Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 - Hari Pertama.

" H A P P Y R E A D I N G "

Farrel sedang mempersiapkan buku-bukunya, ia tinggal di sebuah Apartement mewah. Setelah perceraian kedua orang tuanya, Farrel masih dilanda trauma yang cukup membuat hati dan pikirannya resah. Ayah dan ibunya selalu menghubunginya setiap waktu, tapi Farrel tidak pernah merespon. Ia memilih tidak mau tahu, jiwa tidak pedulinya sudah benar-benar menguasai Farrel.

Pemuda itu langsung bergegas untuk pergi, berpenampilan anak sekolah pada umumnya. Meski begitu, ada beberapa Gadis yang mengatakan Pemuda itu sebagai Fuckboy. Bukan fuckboy lagi, tapi Fucekboy huhu. Nakal, galak, rayuannya, tatapannya, dia suka sekali bermain wanita, setiap hari bisa berganti-ganti pasangan dan tatapan tanpa eskpressinya membuat Farrel semakin tampan. Hiyaaa.

Ketika sampai di-SMA 69 Bimasakti, sekolah paling mahal bisa dikatakan High School. Farrel berjalan sendiri melewati koridor, banyak tatapan Gadis yang terpesona dengannya. Sesampainya di dalam kelas, Farrel menaruh ranselnya kasar sampai kedua temannya terkejut dengan kedatangan Farrel. Gavin dan Derry langsung memberitahunya kalau ada murid baru. Yang bernama Rachel, Gadis cantik dan menawan.

"Terus? maksud kamu, apa?" tanya Farrel, menatap jengah kearah Derry,

"Ya, ya kali, kamu mau cari pacar lagi." Derry keki, sampai tak berani menatap kearah Farrel. Perkataan itu seperti menghina atau mungkin hanya menawarkan saja? Farrel tidak menyukai ucapan Derry. Farrel tidak peduli dengan temannya, ia memilih memainkan ponselnya.

****

Rachel tengah mencari ruang kantor Guru. Gadis berwajah cantik dan berpakaian rapi adalah anak baru pindahan. Ia pindah dikarenakan pekerjaan Ayahnya di Jakarta. Baru saja sampai di ruang Guru, tiba-tiba Rachel mendadak ingin buang air kecil, ia berlari mencari Toilet. Karena belum tahu dimana Toilet sekolah, Rachel pun nyasar.

Bruk, aduh!

Rachel tak sengaja menabrak seseorang yang baru keluar dari gudang. Cowok itu tak serapih anak Sekolah, Bajunya dikeluarkan, pirang coklat, tatapannya dingin tapi ganteng, dan tinggi. Rachel menatap seakan terpesona dengan ketampanan pemuda itu. Namun, saat pria itu mengucapkan beberapa kata. Rachel menarik pujiannya dalam hati saat menatap pemuda itu tadi.

"Kalau jalan itu pake mat--," bentaknya terhenti ketika melihat wajah Rachel yang begitu cantik, luwes dan polos. Sangat asing baginya, siapa Gadis ini? Pemuda itu sembari mengernyitkan alisnya.

"Maaf kak, aku nggak sengaja." ucap Rachel seraya menggigit bibirnya sedikit.

"Kamu siapa? Lain kali jalan pake mata jangan pake dengkul!" cetusnya,

"A-aa..aku anak baru disekolah ini, iya maaf." ucap Rachel, kemudian pemuda itu meninggalkan Rachel begitu saja. Tak peduli dengan Gadis itu yang meminta maaf, Rachel merasa tak enak hati. "Astaga, ketus banget sih." gumam Rachel, pemuda itu begitu ketus dan dingin kepadanya. Rachel sampai lupa bahwa ia sedang mencari toilet.

Rachel melanjutkan mencari toilet dan akhirnya ketemu juga. Lumayan jauh dari ruang Kepala sekolah. Rachel masih terbayang wajah Cowok yang ia tabrak tadi, ganteng, tinggi tapi sayang wajahnya begitu dingin. Ucapannya pun sangat ketus dan tidak peduli dengan perasaan orang lain.

"Hmm. Tapi, aku tetep nggak enak hati. Pasti dia kesel banget pas aku tabrak." gumamnya setelah membersihkan tangannya di wasfafel. Karna gadis ini memiliki hati yang baik, berencana akan meminta maaf kepada Pemuda itu. Yang tak lain adalah Farrel, sang Fucekboy sekolah.

****

"Selamat pagi Anak-anak." ujar Bu Tiffany seorang wali kelas yang digemari murid-muridnya. Ia termasuk Guru termuda di sekolah ini.

"Selamat pagi kembali bu." suara para murid semangat menjawab,

"Hari ini kalian mendapat murid baru, silahkan masuk Rachel. Perkenalkan diri kamu ya." pinta Bu Tiffany.

"Halo semua, nama aku Rachel Qiana Ravindra. Aku murid pindahan, semoga kita bisa berteman baik ya," ucap Rachel memperkenalkan dirinya seraya memberikan senyuman lebar. "Dan panggil aku Rachel." sambungnya lagi.

"Waw, cantik banget dong." Zulki berucap sampai terdengar oleh murid lainnya. Mereka menatap malah kearah Zulki karena pemuda itu Playboy. Pacarnya ada dimana-mana.

"Bu, boleh saya tanya sesuatu?" Zulki mengacungkan 5 jarinya kearah Guru Bu tiffany.

