Pustaka
Bahasa Indonesia

PENJAGA JODOH

100.0K · Tamat
Zemira Fortunatus
100
Bab
5.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Harap bijak memilih bahan bacaan. Area khusus 21 tahun ke atas. Marcel Arjuna nama lengkapnya. Seorang CEO muda yang mewarisi perusahaan ayahnya dan memiliki andil penting dalam kancah persaingan bisnis tingkat tinggi. Namanya sudah terkenal dimana-mana sebagai seorang pemimpin perusahaan yang handal.  Namun keberhasilannya di dunia bisnis. Tidak serta merta membuat hubungan percintaannya berhasil juga. Yang terjadi malah sebaliknya. Ia selalu mengalami kegagalan dalam hal percintaan. Sudah beberapa kali ia ditinggal menikah oleh para mantan pacarnya. Seperti apakah sosok wanita yang mampu menaklukkan hati Marcel? Apakah ia akan terus ditinggal menikah lagi? Ataukah ia akan menemukan tambatan hatinya yang sesungguhnya? Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014.

RomansaPresdirBillionaireLove after MarriageKawin KontrakPernikahanSweetBaperWanita CantikTuan Muda

BAB. 1 Marcel Arjuna

Sinar matahari pagi yang cerah mengawali langkah kaki seorang CEO muda di sebuah perusahaan ternama di Jakarta pemuda itu bernama Marcel Arjuna. 

"Selamat pagi Tuan Muda," sapa para bawahannya. Saat ia baru saja keluar dari mobil.

Ia hanya mengangguk lalu melangkah malas masuk ke dalam gedung perusahaan.

Ia langsung memilih masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan karena di lobi ia melihat ibunya, sedang berkacak pinggang menunggu dirinya.

"Joko, selamatkan gue kali ini!" Ujarnya lalu setengah berlari masuk ke dalam lift.

Bagaimana tidak, sudah lebih dari dua Minggu Marcel tidak pernah masuk kantor. Hal ini disebabkan karena ia yang lagi-lagi ditinggal menikah oleh kekasihnya.

Ia sengaja menghilang untuk mengobati luka hatinya.

Ayahnya Tuan Juyan sudah mencarinya kemana-mana namun ia tak kunjung ditemukannya. Tetapi saat ibundanya mengancamnya jika ia akan membekukan semua aset pribadinya. Akhirnya Marcel masuk kantor hari ini.

Joko sang asisten pribadinya segera mendatangi Nyonya Wina.

"Selamat pagi, Nyonya." Sapanya.

"Marcel mana? Kenapa ia tidak kelihatan?" Nyonya Wina melirik kiri dan kanan untuk mencari keberadaan anaknya namun tidak ia temukan.

"Awas kamu membelanya lagi! Kamu akan saya pecat!" Ancam Nyonya Wina.

"Maaf Nyonya, Tuan Marcel saat ini sedang memimpin rapat. Beliau sudah dari tadi berada di kantor." Ucap Marcel tetap tenang.

"Awas kamu bohong ya!" Tegas Nyonya Wina.

Joko segera menyodorkan ponselnya dan memperlihatkan Marcel yang sedang memimpin rapat.

"Baiklah, akhirnya saya bisa lega." Ucapnya pada diri sendiri.

"Saya pulang dulu, katakan kepada Marcel untuk bekerja lebih giat jika tidak, saya akan mencabut semia fasilitas atas namanya!" Serunya lalu keluar dari kantor itu.

Joko segera masuk lift dan menuju lantai dimana Marcel sedang memimpin rapat asal-asalannya.

Joko masuk ke dalam ruangan itu. Dan membisikkan ke telinga Marcel jika ibundanya sudah pergi dari kantornya.

"Rapat dibubarkan! Kalian bisa kembali ke ruangan masing-masing, ingat yang saya katakan tadi! Kalian harus mengumpulkan laporan selama dua Minggu lalu ke meja Joko selambat-lambat dua hari dari sekarang.

"Siap, Pak Bos!" Ujar mereka serentak lalu keluar dari ruang rapat dengan cepat.

"Joko, tolong siapkan sarapan untuk saya, segera!" Ujarnya lalu melangkah menuju ruang kebesarannya.

"Baik, Tuan Muda." Jawab Joko.

Sesampainya di ruangannya. Marcel sange kaget karena disitu sudah duduk Tuan Juyan, sang ayah.

"Ayah..!" Kagetnya bukan kepalang.

"Sejak kapan Ayah disini?" Ujarnya lagi lalu berjalan kesana kemari, memeriksa jika bundanya juga berada di ruangan itu.

"Ibumu sudah pulang dari tadi," ucap sang ayah.

Pintu diketuk dari luar. Joko datang dengan membawa dua porsi bubur ayam untuk kedua atasannya itu.

"Joko, kok lo beli dua?" Tanyanya Marcel bingung.

"Satu lagi untuk Tuan Chairman." Jawab Joko lalu menata kedua porsi bubur itu di atas meja.

Sepeninggal Joko dari ruangan itu.

Tuan Juyan segera meraih bubur ayam miliknya dan mulai menyantapnya sementara Marcel masih takut ayahnya akan kembali marah kepadanya karena menghilang dari perusahaan hanya karena perempuan.

"Kamu nggak makan? Atau hanya ingin melihat ayahmu makan? Atau kamu sudah kenyang selama masa pelarianmu?" Sindir Tuan Juyan kepada anak sulungnya itu.

"A..aku sangat lapar, Yah." Ucapnya. Lalu dengan cepat mulai menyantap bubur ayam itu.

Setelah selesai menyantap sarapan. Tuan Juyan mulai menatap tajam ke arah anaknya.

"Jadi apa yang sudah kamu temukan selama masa pelarianmu?" Tanya tuan Juyan.

"Memangnya aku menemukan apa, Yah?" Marcel malah balik bertanya.

"Misalnya kamu sudah menemukan perempuan yang cocok untuk kamu jadikan istri?"

"Hahaha, Ayah jangan bercanda deh! Aku sedang mengobati luka hatiku. Ayah malah menyuruhku mencari yang baru. Tidak segampang itu Ayah!" Tukasnya.

"Oh begitu? Terus sampai kapan kamu akan berhenti bermain?"

"Berhenti bermain? Maksud Ayah, apa?" Marcel lagi-lagi mengulang pertanyaan ayahnya.

"Ayah tanya kepadamu, apa tujuanmu memimpin perusahaan ini?" Tanya Tuan Juyan tajam.

"Ayah pasti tau jawabannyalah! Siapa yang tidak mengenal Marcel Arjuna seorang CEO muda bertangan dingin yang mampu membawa nama perusahaan kita menjadi yang terdepan!" Ucapnya bangga.

"Terus kamu bangga dengan pencapaianmu itu?" Tanyanya lagi.

"Tentu saja aku sangat bangga Ayah! Pasti Ayah tau kemampuanku, bukan?"

"Lalu jika terus-terusan kamu berlari hanya karena masalah pribadimu, apakah kamu akan tetap unggul menjadi nomor satu?" Tuan Juyan melempar selembar kertas tepat di depan anaknya itu.

Dengan cepat Marcel memeriksa kertas itu. 

Marcel meremas kertas itu dengan kuat. Ternyata peringkatnya sebagai CEO terhandal turun level menjadi level terendah.

"Tapi, selama aku menenangkan diri. Perusahaan aku serahkan kepada Joko, Yah! Dan lagian juga masih ada Ayah sebagai Chairman." Kesalnya tiba-tiba.

"Ayah dan Joko tetap ada kok, sekuat tenaga membantumu semakin mengembangkan perusahaan ini. Tetapi para investor lebih menyukai cara kerjamu!"

Sialan!" Umpatnya tiba-tiba.

"Apakah kamu tidak tau? Ayah dan Bunda. Mati-matian melacakmu! Namun kamu sama sekali tak terlacak!"

Marcel menghela napasnya kasar.

"Tapi kan, Ayah. Aku bukan baru kali ini menghilangnya kan!" Tegasnya tidak mau kalah.

"Ya, Ayah akui, ini bukan kali pertama kamu menghilang. Bahkan sudah berkali-kali. Dan masalahnya tetap sama! Kamu yang ditinggal menikah oleh para wanita!" Ujar Juyan setengah mengejek.

"Ayah heran kepadamu, kamu yang memutuskan para wanita itu. Tetapi kamu pula yang merasakan patah hati! Dan mengorbankan perusahaan kakekmu!" Hati Marcel terasa sakit saat ayahnya menyebut nama almarhum kakeknya. Ia sedikit merasa bersalah karenanya.

"Ayah heran denganmu. Entah seperti apa wanita yang kamu inginkan?" Jika kamu tidak mampu mencarinya. Ayah dan Bunda masih ada! Kami yang akan mencari calon istri untukmu!" Seru tuan Juyan tajam.

"Apa-apaan sih Ayah!" Tukas Marcel tidak suka dengan perkataan ayahnya. Memang selama ini, ia pacaran dengan banyak wanita. Namun setelah ia semakin mengenali para wanita itu, tujuan mereka hanya untuk mengincar hartanya saja dan kebanyakan dari mereka juga selingkuh dibelakang Marcel.

Mau tidak mau, untuk menyelamatkan hatinya untuk tidak merasakan sakit lebih dalam. Marcel pun terpaksa memutuskan para wanita itu.

Namun ia semakin kecewa saat mendengar para mantan kekasihnya itu menikah dengan pria lain. Padahal ia baru memutuskan mereka.

Untuk itu, dipelarian terakhirnya kali ini, Marcel sudah bertekad tidak mau lagi mengenal wanita manapun di dunia ini. Bahkan ia sudah berjanji untuk melajang seumur hidupnya.

Keputusannya ini sudah bulat dan ia tidak mau lagi terperangkap dengan pesona para wanita. 

 Untuk itu diam-diam ia akan melakukan operasi pada alat vitalnya. Untuk membuatnya lemah dan tidak produktif lagi.

"Hei! Kamu kok diam saja! Jawab pertanyaan Ayah! Mau sampai kapan kamu bermainnya? Dan menghancurkan jerih lelah mendiang kakekmu?"