My Wife is Twin

BAB 1 Pendahuluan

Ibu Risna beserta suaminya stanby dirumah dikawasan semarang kota, karena setiap hari minggu di minggu ke 2 pasti ketiga anaknya pulang untuk menemui mereka,. Berbagai hidangan kesukaan anak anaknya sudah dihidangkan oleh mbok yah, seorang pembantu yang sudah menemani bu risna selama 28 tahun, suasana makan siang pun sangat damai dan hangat dengan kehadiran ketiga anaknya, karena setiap harinya mereka hanya menghabiskan waktu ber 2.

“na, gimana proyek mall yang disurabaya tidak ada kendala kan ?, Tanya pak wawan kepada putrinya yang sekarang diberikan tanggung jawab untuk mengelola semua pusat perbelanjaan yang berada di 4 kota di Indonesia,. “ih mesti papah ngunu, rampungke dulu dahar e (Ih pasti papah gitu, selesaikan dulu makannya)” saut ibu risna, yang gak terima melihat suaminya mulai bahas bisnis diwaktu makan, ketiga anaknya mulai ketawa mendengar mereka berantem.

Menunggu waktu magrib, mereka saling bercengkrama satu sama lain, saling curhat berbagai masalah yang mereka hadapi, ketiga anaknya selalu menggunakan waktu kepulangan mereka dengan sebaik mungkin untuk berinteraksi dengan orang tuanya, “gimana na, pembangunan mall di daerah Surabaya, lancar jaya tanpa kendala kan?” Tanya ulang papahnya ke raina, karena semenjak ayahnya meilih untuk berada dibalik layar (alias hanya sebagai penasehat anak anaknya) raina yang memegang kendali untuk pengembangan mall milik abijaya group, yaitu sebuah perusahaan property yang didirikan oleh bapak ibnu jaya yang dibangun mulai dari awal 5tahun silam setelah beliau pensiun dari direktur sebuah BUMN.

“Papah tenang aja pah, kalo ada kendala mas reno masih ada buat na, ya meskipun mas reno kadang lemoot banget karena selalu sibuk sama pacarnya, hahahaha “ sindir adiknya, reno adalah CEO yang menggantikan bapak ibnu jaya di abijaya group yang membawahi beberapa bisnis property seperti Mall, Hotel, Apartemen, dan rumah sakit swasta yang ada di beberapa kota di Indonesia, “Mas udah diem, masih kena bully juga, emang kamu kurang ajar na,.. “kata reno sambil nimpuk raisna dengan bantal. “bagus na kalo kayak gitu, papah suka dengan kekompakan kalian” jawab pak ibnu sambil senyum senyum lihat tingkah ke 2 anaknya.

“kamu tu no, jangan suka mainin cewek, mbok ya focus sama 1 orang, udah tau kan kalian umur berapa, papah dan mommy mu ini udah tua, udah beruban banyak, kapan kalian mau nikah dan buatin mommy yang imuut imuut dan menggemaskan kayak kalian ber 3” sahut ibu risna yang lagi asyik nyiram taneman sama naira. Naira yang anak ketiga pun senyum2, emang pada dasarnya dia yang paling gak banyak omong,. Ketiga anaknya lalu diam seribu bahasa jika mendengarkan ocehan sang mommy yang menyangkut pernikahan, “kamu juga ra, jangan diem aja, kapan pulang ngenalin calonmmu ke kita, jangan sibuk kerja melulu, mommy ingat banget Cuma kamu yang gak pernah bawa pulang temen cowok” omel maminya ke naira. “Iya ah mom, doin aja, lagian juga belum ketemu yang pass” jawab baira sambil senyum senyum. Sang mommy hanya mendengus mendengar jawaban anaknya, sedangkan papahnya lagi asyik ngelus ngelus kepala raina seperti ngelus ngelus anak kucing.