Part 2 Datangnya Sang Penguasa
Warning bocah harap menyingkir.
Agar tak kepanasan.
Yang ngeyel dosa tanggung sendiri.
Biasakan vote sebelum membaca.
Happy reading.
.
.
.
.
.
.
Gemuruh hujan badai disertai patahan-patahan ranting pohon masih terdengar mencekam di malam yang mengerikan itu. Serenia telah mencoba panggilannya namun hasilnya ternyata nihil.
Kini ia hanya bisa bersikap menerima dengan pasrah atas nasibnya selanjutnya.
Curah hujan yang semakin lebat makin melukai tubuhnya. Ia pun tak perduli lagi. Tubuhnya bahkan kini tak mampu hanya untuk sekedar terduduk seperti posisi awalnya, maka ia pun tertidur di atas tanah basah itu dan membiarkan hujan menghajarnya tanpa ampun.
Bau anyir darahnya mengalir bersama aliran air yang terus mengalir tanpa henti.
Kegelapan semakin menguasainya.
Ia terpejam.
Berharap seluruh keluarganya segera menjemputnya menuju kematian. Air matanya pun tak ingin keluar lagi, karena sudah digantikan air hujan yang terus menerus menampar wajahnya.
Tepat ketika seluruh kesadarannya akan menghilang sepenuhnya. Tiba-tiba ia merasakan sentuhan hangat seseorang akan tubuhnya.
Ia berusaha membuka mata namun entah kenapa semua terasa bergitu berat. "Kau memanggilku?" bisikan halus itu tertangkap pendengarannya. Terdengar lembut, serak dan mengerikan dalam waktu yang bersamaan.
Tubuh Serenia menegang.
Seketika terbersit apa yang ia ucapkan beberapa saat lalu.
Inikah sang penguasa kegelapan.
"Aku telah datang untuk memenuhi panggilan jiwamu, sekarang bukalah matamu."
Suara mengintimidasi itu seolah memegang kendali atas tubuhnya. Karena kini tanpa ia minta kedua matanya telah terbuka, menatap wajah sesosok pria tampan dengan jarak yang begitu dekat bahkan hampir menyentuh wajahnya, pria itu menindihnya.
"Ka...kau..." ucap Serenia terbata.
Senyum iblis tergambar jelas di wajah sang penguasa. "Kenapa? Kau sudah memanggilku bukan, jadi mari lakukan perjanjian."
Tanpa aba-aba pria itu menurunkan wajahnya dan melumat bibir Serenia yang membiru karena kedinginan. "Eugh." lenguhan kecil terdengar dari bibir mungil Serenia kala bibir tebal sang pria bergeser menuju lehernya.
Sapuan lidahnya yang basah menggantikan air hujan yang masih menghujamnya, namun anehnya tubuh lemah Serenia tak lagi merasa dingin.
Meski guyuran hujan lebat mengenai tubuh mereka berdua, rasa dingin yang merasuk ke dalam tubuh Serenia mendadak menghangat bersama sentuhan-sentuhan kecil sang penguasa kegelapan.
Ia menjilat penuh hasrat pada setiap luka yang di dapat Serenia, dan keajaiban pun terjadi. Luka-luka pada tubuh Serenia mendadak menghilang setiap kali ia menjilatannya. "Darahmu manis." bisik pemuda itu sebelum menjilat telapak kaki Serenia yang terluka parah.
Setelah itu ia merangkak kembali menidih tubuh Serenia yang menegang seketika. Bahkan baru disadarinya jika ternyata tubuhnya kini telah berada dibawah kendali sang penguasa dengan tanpa sehelai busana. "Apa yang akan kau lakukan?"
"Mengikat perjanjian denganmu, itu adalah tugasku untuk memenuhi panggilanmu."
"Akkhh."
Sang penguasa dengan tanpa aba-aba langsung menyesap kuat payudara Serenia, yang anehnya bukannya menolak Serenia malah menjadi liar. Hawa panas dan gairah menyerangnya, hingga sesaat kemudian ia melenguh dan mendesah. Ia memeluk kepala sang pria dan membenamkannya makin dalam di atas payudaranya.
Pergumulan panas penuh gairah itu pun terjadi dibawah terpaan hujan badai yang bertalu. Hawa dingin yang menggerogoti berpadu dengan hawa panas dari persetubuhan mereka memberikan rasa dan sensasi yang makin mengundang gairah.
"Aku menyukaimu Serenia." bisik sang pria. "Berikan nama padaku dan desahkan namaku." ucapnya lagi sambil kembali bermain dengan tubuh seksi milik Serenia.
Tangannya bahkan kini tengah bermain dahsyat diatas vagina wanita itu.
Dengan kedua tangannya Serenia mengangkat wajah sang pria, menyentuh rahangnya dan bibir tebalnya, sebelum kemudian berbisik. "Kuberi kau nama Jinseok." tegasnya kemudian mendorong tubuh pemuda itu dan menindihnya "Jadilah pelayanku." ucapnya sekali lagi sebelum meraup bibir tebal sang penguasa.
Kim Jinseok.
Gumam sang pria dalam hatinya kemudian tersenyum evil dan merengkuh kepala Serenia yang berada diatasnya tengah memainkan bibirnya sendiri di atas bibir tebal sang pemuda.
Jinseok melesakkan lidahnya kemulut Serenia yang disambut dengan senang hati oleh sang wanita.
Hingga beberapa kali ciuman panas itu terhenti dan kemudian terulang lagi, Serenia mendadak merasa begitu segar bugar. Tubuhnya semakin dikuasai gairah hingga perlahan ia merangkak semakin kebawah menggerayangi tubuh Jinseok yang entah sejak kapan sudah polos tanpa busana seperti dirinya.
Dada bidang dan perut sixpack pemuda yang terkungkung dibawahnya membuatnya menggeram penuh hasrat.
Disertai terpaan air hujan yang terasa menggelitik ditubuhnya Serenia melumat setiap jengkal tubuh Jinseok yang menerimanya dengan suka cita.
Gairah sang penguasa pun sama menggebunya hingga ketika Serenia hendak melesakkan kejantanannya kumulutnya ia segera membalik kembali tubuh Serenia. "Bukan begitu perjanjiannya putri, kau akan mendapatkan itu dimulutmu setelah aku menyelesaikan perjanjian kita." ucapnya kemudian tanpa aba-aba ia menembus inti Serenia.
Sang putri terpekik. "Aakhh!!" rasa sakit menyerangnya. Karena sejatinya ini pertama kali baginya. Tapi entah karena apa ia seolah telah menjadi begitu ahli.
Jinseok menampilkan smrik iblisnya. Ia melepas penyatuannya, ketika melihat tetesan darah dari kewanitaan Serenia, kemudian ia menunduk dan menyesap darah segar itu. "Ini nikmat," ucapnya setelah melahap habis darah perawan itu. Kemudian ia kembali melesakkan kejantanannya ke inti Serenia.
Kali ini Serenia tak merasakan sakitnya lagi, ia pun mulai mendesah dan menjerit nikmat kala Jinseok melesakkan kebanggaannya ke intinya.
Tubuh wanita itu bergoyang seirama dengan setiap hentakan Jinseok atas dirinya. Hingga beberapa saat berlalu, gairahnya makin memuncak kala tubuhnya hendak mencapai pelepasan pertamanya "Aaakhh..aku akan keluar...aahhh...faster...ssshh." desah Serenia. Yang mendapat sambutan spesial dari Seokjin.
Ia mengguncang tubuh Serenia dengan semakin cepat, tetesan keringat bercampur air hujan membuat tubuh seksi yang berguncang itu tampak begitu menggairahkan. Jinseok memompa dengan lebih semangat hingga inti Serenia berkedut menjepit miliknya.
Senyum iblis kembali terlukis di wajah Jinseok, tanpa memberikan Serenia kesempatan untuk menikmati pelepasannya ia kembali menghujam dengan cepat.
"Aakhh...Seokjin...aaakhhh hentikan...aaahh... ini masih gelihhh...aaaahh..."
"Nikmati saja sayang kau sungguh rasa gelinya tak akan lama."
Maka desahan nyaring pun kembali beradu saling bersahutan dengan suara guntur dan kilatan petir.
Perlahan Jinseok mengangkat tubuh Serenia dan memangkunya. Sebelum kembali menghujamnya dengan brutal. Serenia meremat kedua bahu Jinseok agar tak terjatuh karena hentakan sang pemuda begitu dahsyat.
Tak tinggal diam Jinseok mendekatkan wajahnya kemudian menyesap kuat-kuat kedua payudara Serenia secara bergantian.
Terjebak dengan nafsu sex sang penguasa yang menggila Serenia berulang kali mendapat pelepasannya. Berbeda dengan Jinseok yang malah makin tangguh dalam menghujam liang kewanitaan milik sang wanita.
Puas memangku tubuh mungil Serenia kini Jinseok menghujamnya dengan posisi dogystyle. Tubuh Serenia kembali berguncang maju mundur kala kejantanan Jinseok melesak penuh ke dalam intinya.
Desahan, lengkingan hingga tetesan air mata kenikmatan menghiasi persetubuhan itu. "Aaakhh...aaahh...Jinseok aahh.."
"Katakan apa kau menyukainya, heum?" tanya Jinseok sambil terus menghentak, dan sesekali menampar bokong Serenia yang menggoda.
"Iya..aku..suka...faster Jinseok..aku akan keluar...aahh." desah Serenia, ia mencengkram akar pohon yang menyembul ke atas permukaan tanah agar tubuhnya tak tersungkur.
Sekali lagi tubuhnya menggapai kenikmatan atas birahinya. Ia mengeluarkan cairan kentalnya. Intinya berkedut menjepit kejantanan Jinseok yang masih bersemayam di sana.
"Ini yang terakhir." suara serak Jinseok menyapanya sebelum pria itu kembali membalik tubuhnya dan menindihnya.
Lalu bergerak intens diatasnya.
Mengeluarkan dan memasukkan miliknya dengan ganas, menunjukkan gairah sexnya yang luar biasa.
Sekali-sekali ia menggeram nikmat. Hingga kemudian ia kembali menunduk meraup payudara Serenia dan mejilatnya. Lalu lidahnya menjalar ke leher jenjang sang wanita.
Sementara kenjantannannya yang begitu perkasa terus bekerja seirama dengan dorongan pinggulnya. Ia menunduk menyesap leher jenjang Serenia. Hingga sesaat kemudian kejantanannya makin mengeras dan siap menumpahkan cairannya. Hingga kurang dari hitungan detik cairannya tumpah menghangatkan rahim Serenia.
Jinseok pun melepas penyatuannya, kemudian memandang Serenia dengan terkesima.
Kedua matanya kini berubah merah, kemudian dengan lembut ia mengelus leher sang wanita. Taring tajamnya muncul disela-sela giginya, hingga kemudian "Aaakhhh!!!"
Serenia menjerit ketika taring tajam itu menancap dilehernya.
Jinseok menyesap kuat leher Serenia, sementara sang wanita memeluk erat tubuh basah yang menindihnya. Entah kenapa bukan rasa sakit yang ia dapat karena Jinseok menghisap darahnya, melainkan ia merasakan kenikmatan yang tiada tara di bagian intinya bahkan lebih nikmat dari pelepasan yang ia dapat sebelumnya. "Jinseok ...assshhh..." desahnya sembari mengeratkan pelukannya atas tubuh pemuda itu. Ia menggeliat nikmat.
Setelah puas Jinseok melepas taringnya. Luka bekas gigitan itu menghilang digantikan lingkaran hitam dengan simbol bintang menempel di leher jenjang Serenia. Jinseok menjilatinya "Ini adalah tanda perjanjian kita, sekarang jiwa dan ragamu miliku sepenuhnya putri Serenia."
"Dan aku mulai detik ini resmi menjadi pelayanmu."
"Pelayan apa yang menyetubuhi majikannya." desis Serenia, sambil mengatur nafasnya yang terengah.
Tubuhnya tak lagi merasakan terpaan air hujan, entah kapan hujan badai itu berhenti karena kini hutan itu tampak tenang. Hanya semilir angin malam yang menyapa tubuhnya yang tak berbalut busana.
Ia menggeser tubuhnya, berusaha untuk duduk bersandar dibatang pohon besar tempatnya tadi bersembunyi sambil mengistirahatkan tubuhnya yang terasa remuk setelah disetubuhi penguasa kegelapan itu. Tapi ia tak mempermasalahkannya. Serenia malah merasa puas. Apalagi ketika ia mengingat bahwa sosok iblis terkuat kini ada bersamanya, maka hatinya tersenyum iblis membayangkan bagaimana ia akan membalas dendam atas kematian seluruh keluarganya.
"Kau akan mendapatkan apa yang kau mau putri, tapi setelah dendammu terbalaskan, aku akan memakan jiwamu."
"Ck." Serenia mendecakkan lidahnya kesal "Sebagai pelayan kau tak pantas membaca pikiranku."
Jinseok terkekeh.
"Sekarang aku berhak atas apa pun yang kau miliki putri."
"Terserah kau saja, sekarang kembalikan pakaianku dan bawa aku keluar dari hutan ini."
Jinseok membungkuk hormat, dengan satu tangan terlipat di dada dan tangan kiri terlipat dipunggung ia pun menerima perintah pertamanya "As your wish my princess."
Tbc.