"Boleh, tapi jangan unfaedah, ya!"

"Rachel, sudah punya pacar belum?" tanya Zulki, kemudian ia mendapat lemparan penghapus papan tulis dari Bu tiffany.

"Huuuuuuuu, ganjen sih." sorak Gavin.

"Cewek itu kan, yang nabrak aku tadi?" batin Farrel, sembari mengawasi wajah gadis itu.

"Silahkan duduk Rachel, emmm, kamu duduk sebelah Iren ya." Bu Fanny menunjuk ke bangku no 2, dimana Iren memang duduk sendiri. Akibat jomblo berkarat, huh.

Detik kemudian, Rachel langsung duduk disamping Iren, mereka saling berkenalan. Iren, Siska, Lily, Stella mendapat teman baru disekolah adalah kebahagiaan untuk Rachel. Ia bersyukur diterima dengan baik, memang Rachel mudah bergaul bahkan sangat ramah. Makanya, mereka menerima Rachel sebagai sahabat baru.

Merekapun mulai masuk pelajaran hari ini, ketika Rachel sedang mengeluarkan bukunya dari ransel. Gadis itu merasa diperhatikan oleh seseorang. Iyaps, Rachel menolah kearah sebrang bangkunya yang hanya berjarak satu bangku. Di sana ada Cowok yang duduk berposisi miring, namun tatapannya berada di depan papan tulis. Sepertinya pemuda itulah, yang menatapnya barusan.

Dan Rachel baru menyadari kalau pemuda itu, yang ia tabrak tadi. Demi apa, Rachel menutup mulutnya yang menganga, terkejut. Penampilan pemuda itu sekarang rapih tidak berantakan seperti tadi.

Baru beberapa jam kemudian, bel istirahat berbunyi. Para murid pun keluar untuk makan siang, karena Rachel masih ingin berbaur dengan teman-teman barunya. Apalagi mereka banyak bertanya tentangnya.

"Eh Rachel, style kamu korea banget." puji Iren,

"Hehe, masa sih." Rachel mengernyitkan alisnya sembari senyum manis ke arah Iren yang memujinya.

"Yaelah ren, ya jelas Rachel memang dari korea, aneh deh." cibir Siska.

"Iya, juga ya," Iren adalah salah satu cewek yang pinternya nol rata-rata, tapi cantik banget.

"Nyesel aku, temenan ama kamu!" timpal kesal Lily seraya memutarkan bola matanya jengah.

"Sudah-sudah, istirahat aja yuk." reda Stella, lebih baik mengajak mereka untuk makan siang di kantin.

"Ayok Rachel."

Mereka menuju kantin, di sana Rachel menjadi pusat perhatian. Wajar saja murid baru, cantik, dan murah senyum. Farrel dan teman-temannya juga menatap ke arah Rachel. Bahkan tidak lepas, ketika Rachel terus saja mengumbar senyum. Farrel mulai tertarik dengan Gadis itu, apalagi dia sebagai pemuda paling uwuw disekolah ini. Pasti akan gampang untuk mendapatkan Rachel.

"Duduk di sini aja, kita samain aja pesenannya ya, gimana Rachel?" tanya Stella.

"Iya, nggakpapa kok, hehe."

"Eh, eh, lihat deh, Farrel lihat ke sini mulu. Aihhhh baper aku." Iren dengan percaya dirinya, padahal tatapan Farrel tertuju pada Rachel. "Woy, dia itu liatin Rachel kali, bukan lu." cibir Siska,

Rachel mencari keberadaan Farrel, saat matanya menemukan yang bernama Farrel. ia terkejut bahwa dia adalah cowok yang Rachel tabrak tadi pagi, jadi benar lelaki itu."Ha, dia maksud kamu?" Rachel berucap, sembari menunjuk kearah Farrel yang meneguk minuman dinginnya.

"Iya bener, dia itu fuckboy disekolah ini, lebih tepatnya fucek, Gavin, Derry, Zulkidin mereka Genk Bastard. Yang hobbynya buat ulah, tawuran dan paling ditakuti di sekolah ini." ucap Stella menjelaskan keempat orang yang sekarang sedang memalak salah satu murid.

"Serius? ngeri amat."

"Tapi, dia itu, Kapten basket loh!"

"Banyak cewek-cewek naksir sama dia, termasuk kite-kite ini." ujar Stella,

"Yupss, itu bener. Tapi sayang, dia itu acuh banget sama cewek. Bahkan menolak mentah-mentah perasaan cewek."

"Btw, itu, cowok yang aku tabrak tadi."

"Haaa?" sontak saja mereka bertiga terkejut. Yang benar saja, Farrel tak akan mungkin tinggal diam. Rachel dalam masalah. Bagaimana tidak, sekali senggol saja Farrel tidak mau tahu. Aaahhh, sepertinya Farrel akan bermain halus kali ini.

"Emm, aku udah minta maaf sama dia, tapi, ketus banget omongannya. Tatapannya dingin tapi ganteng terus dia pergi gitu aja." ucap Rachel.

"Ya, iyalah hel, dia it.." Iren terhenti karena dicubit kecil oleh Stella, jika membicarakan Farrel disini, yang ada mereka akan terkena masalah.

"Syutt! makan dulu, bahaya kalau terus-terussan ngomongin, mereka!" ujar Stella.

To be continued.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel