Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Semua Karena Kamu

Xiao Shun duduk di sebelah Yao Cen sebelum berkata dengan suara pelan. "Maaf, istriku, aku punya urusan jadi terlambat."

Sebelum Yao Cen berbicara, Liu Yunxiang—ibu mertua yang duduk di sebelah—melihat Xiao Shun dan berkata dengan ekspresi dingin. "Punya urusan? Manusia sampah seperti kamu punya urusan apa? Aku rasa lebih tepatnya ketinggalan bus. Xiao Shun, hari ini adalah hari ulang tahun Kepala Keluarga, jangan bilang kamu datang tanpa membawa apa-apa."

"Ibu..." Xiao Shun hendak menjelaskan untuk terakhir kalinya demi Yao Cen.

"Jangan panggil aku 'ibu'! Semua karena kamu menyeret putriku! Kalau bukan karena kamu, putriku sudah menikah dengan pria kaya. Aku pun tidak perlu duduk di pojokkan seperti ini!"

Semakin Liu Yunxiang berpikir, semakin dia kesal. Dia menunjuk Xiao Shun sambil berteriak marah. "Nanti kamu sebaiknya menurut. Lakukan apa pun yang disuruh. Kalau kamu mempermalukanku lagi, aku akan menghajarmu!"

Selain memaki, dia bahkan mengangkat tangannya untuk menampar Xiao Shun.

Tatapan Xiao Shun meredup, api amarah tersulut.

Dulu dia bersabar karena menepati pesan gurunya. Kini tiga tahun sudah habis, akankah dia bersabar lagi?

Dia mengulurkan tangan untuk menahan tamparan Liu Yunxiang. Liu Yunxiang seketika marah hingga wajahnya memerah.

"Sudah hebat kamu? Berani menahanku?"

Tatapan Xiao Shun menjadi dingin, Yao Cen menengahi. "Ibu, ada banyak orang di sini."

"Huh, lihat saja bagaimana aku memberimu pelajaran setelah pulang nanti!" marah Liu Yunxiang sambil memelototi Xiao Shun.

Yao Cen menatap Xiao Shun dan berkata dengan tak berdaya. "Ibu sedang marah, kamu diam saja."

Suara Yao Cen yang terdengar jernih dan lelah membuat Xiao Shun terpaksa memadamkan api amarahnya.

Selama ini hidup Yao Cen tidak lebih baik daripada dia.

Ada empat keluarga terbesar di Kota Jianghai, yaitu Keluarga Zheng, Keluarga Song, Keluarga Ouyang dan Keluarga Sikong. Setelah itu baru Keluarga Yao, Keluarga Sun dan lain-lain.

Meskipun Keluarga Yao tidak termasuk tiga besar di Kota Jianghai, Yao Cen sangat terkenal di Kota Jianghai. Ada banyak pemimpin perusahaan di kota yang mengejar Yao Cen, bahkan Sikong Xing—putra sulung kepala keluarga Keluarga Sikong—juga pernah.

Namun akhirnya, dia malah dipaksa oleh Yao Changhe untuk menikah dengan Xiao Shun, seorang pria asing dan lemah.

Selama tiga tahun terakhir, ejekan yang Yao Cen terima tidak kurang dari Xiao Shun.

"Yo, Yunxiang, menantu sampahmu sudah datang, ya. Apakah dia membawa hadiah?"

Begitu Xiao Shun duduk, Li Chunlian—istri Yao De, paman pertama Yao Cen—berjalan mendekat dengan ekspresi mengejek.

Li Chunlian berdandan menor. Bedak di wajahnya sangat tebal. Biasanya dia sering mempersulit keluarga Yao Cen.

"Dia membawa hadiah atau tidak, apa hubungannya denganmu? Hari ini Paman Kedua berulang tahun, aku tidak ingin ribut denganmu." Liu Yunxiang melihat Li Chunlian sekilas, kemudian membalasnya terlebih dulu. Dalam hati, dia ingin menampar Xiao Shun lagi.

"Yo, kamu emosian sekali. Hati-hati, emosi tidak baik untuk kesehatan. Siapa suruh cari menantu sampah? Salah siapa?" sindir Li Chunlian melirik Liu Yunxiang dengan tatapan mengejek.

"Sudah. Hari ini adalah hari ulang tahun Ayah yang ketujuh puluh. Jaga sikapmu," ucap seorang pria kepala empat atau lima di sebelah Li Chunlian. Dia adalah Yao De, paman pertama Yao Cen. Kedua alisnya terlihat tegas, auranya mengintimidasi.

Begitu dia bicara, Li Chunlian cemberut dengan kesal, kemudian memelototi Xiao Shun dengan tatapan merendahkan.

Yao De melirik Xiao Shun dengan tatapan yang sama sambil berkata, "Biarkan saja dia terlambat. Dia hanya orang tidak penting, untuk apa pedulikan dia?"

Xiao Shun tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia tidak sudi untuk berbicara dengan mereka.

Pada saat ini, Yao Zhenshu—kepala keluarga—yang duduk di tempat utama berkata dengan suara keras. "Terima kasih untuk para hadirin yang hadir hari ini sehingga acaranya lebih meriah. Aku bersulang kepada semua teman dan saudara yang datang dulu sebagai ucapan terima kasih."

Setelah itu, dia berdiri sambil tersenyum, lalu mengangkat gelas anggur di tangannya.

Semua orang di semua meja berdiri dan mendoakannya.

Sun Guoli pun berdiri dan tersenyum sambil berkata, "Kepala Keluarga Yao, keluarga kita akan semakin dekat. Lain kali tolong perhatiannya, ya."

Xiao Shun yang mendengar kata "semakin dekat" langsung mengernyit.

Tadi Liu Yunxiang menyuruhnya untuk menurut. Jangan-jangan ada sesuatu?

Dia melirik Yao Cen, tetapi wanita itu menghindari tatapannya dengan sedikit canggung.

Ada seorang pemuda bernama Yao Han yang berperawakan tinggi, tampan dan tegas.

Dia adalah cucu kandung Yao Zhenshu, kakak sepupu Yao Cen, sekaligus kandidat penerus Keluarga Yao yang paling cakap. Biasanya dia paling disukai.

Saat ini Yao Han memegang sebuah kotak giok yang terdapat ukiran naga dan burung phoenix. Dia berdiri sambil berkata, "Kakek, aku menyiapkan sebuah hadiah untukmu."

Dia tampak cerah dan percaya diri ketika berbicara, terlihat semakin elegan.

Melihat orang yang berdiri adalah Yao Han, ekspresi Yao Zhenshu melembut. Dia tersenyum sambil berkata, "Cucuku yang baik, aku sangat penasaran dengan hadiah yang kamu siapkan untukku."

Yao Han membuka kotak giok sambil berkata, "Bukan hadiah mahal, hanya sebuah ginseng liar berusia ratusan tahun."

Semua orang melihat ke sana, bahkan Ouyang Zheng membuka matanya yang terpejam sejak tadi.

Ginseng liar berusia ratusan tahun tidak termasuk mahal?

Dia berkata seolah memberi sebuah sawi putih.

Di dalam kotak giok hijau transparan yang diukir dengan indah terdapat sebuah ginseng putih dan bersih dengan akar lebat. Bentuknya seperti orang tua kecil, tetapi lengannya pendek dan tebal. Saat kotak dibuka, aroma ginseng yang harum langsung tercium.

"Itu benar-benar ginseng berusia ratusan tahun!"

"Benda itu sangat langka. Hebat."

"Yao Han memang penerus Keluarga Yao, sungguh murah hati."

Senyum Yao Han semakin lebar ketika mendengar pujian semua orang.

Dia percaya bahwa hadiahnya pasti yang paling berharga. Orang tua paling menginginkan kesehatan dan panjang umur, bukan?

Ouyang Zheng menatapnya selama beberapa detik sebelum mengangguk. "Ginseng menyehat lima organ, menambah stamina dan menghangatkan tubuh. Kalau dimakan dalam jangka panjang bisa memperpanjang usia. Ginseng liar berusia ratusan tahun memang bagus. Dik Yao, kamu benar-benar beruntung memiliki cucu yang memikirkan kesehatanmu."

Yao Zhenshu tersenyum lebar. "Mana ada. Keturunan Keluarga Ouyang baru hebat. Keluargaku hanya memiliki satu keturunan yang termasuk cakap. Dia hanya bisa sedikit trik."

Yao Cen menatap Yao Zhenshu dan tersenyum tipis. "Kakek Kedua, aku juga memilih sebuah hadiah untukmu."

"Oh? Hadiah apa?" ucap Yao Zhenshu tertarik dengan senyum ramah.

Aneh, biasanya Yao Zhenshu bersikap kurang baik dan cuek kepada Yao Cen karena Xiao Shun. Tetapi hari ini sikapnya berubah 180 derajat.

Yao Cen mengeluarkan sebuah kotak seukuran telapak tangan yang terbuat dari kayu cendana, lalu memberikannya kepada Yao Zhenshu dengan dua tangan.

"Ini adalah benda berharga yang aku temukan di Pasar Barang Antik Longjiang, botol tembakau lotus yang terbuat dari giok hijau keputihan buatan Keluarga Li—pembuat botol tembakau terkenal di Ibu Kota."

Setelah itu, Yao Zhenshu kebetulan membuka kotak kayu cendana.

Sebuah botol tembakau seukuran telapak tangan yang indah dan kecil langsung terlihat. Botol itu transparan, berwarna hijau cerah, semurni dan seindah es. Dua dedaunan terukir di kiri dan kanan botol, bunga teratai mekar ada di tengahnya, sangat cantik.

"Bagus, bagus, bagus. Kamu sungguh niat," ujar Yao Zhenshu sambil tersenyum. Dia memegang botol tembakau dan enggan melepaskannya.

Semua orang pun segera memberikan hadiah langka yang berharga mahal, seperti ukiran giok gading yang dibawa dari Perbatasan Diannan oleh taipan real estat—Keluarga Niu, barang kuno abad pertengahan yang dibawa dari Eropa oleh taipan dunia hiburan—Keluarga Hou, dan lain-lain. Sangat memesona.

Yao Cen menggigit bibirnya dan menoleh ke arah Xiao Shun. "Kamu beli hadiah apa?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel