Pustaka
Bahasa Indonesia

Oh! My Emperor

41.0K · Tamat
Rahmatin Nufus
40
Bab
4.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Sakura seorang agen FBI terjebak di dunia kekaisaran Konoha tanpa tahu sebabnya, ia pun terus mencari cara agar ia bisa kembali ke dunianya namun seiring berjalannya waktu ia malah merasa nyaman berada di dunia kekaisaran Konoha itu. Sakura jatuh cinta pada Sasuke, seorang pria yang digadang-gadang sebagai calon kaisar berikutnya namun segala sesuatu tak berjalan dengan mulus, banyaknya orang-orang yang ingin menjatuhkan kejayaan Konoha membuat Sakura juga terseret bahkan sering kali terancam kehilangan nyawanya. Belum lagi konspirasi yang dilakukan orang-orang dalam di Konoha membuat segalanya menjadi rumit.

Cinta Pada Pandangan PertamaRomansa

Bab 1

Matahari sudah bersinar sejak satu jam yang lalu namun gadis dengan helaian merah muda itu masih enggan beranjak dari ranjang kayu yang ia tiduri. Suara helanan nafasnya terus terdengar sendari tadi, wajah cantiknya nampak menunjukan ekspresi yang terkesan malas. Haruno Sakura, tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi di dalam hidupnya, segala sesuatu yang terjadi terkesan seperti mimpi namun nyatanya semuanya terasa nyata.

"Sebulan lamanya aku di tempat aneh ini, bahkan aku tidak tahu pasti tempat apa ini. Yang kutahu hanyalah aku di sini adalah Putri Bangsawan dari klan Haruno,” ucapnya yang nampak menerawang juah.

"Aku mulai bosan, di sini tidak ada wi-fi, televisi dan ponsel. Hahhh... bahkan sekarang aku mulai merindukan misi,” lanjutnya diiringi helanan nafas panjang.

Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki memasuki kamarnya namun ia nampak acuh, ia jelas tahu siapa yang datang. Tenten, seorang pelayan pribadinya yang sudah merawatnya selama satu bulan belakangan ini. Ya, satu bulan lamanya ia berada di tempat asing itu, ia tidak tahu dimana ia sekarang namun yang jelas tempat itu terlihat sangat tradisional, yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa ia di sini dianggap sebagai seorang putri? Ketika ia terbangun dari tidurnya dulu, orang-orang mengeruminya dan langsung menangis haru seolah mereka hampir saja kehilangannya.

"Nona ini sudah siang saatnya mandi,” ucap Tenten sopan membuat Sakura menghelan nafasnya.

"Aku punya pertanyaan padamu, bisakah Kau menjawabnya untukku?” tanya Sakura yang masih menatap langit kamarnya.

"Tentu Nona, jika saya bisa menjawab maka saya akan menjawabnya,” jawab Tenten sopan.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku saat itu?” tanya Sakura dengan suara pelan namun masih bisa didengar dengan baik.

"Nona melakukan bunuh diri menggunakan pisau dengan menusuk dada nona,” jawab Tenten sambil menundukkan kepalanya.

"Apa Kau tahu kenapa aku melakukan itu?” tanya Sakura hingga Tenten menggeleng pelan.

'Apa mungkin tubuh yang aku tempati ini bukanlah tubuhku yang sebenarnya sementara jiwa pemiliki tubuh ini telah tiada dan kini aku menempatinya? Tapi bagaimana caraku bisa sampai di sini?' Batin Sakura penuh tanya.

"Nona?" Panggil Tenten karena Sakura yang cukup lama terdiam membuat lamunan Sakura seketika buyar.

"Pergilah dan siapkan pelayan untuk membantuku mandi," titah Sakura membuat Tenten segera pergi meninggalkannya. Sakura beranjak dari duduknya hingga ia kini duduk dihadapan cermin di meja riasnya seraya menatap wajahnya.

"Jika ini benar-benar tubuhku maka seharusnya ada tai lalat di leherku, mari kita lihat,” ucap Sakura seraya memindahkan helaian rambut panjangnya ke bahu kanannya. Sakura pun melihat lehernya di cermin namun ia tak melihat adanya tai lalat di sana.

"Jadi ini benar-benar bukan tubuhku? Bagaimana bisa? Ini sangat membingungkan,” ucapnya penuh tanya.

"Aku harus kembali ke duniaku tapi bagaimana caranya?” tanyanya dengan raut wajah yang nampak berpikir keras.

###

"Huftt....!!" Itachi putra sulung kaisar itu nampak terus menghelan nafasnya sambil melirik kedua adiknya yang berwajah datar.

"Kenapa kita harus mengunjungi seseorang yang bahkan tidak kita kenal?” tanyanya dengan nada yang terdengar kesal.

"Putri Haruno bukanlah orang asing Kakak, ia adalah putri mentri Haruno,” ucap seorang pria yang diketahui bernama Sai, si bungsu Uchiha.

"Tapi tetap saja dia asing, kita tidak pernah bertemu dengannya, membuang waktu saja,” ucap Itachi yang nampak sangat enggan untuk pergi. Hari ini pria dengan helaian panjang itu berniat menghabiskan waktunya di rumah bordil seperti biasanya namun kini ia malah harus mengunjungi seseorang yang bunuh diri satu bulan yang lalu namun malah baik-baik saja dan masih bisa bernafas.

"Harusnya ia mati saja, benar-benar merepotkan," keluh Itachi dengan dengusan kesalnya.

"Kakak jaga bicaramu, Kau bisa dihukum karena ucapanmu,” ucap Sasuke, putra kedua kaisar memperingati dengan wajah datarnya.

"Baiklah-baiklah,” sahut Itachi malas, terlalu malas mendengar ucapan adiknya yang terlampau serius.

"Salam Yang Mulia." Tenten berdiri di depan ketiga putra kaisar itu seraya memberikan salam penghormatannya.

"Aa kami di sini berniat mengunjungi Putri Haruno, dimana dia?” tanya Sai hingga Tenten menoleh ke arah kanan. Secara bersamaan ketiga pangeran tampan itu menoleh ke arah kanan hingga mereka melihat Sakura ada di sana sedang berlatih pedang sendirian.

Gerakan pedang Sakura nampak begitu cepat serta beraturan dengan mata yang menatap tajam dan lurus membuat semua orang bisa melihat ambisi yang begitu besar di matanya. Diam-diam, Sasuke terpanah dengan aksi Sakura yang terkesan sangat tidak biasa, seorang perempuan sangat jarang bisa bermain pedang dengan baik terutama seorang putri.

Helaian rambut merah muda indahnya yang bergoyang terbawa angin membuat ia terlihat begitu indah dengan wajah yang begitu menawan, bagaimana bisa seorang Uchiha Sasuke tak dibuat terpanah dengan keindahan ciptaan tuhan itu.

"Sulit dipercaya seorang Putri bermain pedang,” ucap Sai nampak tak percaya atas apa yang ia lihat dihadapannya itu.

"Gadis yang mengerikan, aku yakin tak akan ada yang mau menikah dengannya,” celetuk Itachi yang nampak berdidik ngeri. Sasuke menoleh kearah Kakak dan Adiknya itu dengan ekspresi datar, dalam hati ia bertanya-tanya mengapa kedua suadaranya itu malah mengatakan sesuatu yang begitu tajam seolah tak bisa melihat keindahan yang mereka saksikan itu.

"Sebaiknya aku pulang sebelum kepalaku terpotong olehnya,” ucap Itachi sambil menyentuh lehernya.

"Kita sudah sampai sejauh ini, tak ada salahnya jika menyapanya,” ucap Sasuke seraya berjalan mendahului kedua saudaranya itu.

"Tap-" "Sudahlah Kak Itachi, sebaiknya kita ikuti saja Kak Sasuke lagipula tak mungkin Putri Haruno menggunuskan pedang ke arah kita, ia tak mungkin berani,” ucap Sai memotong aksi protes Itachi lalu segera menyusul Sasuke.

Dengan decakan kesalnya Itachi pun melangkahkan kakinya malas mengikuti langkah kedua adiknya itu menghampiri Sakura yang sedang berlatih pedang. Sakura yang menyadari seseorang berjalan mendekat kearahnya pun langsung berputar hingga pedangnya terarah tepat dihadapan wajah Sasuke.

"Nona!" Tenten dengan paniknya menghampiri Sakura karena menyadari bahwasannya Sakura baru saja melakukan kesalahan besar.

"Mereka putra kaisar,” bisik Tenten kepada Sakura membuat Sakura tersentak kaget. Sasuke tersenyum tipis ketika ia melihat ekspresi terkejut Sakura, terlihat sangat lucu di mata Sasuke.

"Mohon ampuni saya Yang Mulia,” ucap Sakura buru-buru berlutut di depan Sasuke dan meletakan pedangnya di tanah.

"Aku bersama suadaraku kemari untuk menjengukmu namun nampaknya Kau baik-baik saja bahkan sudah bisa mengarahkan pedangmu di depan wajahku,” ucap Sasuke datar dan dingin membuat Sakura meneguk air ludahnya sendiri.

"Lain kali perhatikan kemana arah pedangmu mengarah Putri, pengampunanku tak datang dua kali,” ucap Sasuke berbalik dan berjalan melewati Itachi dan Sai.

"Wah... Kau sangat beruntung Putri karena tak biasanya Kakakku berbaik hati,” ucap Sai memamerkan senyum palsunya.

"Berdiri," titah Sai hingga Sakura pun berdiri namun masih menundukan kepalanya.

"Jaga dirimu baik-baik, sampai jumpa,” ucap Sai seraya berbalik dan berjalan menjauh.

Sakura mendongakan kepalanya hingga matanya bertemu dengan mata Itachi yang kini diam membeku seolah terhipnotis oleh keindahan mata hijau milik Sakura namun tiba-tiba Sakura berbalik, memutuskan kontak matanya dengan Itachi lalu melangkah menjauh sementara Itachi masih terdiam di tempatnya.