Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Keysa pov

Sekarang ini aku tengah menikmati makan siangku bersama tunanganku disebuah cafe dekat kantorku. Aku ceritakan dulu tentang tunanganku ini.

Reno adalah anak dari sahabat papa, Reno bersama keluarganya berasal dari London. Tetapi entah apa yang terjadi, bisnis papanya Reno gulung tikar dan orangtua Reno meninggal dunia karena serangan jantung dan kecelakaan. Papa memperkerjakan Reno disini, dan dari situlah aku mulai dekat dengan Reno karena bagaimanapun, Reno adalah orang kepercayaan papa.

"Enak makanannya?" tanya Reno yang terlihat memperhatikanku makan, aku memang suka makan. Malah bisa sampai 2 porsi tapi untungnya badanku tidak pernah gemuk.

"Heem enak banget" sahutku kurang jelas karena masih mengunyah makanan di dalam mulutku

"Makanlah yang banyak" ucapnya padaku. Dia begitu perhatian dan lembut padaku. Senyumannyapun manis sekali, itu yang membuatku sangat menyukainya. Aku kembali menyantap makananku hingga tandas tanpa tersisa

"Akhirnya, kenyang sekali" ucapku mengusap perutku

"bagaimana tempat kerjamu?" tanya nya. Aku memang belum cerita apapun padanya padahal aku sudah bekerja selama satu minggu disana.

"Lumayan menyenangkan, aku sudah mulai terbiasa. Oh iya gimana dikantor?" tanyaku padanya.

"Syukurlah, di kantor baik-baik saja. Oh iya yang aku dengar katanya atasan kamu masih muda dan belum menikah yah" ucapnya seraya meminum minumannya.

"Ahh itu... Iya dia memang masih muda" ucapku malas sekali harus membahas si pria perfectionist itu apalagi dia sangat galak.

"Dia tampan?" tanya Reno,, ihh Reno apaan coba nanyain dia mulu. Apa reno cemburu yah?

"Iya dia tampan tapi sangat menyebalkan dan galak" ucapku terus terang.

"Masa sih? Tapi memang dia laki-laki super dingin dan cuek dikalangan pengusaha" jelas Reno, dan aku hanya mengangkat kedua bahuku acuh.

***

Aku kembali ke kantor dan berlari dari pintu lift hingga mejaku yang cukup jauh dari pintu lift. Saat aku sampai ternyata sudah ada bos galakku tengah bersandar dimejaku dengan tatapan tajamnya.

Astaga,, apa aku berbuat salah? Kenapa tatapannya begitu mengintimidasiku?

"Darimana saja kamu, sampai telat 30 menit" ucapnya dengan dingin.

"Saya tadi lagi istirahat pa, terus saya berbincang dulu dengan reseptionist soalnya ada yang mau membuat janji dengan anda" ucapku sejujur-jujurnya.

"Alasan saja" ucapnya tetap dingin.

"Ini pa, tuh lihat" ucapku memperlihatkan kertas dari receptionist genit itu didepan wajah pa Felix yang terhormat.

"Lain kali jangan terlambat lagi. Aku tidak suka dengan karyawan yang lambat" ucapnya penuh penekanan membuatku bergidik ngeri menatap tatapan elangnya. "Selesaikan dokumen ini. Dan siapkan juga untuk bahan meetingku besok" ucapnya seenak jidat dan pergi meninggalkanku.

"Huh dasar tukang perintah" gerutuku dengan kesal.

***

"Aku pulang" aku berteriak tetapi rumah sangat sepi, pada kemana sebenarnya. Papa kemana yah? Apa belum pulang?

Masa sih, tidak seperti biasanya. Aku berjalan menuju kamar papa dan membukanya setelah mengetuknya.

"Papa kenapa?" aku sangat khawatir melihat papa yang sedang terbaring diatas ranjang. Ini masih sore dan papa tidak seperti biasanya tidur disore hari.

"Papa tidak apa-apa sayang, cuma lelah saja nantinya juga sembuh" ucap papa, aku tau papa cuma berpura-pura saja dan hanya untuk menenangkanku, tapi mudah-mudahan papa memang tidak apa-apa.

"Hei sayang, kenapa melamun" ucap papa mencolek hidungku

"Papa bener tidak apa-apa?" tanyaku lagi. "Apa perlu dipanggilkan dokter?" tanyaku khawatir

"Tidak perlu sayang. Papa tidak apa-apa, Kamu tidak perlu khawatir" akupun hanya bisa mengangguk pasrah.

"Sekarang pergi mandi sana, papa mau istirahat dlu" ucap papa dan aku segera beranjak setelah mencium pipi papa

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel