Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Tiga Tahun

"Guru, Anda bilang Anda tidak mencapai Alam Huatian sehingga selamanya mengembara dan membiarkan aku mewakili Anda untuk melindungi Keluarga Yao di Kota Jianghai. Tiga tahun lalu, Anda selalu khawatir aku membuat masalah karena menunjukkan kekuatanku serta menyuruhku untuk berpura-pura lemah, tidak berprinsip dan menjadi menantu matrilokal Keluarga Yao. Karena itu, orang-orang menganggapku sebagai manusia sampah yang bisa ditindas dan disuruh seenaknya."

"Akhirnya aku tidak perlu menyembunyikannya lagi. Aku sudah mencapai Alam Xiantian. Mulai sekarang, aku bebas bertindak di kota ini!"

Di Tebing Sanqing, tiga gelas sake diletakkan di atas nisan.

Selesai berbicara, Xiao Shun mengambil segelas sake dan menuangkannya ke bawah tebing yang tak terlihat dasarnya, kemudian mengambil gelas kedua dan menyiramnya di batu nisan Tebing Sanqing.

Minuman beralkohol yang berwarna jernih itu berkilau di bawah sinar bulan.

Xiao Shun merasa sedih. Gurunya pernah berjanji kepada leluhur Keluarga Yao untuk melindungi tiga generasi Keluarga Yao. Guru telah melindungi dua generasi, dan generasi ketiga diserahkan kepada Xiao Shun.

Guru bilang setelah perlindungan tiga generasi berakhir, hubungan antara mereka dan Keluarga Yao pun akan terputus.

"Huh, kalau Guru tidak memintaku untuk menyembunyikan kekuatanku, bagaimana mungkin aku membiarkan orang-orang itu menghinaku? Entah akan semenarik apa ekspresi mereka setelah hari ini."

Xiao Shun terkekeh. Ketika dia hendak mengambil gelas ketiga, ponsel di dalam sakunya berdering.

Xiao Shun merasa sedikit terkejut setelah melihat nomor teleponnya. 'Bisa-bisanya dia meneleponku?'

Orang yang menelepon adalah Yao Cen, istri Xiao Shun di atas kertas.

Agar bisa melindungi Keluarga Yao lebih baik, Xiao Shun berpura-pura menjadi pemuda biasa yang disukai oleh Yao Changhe, mantan kepala Keluarga Yao, serta menikahi Yao Cen yang cantik seolah mengalahkan pria lain. Faktanya, dia diam-diam menjadi pelindung Keluarga Yao setelah menikah dengan Yao Cen.

Xiao Shun dilabeli sebagai manusia sampah selama tiga tahun berturut-turut. Yao Cen pun tidak menyukainya. Hubungan mereka tidak dekat, hanya sebatas suami istri di atas kertas.

Xiao Shun mengangkat telepon, kemudian suara jernih bercampur marah yang familier terdengar dari ujung sana.

"Kenapa saja kamu? Kenapa belum datang?"

"Aku pergi ke..."

"Aku tidak peduli kamu pergi ke mana. Jangan lupa janjimu padaku. Cepat datang! Hari ini adalah pesta ulang tahun Kakek Kedua. Semua orang sudah sampai, kecuali kamu. Satu lagi, aku sudah mentransfer seratus ribu yuan ke rekeningmu. Tarik sendiri sebagai hadiah ulang tahun Kakek Kedua. Terakhir, aku berikan waktu sepuluh menit lagi."

Selesai berbicara, Yao Cen langsung menutup telepon.

Kakek kedua Yao Cen, sekaligus kepala Keluarga Yao saat ini, adalah Yao Zhenshu, adik Yao Changhe. Setelah Yao Changhe meninggal karena kecelakaan, dia yang menduduki posisi kepala keluarga.

Xiao Shun menyimpan ponsel, lalu melihat rumah bambu hijau di gunung sebelum berbalik dan menuruni gunung.

Tiga tahun sudah berakhir, saksikanlah bagaimana dia menjadi penguasa di Kota Jianghai.

...

Bulan Oktober di Kota Jianghai sedikit dingin.

Setelah turun gunung dan kembali ke perkotaan, Xiao Shun bergegas ke Restoran Yuehai. Hari ini diadakan pesta ulang tahun kepala Keluarga Yao, anehnya dia pun diundang.

Ketika tiba di depan sebuah bank, Xiao Shun teringat akan ucapan Yao Cen sehingga dia masuk ke dalam bank.

Dia tidak peduli dengan hadiah, tetapi dia tidak bisa mempermalukan Yao Cen karena itu adalah pesta ulang tahun Yao Zhenshu.

Begitu dia masuk ke dalam bank, hanya ada seorang gadis elegan yang duduk berdampingan dengan seorang lelaki tua berambut putih di aula, dengan manajer bank yang berdiri sopan di sampingnya.

"Baik. Tunggu sebentar, Tuan Besar Song. Barang Anda akan segera dikeluarkan," ucap manajer tersenyum sambil memegang tanda terima setoran. Dia berbalik untuk mengambil barang lelaki tua itu.

"Kamu semangat sekali, nak."

Song Zhenhai mengangguk saat melihat Xiao Shun melihat ke arahnya. Dia sering melihat pemuda tampan, tetapi saat melihat Xiao Shun, dia merasa bahwa auranya tidak biasa dan memiliki keinginan untuk berteman dengannya.

Xiao Shun tidak mengetahui pikiran lelaki tua. Saat ini dia melihat wajah lelaki tua dan menemukan bahwa bibirnya agak gelap, keningnya menguning, pupilnya memerah. Itu adalah tanda-tanda penyakit parah.

"Kamu harus lebih memperhatikan kesehatanmu, Tuan Besar." Xiao Shun mengingatkan sebelum berbalik.

"Yo, bukankah ini Xiao Shun?"

Begitu Xiao Shun berbalik, terdengar suara yang berkata dengan nada mengejek. Seorang pria berambut undercut yang memakai kacamata berbingkai emas berjalan turun dari lantai dua bank.

Xiao Shun mengernyit ketika melihat pria tersebut.

Pria itu bernama Wang Kaijie, salah satu dari sekian banyak pria yang mengejar Yao Cen di kampus.

Berbeda dengan pria kaya lain yang mengejar Yao Cen, Wang Kaijie termasuk pekerja keras. Dengan kemampuannya sendiri, dia telah menjadi wakil dokter di departemen bedah toraks di Rumah Sakit Kota Jianghai.

Biasanya, dia tidak jarang membawa hadiah untuk mencari Yao Cen di rumah.

"Aku berbicara padamu. Apakah kamu tuli?" ucap Wang Kaijie dengan kasar setelah tiba di depan Xiao Shun.

Wang Kaijie sangat membenci Xiao Shun. Entah kebaikan apa yang manusia sampah ini lakukan di kehidupan sebelumnya sehingga dia bisa menjadi menantu matrilokal Keluarga Yao. Sialnya, pasangannya adalah Yao Cen yang telah dia kejar selama bertahun-tahun.

Setiap kali memikirkan Yao Cen yang dia idamkan ditindih oleh Xiao Shun, Wang Kaijie merasa darahnya mendidih dan ingin rasanya dia menggantikan posisi Xiao Shun.

"Huh, sampah memang sampah. Bicara saja tidak bisa. Xiao Shun, aku benar-benar tidak tahu di mana letak kehebatanmu. Bisa-bisanya anggota Keluarga Yao memilihmu untuk menjadi menantu mereka. Kamu pasti tidak pernah masuk ke ruang VIP bank yang ada di lantai dua, kan? Aku baru berusia 26 tahun dan sudah menjadi wakil dokter di Rumah Sakit Kota Jianghai, aku pernah melakukan banyak operasi. Sedangkan kamu? Hanya menantu sampah Keluarga Yao yang hidupnya menyia-nyiakan oksigen!"

Wang Kaijie mengejek Xiao Shun untuk melampiaskan kemarahannya.

"Kamu seperti anjing yang makanannya direbut. Tidak berdaya dan hanya bisa menggonggong sembarangan."

Xiao Shun tampak tenang. Menurut dia, Wang Kaijie hanya seekor semut tak berarti. Dia bahkan merasa bahwa membalas ucapannya sama dengan membuang-buang air liur.

"Kamu..."

Wang Kaijie hendak membalasnya, tetapi tiba-tiba terdengar seruan dari belakang. "Kakek!"

Xiao Shun berbalik dan melihat lelaki tua tadi pingsan di lantai. Wajahnya berwarna keunguan, dia kejang-kejang. Nyawanya terancam.

Karyawan di bank sudah mengepungnya dan tampak ketakutan.

Gadis cantik di sebelah lelaki tua menangis.

"Kakek, Kakek kenapa?"

Xiao Shun hendak mendekat, tetapi Wang Kaijie yang berada di sebelahnya berkata dengan suara rendah dan ekspresi bangga. "Xiao Shun, kamu tetap saja seorang sampah meski pandai berbicara. Kamu akan segera menyadari perbedaan antara kita."

Selesai berbicara, Wang Kaijie mendorong kerumunan dan masuk ke tengah.

"Minggir, aku dokter."

Wang Kaijie menyingkirkan kerumunan. Kepercayaan dirinya membuat orang-orang yang panik seketika diam.

"Ternyata Dokter Wang dari Rumah Sakit Kota Jianghai. Bagus sekali, lelaki tua ini bisa diselamatkan."

"Aku juga pernah melihat dia. Keterampilan medisnya sangat hebat. Lelaki tua ini pasti akan baik-baik saja kalau ada dia."

"Untung, untung. Lelaki tua yang manajer layani sendiri pasti bukan orang biasa. Kalau sesuatu terjadi padanya, kita semua akan habis."

Begitu mendengar pujian orang-orang, Wang Kaijie melirik Xiao Shun dengan penuh kemenangan. Rasa bangganya meledak-ledak.

"Jangan khawatir, cantik. Ada aku di sini, Raja Neraka pun tidak bisa membawa kakekmu pergi."

Melihat gadis yang menangis di depannya berparas jelita dan bertubuh indah, Wang Kaijie seketika merasa panas dan tersenyum percaya diri.

Begitu melihat, dia merasa pasti ada benda asing yang tersumbat di dada atau tenggorokan lelaki tua. Dia mengira setelah benda itu dikeluarkan maka lelaki tua akan baik-baik saja. Namun, setelah dia berjongkok, memeriksa dan meletakkan lelaki tua di kakinya, kemudian menampar punggung lelaki tua, lelaki tua justru muntah darah. Ekspresi Wang Kaijie berubah.

Penilaiannya salah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel