Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

SIAPA KAMU?

Arthur tetap berjalan mengabaikan pertanyaan Tabitha yang sedikit mencuri perhatiannya, saat ia sampai ke dalam kamar Tabitha ia menurunkan tubuh mungil itu dari gendongannya, tak lama Dr. Ryan datang dan memeriksa Tabitha.

" Luka tembak nya tidak terlalu dalam tapi mungkin kau harus sering memperhatikannya karna sialnya ia tertembak dilengan kanan Arthur"

"Apa itu berbahaya?" Tanya Arthur.

" Jangan berpura-pura bodoh Arthur kau paling mengerti masalah tembak-menembak" ujar Ryan berbisik.

  Setelah itu ruangab hening, dokter Ryan pun hendak Pergi dan diantar Arthur namun tangan kecil yang melingkar di lengan kanan Arthur menghentikan langkahnya

" Tata nanya om" ujarnya polos.

  Arthur menempelkan jari telunjuknya kekuping dan mulai bicara.

" Halo, Brian bisa kau ke mansion ku sekarang? Ada yang ingin kubicarakan" ujar Arthur.

" Aku akan kesana Arthur"

" Baiklah" ujarnya menutup telpon dengan teknologi Sgnl itu.

  Arthur menududukan badanya berhadapan dengan Tabitha yang masih memegangi lengannya.

" Tanyakan" ujar Arthur dingin.

" Siapa om Arthur sebenernya?"

" Suamimu"

" Yang lain, seperti orang tua dan dari mana?"

" Anak dari Jams De Lavega dan Hailee De Lavega seorang pebisnis dari Italy yang bersekolah di Harvard University kemudian membangun banyak perusahaan dibidang Otomotif, Fashion, dan Properti. Kemudian tanpa sengaja seorang pria asal Indonesia meminjam uang pada pria itu dan tak bisa melunasinya kemudian pria itupun menikahi putrinya, dan itu adalah kau Tabitha dan Pria yang kumaksud adalah aku sendiri Arthur, suamimu"

" Lalu siapa orang-orang itu?"

" Mereka hanya sekumpulan orang bodoh, yang berusaha merebut kuasaku"

" Begitu? Lalu apa itu Regnarok?" Tanya Tabitha ditanggapi oleh diam nya Arthur.

" Masalah itu kau belum saatnya tau tapi akan kuberitahu saat sudah tepat waktunya"

" Kenapa tidak sekarang?"

" Kau masih harus fokus pada ujianmu"

" Om Tata bingung, Tata ngerasa sama sekali nggak kenal sama om Arthur, bahkan Tata terlihat bodoh tadi"

" Kau tak perlu takut lagi aku akan menjagamu"

" Tak mungkin selamanya om"

" Lalu apa maumu?"

" Ajarkan aku menembak"

" Tidak untuk itu Ta, kau tak bisa ikut dalam masalah ini"

" Kenapa? Tata hampir mati tadi"

" Aku akan menjagamu okey tak perlu cemas" ujar Arthur tenang.

" Tata mau diajarin menembak!" Sentak Tabitha diikuti pintu yang terbuka menampilkan ajudan Arthur, Brian.

" Arthur Tata mau ngomong berdua sama Brian" seru Tabitha

  Mendengar itu Arthur hanya menghela nafas kasar dan berjalan pergi meninggalkan Tabitha sendiri.

                           ***

  Satu minggu sudah berlalu semenjak kejadian penembakan yang dialami Tabitha kini ia tengah berdiri disebuah papan pengumuman disekolah nya yang menampilkan data siswa yang lulus, Ya Tabitha sudah menyelesaikan ujiannya dan malam ini ia akan pergi bersama sahabatnya menghadiri acara sekolah yaitu Prom Night.

  Tabitha mempertajam tatapannya untuk melihat nilai yang siswa tertinggi dan benar ia yang mendapatkanya.

" Gue lulus, dan gue dapet nilai tertinggi, Yes!" Seru Tabitha.

" Gimana?" Tanya Amel.

" Gue lulus" ujar Diana

" Gue jangan ditanya lagi gue lukus dong" ujar Fitry dengan cengiran kudanya.

  Mereka pun berpelukan dan tersenyum bahagia.

" Gengs pokoknya kita harus pakai pakaian paling bagus ntar malem"ucap Diana.

" Iya lah masa mau pake seragam sekolah sih!" Ujar Amel ketus.

Tabitha hanya diam menaggapi celotehan sahabatnya itu, ia sibuk memikirkan yang terjadi nanti malam, ia akan menanyakannya pada Arthur, apa itu regnarok?

                            ***

Tabitha sibuk memilih gaun yang akan ia pakai untuk prom night, namun ia dikagetkan dengan kedatangan Arthur. Berbeda dengan Tabitha yang sudah mulai biasa Arthur yang semakin menegang pasalnya sang istri hanya menggunakan handuk yang hanya mampu menutupi setengah pahanya, Arthur menelan salivanya kasar.

" Ku bawakan ini untukmu, karna kudengar kau akan ada acara bukan?"

" Taruh saja dikasur" balas Tabitha ketus, ya semenjak minggu lalu Tabitha bersikap ketus pada Arthur.

" Kau tak ingin memintaku untuk jadi pendampingmu malam ini"

" Kalau mau yah tinggal ikut aja sih"

" Baiklah aku ikut" final Arthur menutup pintu kamar Tabitha.

  Tabitha berjalan perlahan melihat Dress yang diberikan Arthur

  Tabitha memakai dress itu dengan senyum mengembang pasalnya ia teringat bagaimana wajah bodoh Arthur saat meminta menjadi pasangannya malam ini. Dirasa sudah siap ia pun turun dan melihat Arthur yang sudah rapi dengan Jas hitam dengan turtleneck hitam pula.

  Mereka berjalan kearah mobil lamborghini Veneno yang terparkir apik didepan mansionnya.

" Yakin mau pake mobil ini?" Tanya Tabitha.

" Iya" ujar Arthur.

" Kita cuma mau ke prom night"

" Siapa bilang mau jemput presiden?"

" Terserah"

  Didalam mobil Tabitha hanya diam dan mengerucutkan bibirnya, ia kesal dengan apa yang dilakukan suaminya.

" Jangan cemberut terus, mau saya cium bibir kamu?"

" Apasih" sentak Tabitha tersipu.

" Maaf" lirih Arthur.

" Untuk?"

" Semua"

" Tata udah maafin om"

" Malam ini kita akan pindah ke New York"

" Apa!" Sentak Tabitha.

" Kau ingin mengetahui semua tentangku kan? Kita akan mulai dari New York."

" Tapi bukanya om lahor di Italy?"

" Kalau Italy nanti setelah kamu benar-benar siap mendengarnya."

" Tapi___"

" Kita sudah sampai Ta" sela Arthur.

  Mereka pun memasuki ballrom prom night. Mereka disapa dengan ramah disana apalagi tatapan memuji para siswi pada Arthur membuat muak Tabitha, dengan kasar Tabitha menarik lengan Arthur dan mengapitnya.

" Kenapa?"

" Nggak papa, malesin aja jangan disana" ujar Tabitha.

" Jealous?"

" Nggak" sanggah Tabitha.

  Tabitha berjalan cepat menemui sahabatnya, mereka pun berpelukan.

" Lo bawa laki lo kesini?" Tanya Fitry.

" Emang lo nggak liat" ketus Tabitha.

" Iya, iya maaf"

" Laki lo ganteng banget sih pake blazer gitu"

" Nggak usah ngebacot lo" ucap Tabitha.

  Arthur mendatangi Tabitha dan ketiga sahabatnya.

" Kau meninggalkan ku?"

" Om aja yang jalan nya lama"

" Kau pergi meninggalkan ku Ta"

" Masa?" Ujar Tabitha.

  Ditengah perdebatan mereka datanglah kepala sekolah.

" Mr. De Lavega"

" Mr. Pratama"

" Saya tidak menyangka anda akan hadir dipesta ini"

" Saya hanya menemani istri tengil saya ini" ujar Arthur melirik Tabitha yang dilirik hanya tersenyum simpul.

" Oh ya bagaimana saya lupa"

" Mungkin anda terlalu sibuk" canda Arthur.

" Mr. De Lavega sekali lagi terimakasih karna telah meminjamkan ballroom hotel anda untuk pesta ini" ujar kepala sekolah diikuti tatapan dari Tabitha.

" Tak apa Mr. Pratama saya senang melakukannya"

" Kalau begitu saya harus pergi Mr. De Lavega nikmati pesta ini"

" Tentu"

  Mereka pun ditinggal sendirian.

" Jadi hotel ini punya om Arthur?"

" Iya"

" Kok bisa?"

" Apanya?"

" Udahlah"

 

  Saat Tabitha hendak pergi Arthur mencekal lengannya. Dan menariknya ke rooftop hotel. Disana Tabitha membatu melihat dua kursi yang disulap sedemikian rupa menjadi sangat indah. Berbagai bunga ada disana, Tabitha hanya mampu mengerjapkan matanya, takjub.

Tabitha dituntun oleh Arthur dan mereka pun akhirnya duduk berhadapan, Tabitha kagum saat banyaknya kembang api meledak diatas langit yang gelap bertabur bintang, Tabitha menatap Arthur meminta penjelasan sedangkan Arthur hanya tersenyum pada Tabitha.

" Om yang nyiapin ini semua?"

" Iya" ucap Arthur.

" Untuk?"

" Merayakan kelulusanmu"

" Tak perlu seperti ini"

" Tak apa, Happy Graduation My Wife" ujar Arthur tenang yang memberi dampak merona pada Tabitha.

  Arthur menatap lekat manik mata Tabitha dirinya bersyukur memiliki istri yang sangat cantik, sedangkan Tabitha seperti tersengat listrik saat Arthur menggenggam tanganya. Arthur mengecup pelan punggung tangan Tabitha dan tersenyum simpul.

  Ditengah keromantisan yang terjadi tiba-tiba suara ledakan memekakan telinga terdengar, diikuti oleh suara bising 2 helikopter yang menuju arah mereka dan melepaskan hujan peluru dan beberapa granat. Arthur segera menarik Tabitha dan menyembunyikan Tabitha disalah satu sudut rooftop hotel yang dirasa aman.

" A-apa itu?" Ujar Tabitha gemetar.

" Jangan keluar sebelum aku yang menemputmu."

" Jangan pergi"

" Kalau aku tak pergi kita berdua mati konyol disini"

Dor..dor.dor

  Suara tembakan bertubi-tubi didengar oleh Tabitha ia mencengkram lengan Arthur dan menengadahkan kepalanya menatap Arthur.

" Hati- hati" ucap Tabitha lirih, Arthur mengangguk menanggapi.

  Arthur menekan ujung jari telunjuknya ke kuping kanannya.

" Brian, aku diserang temui aku segera, kau tau kan dimana aku?"

"Tentu Sir, aku kesana sekarang"

" Siapkan pasukan Brian"

" Sesuai perintahmu Sir"

" Kita akan bersenang-senang malam ini Brian"

"Tentu Sir"

  Arthur mematikan telpon nya dan mengelus pelan pipi Tabitha.

" Stay in here" titah Arthur.

  Arthur berjalan pelan tanpa takut ada peluru menembus tubuhnya ia dengan santai mencopot kancing Jas nya dan merogoh saku jasnya. Ia mengambil 2 pistol, tangan kanan nya memegang pistol  Desert Eagle ( Deagle)  yang bisa meledakkan sasaran dan tangan kirinya memegang pistol Glock 20 yang memiliki daya akurasi yang sangat tinggi.

  Dengan santai nya Arthur menembak musuh tanpa memperhatikan dimana letak para musuh itu, ia bisa merasakan keberadaannya. Keadaan semakin kacau saat Brian datang dengan menenteng senapan CheyTac M200 yang tak diragukan lagi daya akurasinya.

  Arthur menembaki musuh dengan bantuan Brian dan sesekali Arthur melemparkan granat kearah helikopter musuh. Suara bedebum ledakan serasa memekakan telinga. Namun berbeda dengan ekpresi wajah Arthur yang mengeluarkan smirk nya, begitupun Brian yang bahkan tersenyum disaat terdesak, Tabitha merasa sangat jengah melihat pemandangan itu.

" Have fun Brian" ujar Arthur lantang.

" Very Fun Boss"

" Kapan pasukanmu datang?" Tanya Arthur serius.

" Mereka sudah dekat Boss"

  Ditengah perbincangan mereka yang tetap menembaki musuh seseorang membidik kearah tepat dikepala Arthur.

" BOSS DIBELAKANGMU!!" sentak Brian.

Dorr..

To Be Continue...

Vote please...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel