Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Sahabat

Malam harinya, Tepatnya setelah Leira meninggalkan rumahnya pada pukul 8 malam, butuh perjuang untuk keluar dari rumah. Leira juga sampai minta sang Ibu untuk menemani Haru.

Kakinya melangkah dipertengahan malamnya kota Seoul, pusat kota memang tidak pernah sepi dari pejalan kaki, ada banyak sekali pertunjukkan jalan yang dilakukan para remaja. Entah itu dance cover atau pertujukkan sulap dan lainnya.

Sudah lama Leira tidak berkeliaran dimalam hari, dia menghirup udara dimalam itu dengan senyumannya.

Dia sudah berjanji pada Mira untuk membicarakan tentang perpindahannya ke Group Choi sekaligus mereka berdua akan minum bersama, tapi dengan batas yang normal, tidak sampai mabuk dan fokus pada tujuan mereka yaitu merayakan perpindahan Leira.

Mira yang sudah sampai dahulu melambaikan tangannya pada Leira yang mulai dekat ditempat dimana mereka bertemu.

“Hei, Leira. Come Here!”

Leira tersenyum, dia mengurungkan niat untuk ikut melambaikan tangan juga, dia tidak mungkin melakukan hal itu diusia yang sudah tidak pantas seperti seorang gadis, dengan langkah cepat Leira segera mendekati temannya. 

“Ayo, kita segera masuk.” ucapnya, Leira membukakan pintu untuk Mira dan setelah itu dirinya ikut masuk kedalam.

‘Nam-Jun’

Namun, senyuman yang terukir itu menghilang perlahan saat melihat sosok pria yang sedang duduk dengan temannya, kenapa pria itu ada disini? Dia merusak suasana hati Leira hanya dengan alisnya yang terangkat karena terkejut melihatnya.

“Leira, ayo cepatlah!” Mira sudah memilih tempat duduk untuk mereka, jarangnya memang tidak jauh tapi itu masih bisa di jangkau oleh pria itu.

“Mira, aku rasa—,”

“Ra, Lihatlah disini mereka menyediakan makanan kesukaanmu.” Mira memotong ucapan Leira, dia memperlihatkan menu yang tersedia dimeja makan.

‘Baiklah, abaikan pria itu! Kau hanya perlu fokus pada perayaanmu Leira!’

Leira menghela nafas panjang, dia membuka cardigan dan tasnya, melihat menu yang Mira katakan tadi. Wow dia takjub melihat menu yang memang terdapat makanan kesukaan dan tentu saja minuman yang sudah lama ingin Leira coba.

“aku akan menulis pesanan kita,” ucap Mira, dia sudah tahu pasti Leira akan memesan makanan itu dan tak lupa untuk memesan beberapa botol soju.

“Aku ingin mencoba Vodka,” sela Leira, dia tahu jika Mira akan menulis Sujo, malam ini vodka akan menjadi perayaan utama mereka.

Mira mengangguk paham, tangannya mencorot tulisan soju dan mengantinya dengan minum yang rasanya sama seperti wine, hanya saja vodka berbeda dalam penyajian dan rasa, dia langsung meninggalkan catatan dimeja.

“Haru sudah tidur?”

Leira mengangguk, jika Haru belum tidur bagaimana dia bisa datang kesini, Mira tahu jelas jika putranya itu sangat memperdulikan kesehatan dirinya, hanya saja terkadang Leira begitu nakal melanggar larangan Haru. “Aku meninggalkan bersama Ibuku.”

“kenapa kamu bisa pindah ke Group Choi  tanpa ada pengumuman sebelumnya,” tanya Mira, walau sebenarnya yang membawa Leira kesana dirinya, tapi bukankah aneh Leira yang terpilih. Ini bukan karena Mira iri dengannya, hanya saja dia mendapatkan kabar tidak baik tentang pemilik Group Choi.

Leira terdiam, sebenarnya dirinya juga masih menaruh curiga pada pria bernama ‘Choi In Sean’ itu, belum lagi bagaimana dengan gampang mengajak dirinya untuk menjadi kekasihnya, hingga saat ini Leira masih teringat bagaimana pria itu mengatakan jika dia ingin mengenal dirinya.

Tak lama, menu yang mereka pesan mulai menghiasi meja makan.

“Aku juga tidak mengerti, aku diberikan kontrak itu dari Tuan Han dan aku ingat saat pemilik Group Choi mengatakan padaku, jika aku adalah orang dia butuhkan diperusahaannya. Dia juga menambahkan jika tujuan utamanya untuk membantuku, padahal jelas aku tidak pernah menceritakan masalahku pada orang lain kecuali dirimu,” ucap Leira, menegukkan gelas yang sudah Mira tuangkan untuknya.

“bukankah itu mencurigakan? Jika seperti itu aku tidak akan setuju kau pindah!” Mira juga ikut meneguk minumannya, dan tak lupa untuk memakan lemon yang sudah dipotong untuk mengurangi kadar pahit dan panas dari vodka.

Alisnya terangkat, Leira mengurungkan niatnya untuk kembali meneguk gelas miliknya, apakah dirinya butuh persetujuan Mira? Padahal jelas jika penawaran yang pria itu berikan benar-benar diluar harapan Leira, dalam artian gaji yang dirinya harapan sudah ada didepannya.

“Ini demi kebaikanku Mir,” ucapnya,

Leira tidak bisa berbohong jika dirinya merasa tidak nyaman saat tatapan dari tempat lain begitu mengusiknya, kenapa harus terus bertemu dengannya? Apakah kota Seoul sesempit itu?

“kebaikanmu? Apakah masih ada hal yang ingin kamu dapatkan?” Mira bertanya, dia gadis yang suka bertanya dan keingintahuannya begitu tinggi, seorang yang tidak pandai berkencan dan begitu menyukai kedamaian.

Leira tidak tahu hal apa yang membuat keduanya bisa bertemu dan berteman hingga saat ini, tapi itu adalah sebuah takdir, dimana hal tak terduga selalu datang diwaktu tertentu.

“Tentu, seperti sekarang waktunya—untukku mematangkan segala kebutuhan Haru, menjamin masa depannya.”

"Nothing ra." Mira hanya bisa menggelengkan kepalanya, tangannya masih menggenggam gelas, matanya melihat ke seluruh penjuru ruangan ini, mencari sesuatu menarik untuk di lihat.

Tapi seperti kedai ini tidak akan di kunjungi oleh seseorang, lihatlah. Ini begitu sepi dan tidak banyak yang berkunjung.

Sedang wanita yang ada di hadapannya, hanya terdiam, melihat gelas di tangannya dimana tidak nyaman menatap objek lain, hanya cukup melihat itu saja, karena feeling tahu jika dari arah lain ada sorotan mata yang menanti, dirinya melihat ke arah dirinya.

"Aku harus bagaimana, aku berbeda dengan Mir, kau memiliki kekasih kaya raya, sedang aku memiliki Haru, hal yang harus aku jaga dan membuatku tidak bisa memikirkan hal lain."

"Kau bukan? Aku tidak mencintainya, aku bahkan tidak pernah tidur dengannya, semua ini keinginan eomma-ku."

Mira mengangkat gelasnya, mengajak Liera untuk meminum secara bersama, apapun keputusan. Dia yakin Liera sudah mempertimbangkan jauh lebih matang darinya.

"Kau berencana untuk pindah?" Mira tanya, dia tahu jika Liera tidak nyaman sejak dia tahu ada mantan suaminya di kedai ini, tapi seperti pria itu juga tidak menghiraukan kedatangannya.

"Saat ini aku sedang pertimbangkan, sulit mencari apartemen dengan harga terjangkau, aku juga memikirkan Haru, ini sulit untukku." Balasnya, wanita itu mengecap bibirnya, seperti vodka ini terlalu kuat untuknya, semakin bertambah usia.

Kadar alkohol semakin berkurang, dia jadi bukan peminum yang baik.

"Kenapa berpikir seperti ini, dengarkan aku. Pria itu—bukankah sudah sering mendatangi apartemenmu?" Tanya Mira, kini wajahnya penuh dengan keseriusan, dia juga meletakan gelas yang ada di tangannya.

"Aku tidak perduli jika dia sering datang Mir, yang menjadi masalah sekolah Haru, aku tidak waktu mengurus kepindahannya, dia juga sulit beradaptasi di lingkungan baru, dan Group Choi tidak jauh dari apartemen lamaku, jadi kenapa aku harus berpikir pindah."

"Kau benar! Seperti hanya aku yang khawatir." Mira mengangguk paham, dia terlalu memikirkan kehidupan sahabatnya.

Liera tersenyum, baiklah. Bisa di katakan Mira adalah teman terbaiknya, bahkan dia yang menjadi salah satu saksi dirinya bisa sampai di sini, Mira yang membuat dirinya semakin baik.

"Kau terlalu memikirkanku, terima kasih untuk itu." Ucap Liera, dia memutuskan untuk menuangkan soju kedalam gelas milik Mira. "Sudah ya, kita nikmati saja hari ini, kapan lagi kita bisa seperti ini."

Liera kembali mengangkat gelasnya, mengajak sahabatnya untuk menikmati waktu dimana tidak perlu mengkhawatirkan hal apapun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel