan apa yang kau ucapkan. Kau konsisten dengan ucapanmu yang tidak mencintaiku melainkan mencintai wanita lain," ucap Amanda sedih namun, tidak ada airmata yang jatuh di wajah cantiknya.
Saat Amanda tengah meraba-raba foto Antonio ditangan, pintu ruangannya terbuka dan mau tak mau membuatnya mendongak untuk melihat siapa yang dengan tidak sopan masuk ke ruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Aku sengaja datang untuk mengganggu waktumu," ucap pria berwajah datar tanpa ekspresi pada Amanda tanpa basa-basi.
Amanda memejamkan matanya dan mengatur detak jantungnya yang bergemuruh riuh takkala menatap kembali pria super tampan yang semalam baru saja diberinya hadiah tamparan.
Seketika pikirannya mengenai Antonio buyar dan hilang begitu saja tergantian oleh sosok pria tanpa ekspresi, dingin, arogan dan mesum yang sedang berdiri di depannya.
"Aku akan diapakan lagi hari ini!” batin Amanda.
*****
Seru kan? MANGKANYA KOMEN YANG BANYAK DONG
