Pustaka
Bahasa Indonesia

My Lovely Idol

69.0K · Ongoing
Orange Can
80
Bab
21.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Di hari ulang tahun ku yang ke-15 aku kehilangan kedua orang tuaku dan diadopsi oleh teman lama ibu ku. Aku tidak pernah menyangkah... aku secara tiba-tiba menjadi adik dari idola ku, tapi akankah identitas ini membawa kami kepada kebahagiaan... Dan siapakah orang di balik kematian orang tuaku?

TeenfictionKampusSweet

Bab 1 Mengintip Wanita Mengganti Pakaian

Bab 1 Mengintip Wanita Mengganti Pakaian

Poster-poster yang terpasang di dinding.

Rak-rak yang penuh dengan CD.

Laci dipenuhi dengan foto- foto yang meluap.

Penuh sekali, dunia kecilnya semuanya adalah tentang dia.

"Minzi, pergilah membuka pintu!"

Bel pintu berbunyi di ruang tamu, Minzi Liu berdiri terhuyung-huyung dari tempat tidur, mengenakan sandal dan membuka pintu.

“Selamat pagi. Ini adalah hadiah untukmu. Selamat ulang tahun.”

Di depan pintu berdiri seorang paman yang tersenyum sambil menyipitkan mata dan seorang lelaki tampan yang membahayakan.

“Terima kasih......” Minzi Liu menerima hadiah tersebut dengan linglung. Tiba-tiba dia terpana, matanya terbuka lebar menatap lelaki tampan yang berdiri di belakang, seketika pipinya berubah menjadi merah.

Dia, seharusnya dia tidak salah melihat!

Pria ini, mengapa pria sangat mirip dengan Jeremy Han!

Headseat putih menggantung di tubuhnya, dia mengenakan T-shirt berwarna hitam, cropped jeans berwarna biru muda dan sepatu nike, tingginya sekitar 185 cm, berambut pirang,memiliki bola mata berwarna hitam, bahkan di sisi kiri leher dari kerah bajunya terlihat sebuah tato bunga Photinia serrulata Lindl, sama sekali tidak berbeda dengan yang terlihat di TV!

Apakah dia sedang bermimpi?

Jika tidak, mengapa pria tampan di dalam poster tiba-tiba hidup dan muncul di dunia nyata?

Jeremy Han meliriknya dengan dingin, mengalihkan pandangannya seperti biasa.

“Minzi, mengapa kamu melongo dan tidak mengundang tamu masuk ke dalam.” Ibu Liu berjalan ke depan pintu setelah bertanya.

“Yesika, sudah lama tidak bertemu.” Paman yang tersenyum sambil menyipitkan mata tersebut mengulurkan tangannya kepadanya.

Ibu Liu kebingungan sesaat, matanya berkedip : “Ternyata kamu...Ken Han.”

Dia mengulurkan tangan dan menjabatnya, dengan sopan mempersilahkan ayah dan anak tersebut masuk ke dalam rumah.

Minzi Liu tidak menyadari keanehan pada ibunya, semua yg dipikirkannya hanyalah : mengapa Jeremy Han bisa datang?

Ayahnya, Ken Han adalah presiden grup HOSE, termasuk dalam 10 orang terkaya di dunia.

Orang yang begitu terkenal, bagaimana ibu dapat mengenal mereka? Mereka bahkan sengaja datang ke rumah untuk merayakan ulang tahun nya. Semuanya ini, tidak nyata seperti di dalam mimpi...

“Minzi, mengapa kamu melongo? Lihatlah, kamu masih mengenakan piyama, bergegaslah mengganti pakaian.” Lirik Ibu Liu menegurnya sambil menuangkan teh untuk tamu.

“Ah, aku akan segera mengganti pakaian!” Minzi Liu tersadar, mengerucutkan bibirnya, berlari kembali ke kamar dengan wajah memerah.

“Jeremy Han benar-benar tampan, tidak disangka terlihat lebih menarik dan mempesona beribu-ribu kali dibandingkan dengan poster dan TV...”

Dia menarik napas dalam-dalam, menekan jantungnya yang berdegup tidak beraturan, kembali ke kamar dan membuka lemari pakaian untuk berganti pakaian.

Karena terlalu senang, dia bahkan lupa menutup pintu.

Pada saat dia membalikkan punggung ke pintu dan melepaskan pakaiannya, tanpa disadari, Jeremy Han salah memasuki kamar ruangan pada saat dia sedang mencari kamar mandi.

Tepat pada saat ini, dia melihat semuanya.

Jeremy Han mengerutkan keningnya, awalnya dia ingin mundur dan berjalan keluar. Tetapi, tepat pada saat ini Minzi Liu berpaling, keduanya saling bertatapan.

Sang pria memandangnya dari atas sampai ke bawah, siluet lembut gadis tersebut tercermin di dalam matanya, pupil matanya yang gelap sedikit berkontraksi dan segera kembali normal.

Tetapi Minzi Liu sepenuhnya tertegun dan melongo.

Beberapa saat kemudian, dia menyadari dia hanya mengenakan pakaian dalam saja...

“Ah...“Minzi Liu tidak dapat menahan diri, segera menutup matanya dan membuka mulutnya sambil berteriak.

Kening Jeremy Han berkerut, dia menggerakkan kakinya yang panjang, menutupi mulutnya dengan tangannya dan dengan mudahnya menekannya ke arah pintu.

“Diam.” Dia menempel di samping telinganya, napasnya mengeluarkan udara yang panas, suaranya yang seksi dan dingin bagaikan es batu.

Jelas-jelas bahwa gadis ini yang tidak mengunci pintu ketika mengganti pakaian dan masih berani untuk berteriak sekeras ini. Jika sampai menarik perhatian semua orang, dia akan sangat malas untuk menjelaskan kepada mereka.

“Um...Um...” Minzi Liu memberontak dengan wajahnya yang memerah.

Sejujurnya, dia belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya. Ini pertama kalinya ada seorang pria yang begitu dekat dengannya dan itu adalah idola favorit yang disukainya.

Tetapi!

Meski begitu! Tetap saja tidak tertahankan!

Yang paling penting adalah hanya ada sedikit pakaian yang melekat pada tubuhnya, jika begini terus semuanya akan terbakar!

“Aku akan melepaskanmu jika kamu tidak berteriak.” kata Jeremy Han dengan nada suara dingin.

“Ya.” Minzi Liu segera menganggukan kepala untuk mengakhiri situasi canggung ini.

Akhirnya Jeremy Han melepaskan tangan yang menutupi mulutnya.

“Sialan! Dasar cabul! Beraninya mengintip seorang gadis yang sedang berganti pakaian!” Teriak Minzi Liu memarahinya begitu dirinya terbebaskan.

“Aku mengintipmu? Jangan berangan-angan. Jelas-jelas kamu sendirilah yang tidak mengunci pintu ketika berganti pakaian. Kulihat, seharusnya kamulah yang sengaja menggodaku.” kata Jeremy Han dengan ekspresi datar sambil meliriknya sinis.

Minzi Liu : “...”

Setelah dipikirkan, sepertinya semua ini adalah kesalahannya.

“Tetapi!”

— —“Tetapi tidak disangka, dia begitu menyukaiku.” Minzi Liu menarik pakaian menutupi tubuhnya. Dia ingin mengatakan sesuatu tadinya tetapi dia menyela ucapannya.

Ternyata Jeremy Han tidak sengaja melirik ke dalam kamarnya dan mendapati bahwa seluruh dinding dipenuhi dengan poster-poster dirinya.

Sebagai penyanyi yang baru debut dan memulai karirnya, daya tarik dan pengaruh Jeremy Han sangat besar dan luas.

“Kamu jangan terlalu bangga! Aku tidak, aku...”

Rahasia yang ditemukannya, wajah kecil Minzi Liu memerah dan dia ingin membantahnya.

Detik berikutnya, Jeremy Han malah tiba-tiba mendekat, menangkap pergelangan tangannya yang ramping, menekannya ke atas kepalanya.

Tangan lainnya memegang dagunya, memaksanya mengangkat kepalanya.

Detak jantung Minzi Liuberdegup kencang, menatapanya dengan mata melebar, pikirannya kosong. Mengapa...

Jelas-jelas mengetahui dia mengidolakannya, masih saja tiba-tiba begitu dekat dengannya...

“Jika tidak salah mengingat, hari ini adalah ulang tahunmu kan?” Jeremy Han membungkukkan badan, menatapnya dengan lembut dan menawan, terlihat sangat cantik dan sempurna bagaikan karakter yang keluar dari dalam dunia komik.

Minzi Liu merasakan jantungnya berdetak tidak terkendali, bahkan napasnya juga menjadi cepat.

“Ya.” Dia mengatupkan bibirnya tanpa sadar, mengangguk dengan wajah memerah.

“Sayang sekali. Pada hari ulang tahunmu ini, aku bahkan sama sekali tidak membawa hadiah. Apakah perlu aku memberikanmu sebuah ciuman sebagai kompensasi?”

Apa?

Ciuman!

Dan itu berasal dari seorang idola!

Seketika Minzi Liu menjadi kebingungan, tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba mengubah gayanya.

Tanpa sadar dia membuang muka, melihat ke arah lain dengan panik dan ingin menghindarinya : “Tidak perlu, aku...”

“Tatap aku.” Dia menggenggam dagunya, suranya yang bagus terdengar lagi, seolah-olah memiliki kekuatan sihir yang menipu dan merayu. Wajahnya yang tampan juga semakin dekat, pandangannya terkunci pada bibirnya yang lembut dan merah.

Menghadapi wajahnya yang tampan dan nyaris sempurna ini dalam jarak yang dekat, Minzi Liu merasa bahwa kekuatan untuk melawannya adalah nol. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya dan memejamkan matanya, kakinya juga perlahan-lahan melunak.

“Oh.”

Namun ...Ciuman yang dinantikan tidak datang seperti yang diharapkan.

Jeremy Han menghentikan gerakannya beberapa sentimeter dari bibirnya.

Sebaliknya adalah suara ejekan yang tidak terdengar.

“Hanya membohongimu, kamu malah menganggapnya serius.”

Minzi Liu tersadar seketika. Dia membuka matanya dengan tidak percaya, melihat ejekan yang tampaknya tidak masuk akal di dalam matanya.

Jeremy Han dengan santai melepaskannya.

Harus dikatakan, kekuatan seorang idola sangatlah besar.

Jika bukan karena ibu gadis ini adalah orang yang paling dibencinya, mungkin dia akan dapat bersikap sedikit lebih baik kepadanya.

“Apakah kamu sedang mempermainkanku?” Minzi Liu mengepalkan tangannya dengan erat, merasa dia telah dipermalukan. Dia bagaikan telah disiram dengan air dingin, membuatnya merasa sangat kedinginan.