Pustaka
Bahasa Indonesia

One Night Stand With Boss

10.0K · Ongoing
Gupita danika
38
Bab
491
View
9.0
Rating

Ringkasan

Andin gadis yang cantik berpura-pura cupu agar tidak digoda para lelaki yang melihatnya. Andin merubah wajahnya penuh jerawat agar orang jijik melihat Andin. Andin bekerja di perusahaan Jaya Perkasa. Suatu ketika Andin menghadiri pesta perayaan ulang tahun sang manajer ia dikerjai oleh teman-temannya. Andin di buat mabuk begitu saja sampai tidak sadarkan diri. Ternyata di malam itu Andin salah masuk kamar hotel. Sampai di pagi hari ia baru sadar telah tidur bersama seorang. Mungkinkah orang tersebut mau bertanggung jawab?

RomansaDewasaLove after MarriagePengkhianatanKeluargaSweetWanita CantikMengandung Diluar NikahTuan Muda

1. Pesta Ulang Tahun

“Andin ini undangan untuk kamu, jangan lupa datang," ucap Elsa.

"Duh, Buk. Ini undangan di luar kota, sepertinya saya tidak bisa datang, Bu." Andin menolak halus sambil membenarkan kacamatanya.

"Kamu jika tidak datang awas, ya. Tahun lalu kamu sudah tidak datang, ini tidak datang lagi," omel Elsa.

Andin hanya diam saja melihat Elsa pergi dari hadapannya. Andin gadis tertutup teman di kantor saja hanya Nuna. Mana ada karyawan yang mau berteman dengan gadis cupu dan wajah Andin penuh jerawat.

"Hei, ayo ke kantin," ajak Nuna yang menghampiri meja kerja Andin.

"Emb, nggak semangat makan, Nun." Andin menaruh kepalanya di atas meja.

“Apa sih, nggak lucu deh, kamu itu. Ayo, makan nanti aku bantu pecahin masalah kamu,” ucap Nuna yang menenangkan hati Andin.

“Bener, ya! Nggak bohong!” Andin langsung berdiri.

Mereka berdua pun langsung ke kantin kantor untuk makan siang. Nuna tidak mengetahui masalah Andin jika mengetahui pasti akan menolak membantu. Elsa itu sangat mengerikan sebagai bos, apalagi jika kemauannya ditolak mentah-mentah tanpa alasan jelas. Tahun lalu Andin sudah tidak menghadiri pesta ulang tahun Elsa dikarenakan ia sakit jadi izinkan.

"Din, kamu kenapa? Udah buruan ambil makanannya lalu duduk, lihat antrian banyak di belakang." Nuna kesal melihat Andin lama sekali mengambil makan siang.

"Sabar, ini juga mau selesai." Andin berjalan mencari tempat duduk diikuti Nuna.

Mereka berdua duduk lalu saling pandang saat Nino datang duduk di samping Andin. Nino adalah salah satu pria tampan di perusahaan Jaya Perkasa. Andin biasa saja saat Nino datang.

"Kamu kenapa, Din?" tanya Nino sangat perhatian.

"Aku lagi nggak semangat, Nin." Andin memasuk satu suap sendok makan ke dalam mulutnya.

"Nggak semangat kok makan," goda Nuna.

"'Kan kamu yang ajak makan, Nuna!" Dengan cepat Andin membalas Nuna.

"Bersyandaa, bersyandaa." Nuna malah menyanyi mengikuti tren terkini.

"Nggak jelas." Andin membalas Nuna yang lebai.

"Udah, cerita kamu kenapa?" sela Nino melihat pertengkaran Andin dan Nuna walaupun itu hanya bercanda.

"Kalian berdua bantu aku, ya! Please, aku nggak bisa dateng ke acara ulang tahun, Bu Elsa." Andin memelas.

"Hah! Kenapa? Ah, malas. Kamu sendiri aja ngomong." Reaksi Nuna sudah ditebak oleh Andin.

"Aku udah ngomong malah diancam oleh, Bu Elsa." Andin lagi-lagi memasang wajah sendunya.

"Udah, ikut aja, Din. Nanti aku jemput, naik mobil bareng aku," ucap Nino sambil menyentuh lengan Andin.

Andin diam saja tampak berpikir keras mau ikut atau tidak. Nuna pun membuyarkan pikiran Andin. Merayu untuk ikut saja ke pesta itu.

"Udah, ikut aja. Dengar-dengar acara malam, paginya CEO baru kita datang juga loh, buat menyapa kita sebelum pulang." Nuna mengedipkan matanya tanda memaksa Andin.

"Stop, Nun. Jangan sok manis!" Andin mulai luluh.

"Memangnya alasan kamu, nggak mau ikut kenapa?" tanya Nino.

"Malas aja," ucap Andin jujur.

"Ish, memang ya kamu, kuper banget," sela Nuna.

"Udah, ayo. Waktu kita bekerja lagi." Nino pun berdiri lalu pergi.

Diikuti oleh Andin dan Nuna ikut bekerja kembali. Akhirnya, Andin menyetujui untuk pergi ke pesta ulang tahun Elsa bersama Nino. Pesta yang digelar mewah di kota sebelah. Sampai Elsa menyewa hotel jika ada ingin tinggal di malam itu.

***

Hari yang ditunggu telah datang Andin dari sore sudah berdandan yang sebentar lagi akan dijemput oleh Nino untuk menuju pesta Elsa. Andin berdandan cupu memakai gaun berwarna hitam dan di dadanya diberi Bros kupu-kupu. Dengan dada tertutup pakaian super tertutup jika untuk pesta di klub malam. Rambut di cepol ke atas dengan riasan wajah penuh jerawat palsu yang dibuat oleh Andin.

Andin sengaja memperjelek dirinya di depan teman-teman kantor karena ia tidak ingin menjadi pusat perhatian para pria. Entah trauma apa yang terjadi di masa lalu Felicia membuatnya seperti itu. Andin pun keluar dari kontrakan yang cukup mewah ia tinggali.

"Sudah siap?" tanya Nino.

"Sudah, ayo kita langsung aja," ucap Andin sambil berjalan menuju mobil Nino yang terparkir di luar pagar kontrakan.

Nino dengan perhatian membukakan pintu untuk Andin. Mereka berdua berangkat dari sore karena tidak ingin menginap di hotel yang sudah dipersiapkan oleh Elsa. Pulang tidak larut malam walaupun jarak dari rumah Andin ke acara cukup memakan waktu 2 jam.

"Jadi kita nggak nginep ya, Din," tanya Nino.

"Nggak usah, Nin. Kita pulang aja, lalu besok pagi menyapa CEO baru, jam 10 pagi 'kan ya, kita berangkat dari rumah jam 7 pagi aja." Andin memberi ide, sebenarnya itu sama saja perintah.

"Ok, let's go!" teriak Nino dengan antusias sambil bercanda.

***

Sampailah di tempat tujuan, Nino pun membukakan pintu untuk Andin. Andin pun keluar lalu berjalan bersama Nino. Baru berjalan beberapa langkah Nuna berlari memeluk Andin hampir saja terhuyung ke belakang.

"Astaga, Nuna!" Andin yang terkejut.

"Maaf," ucap Nuna sambil cengar-cengir.

"Hati-hati kali, Non! Ini bukan tempat bermain." Andin menegur sahabatnya itu.

Mereka bertiga masuk ke dalam hotel bintang lima yang di sana ada klub malam yang sangat mewah. Klub malam itu sudah disewa oleh Elsa untuk merayakan ulang tahun. Saat masuk ke dalam klub malam Elsa sudah menyambut mereka bertiga.

"Ya, ampun. Akhirnya, Andin kamu datang!" seru Elsa yang berpura-pura baik.

"Iya, Bu. Ini kado dari saya," ucap Andin sambil membenarkan kacamatanya.

"Ya, ampun. Andin! Aku kira, kamu ke sini berubah menjadi cinderella, eh malah upik abu." Gelak Mirna saat mengejek Andin.

Elsa yang ikut tertawa melihat Mirna mempermalukan Andin di depan para tamu undangan. Nuna mendelik ke arah Mirna kode Nuda tidak suka dengan sikap Mirna yang keterlaluan. Mirna pun tak peduli dengan sikap Nuna sok peduli kepada Andin pikirnya.

"Nggak lucu Mirna," balas Nuna sudah kesal.

"Syuut, sudah-sudah ini hanya bercanda, Nuna." Elsa menengahi.

"Cih, bercanda? Nggak punya otak!" batin Elsa.

"Sudah, Nun." Andin menyentuh tangan Nuna agar tidak memperpanjang masalah.

Pesta belum dimulai saja sudah ada masalah. Ini pembukaan pesta yang amat menyedihkan untuk Andin dan Nuna. Namun, bagi Elsa dan Mirna ini adalah pembukaan yang seru Andin bisa menjadi bahan lelucon.

Acara demi acara pun dimulai Andin, Elsa dan Nino hanya duduk saja dipojokan. Mereka tidak ingin meminum apa pun. Nino sebenarnya ingin membela Andin di depan banyak orang, tetapi mentalnya lemah jika melawan Elsa.

"Eh, kerjai Andin yuk!" ajak Mirna.

"Boleh, ada ide?" tanya Elsa penasaran.

Mirna membisikkan sesuatu di telinga Elsa yang membuat Elsa tersenyum bahagia di pesta ulangnya. "Gimana? Keren 'kan ide aku, lumayan buat hiburan di pesta ulang tahun kamu, Els."