Pustaka
Bahasa Indonesia

Membawa Pergi Benih Sang Mafia Kejam

96.0K · Tamat
Ocean Na Vinli
84
Bab
5.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

"Jangan pernah menyesali keputusanmu suatu saat nanti! Kau telah membuang darah dagingmu sendiri, Martin! Aku membencimu, aku sangat membencimu!" Setelah dijadikan pengantin penganti untuk adik tirinya, Diana Hamilton diceraikan oleh Martin Martinez karena sebuah foto. Diana pun memilih pergi dari Venezuela dan berharap tidak akan pernah bertemu Martin kembali. Dia pergi bersama temannya ke kota terpencil. Di kota kecil itu ia melahirkan dua anak kembar, Angelo dan Angela. Diana hidup dengan damai bersama buah hatinya meski serba kekurangan selama ini. Akan tetapi, di tahun keempat, karena suatu perkerjaan, Diana terpaksa kembali ke Venezuela bersama anaknya. Kejadian tak terduga pun mempertemukan kedua anaknya dengan Martin Martinez. Yang kebetulan Martin sedang membutuhkan seorang keturunan untuk mempertahankan kerajaan bisnisnya karena Cordelia belum juga mengandung. "Angelo dan Angela anakku! Berikan mereka padaku, Diana!" - Martin Martinez "Jangan gila! Kau telah membuangnya!" - Diana Hamilton Angelo dan Angela berpikir bila orang tuanya berpisah karena Cordelia. Lantas menyusun siasat untuk mempersatukan kembali Diana dan Martin. Akankah rencana Angelo dan Angela berhasil? IG : @Oceannavinli

RomansaPernikahanPengantin PenggantiDewasa

Bab 1 - Jadi Janda

"Hei, wanita murahan! Aku tak menyangka wanita sepertimu mengkhianati kekasihku! Selama ini kau pandai menyembunyikan kelicikanmu di balik wajah polosmu itu! Kau memang tak pantas bersanding dengan Martin!" seru Cordelia sambil tersenyum sinis. 

Baru saja keluar dari gedung pengadilan, Diana Hamilton sudah disambut dengan suara teriakan Cordelia, adik tirinya. Setelah setahun lama menghilang, Cordelia muncul tiba-tiba tepat di hari perceraiannya. Diana penasaran, kemana Cordelia selama ini. Mengapa baru sekarang menampakkan diri. Dahulu, Cordelia menghilang tiba-tiba di hari pernikahan lalu dia pun disuruh Lauren untuk menggantikan Cordelia. Saat ini, Diana hanya bisa menerka-nerka.

Diana mengangkat kepala, dengan perasaan remuk redam, melihat Cordelia tengah bergelayut manja di lengan Martin Martinez, mantan suami. Sekarang Diana sudah menyandang status janda. Diana diceraikan, dalam keadaan hamil muda, karena minggu lalu Martin mendapatkan fotonya tanpa busana bersama pria yang wajahnya di blur di atas ranjang. 

"Sudah aku katakan, aku tidak berselingkuh, Cordelia. Semua foto itu adalah palsu! Aku dijebak malam itu— ahk!" 

"Berani kau membantah!" Perkataan Diana terpotong ketika Cordelia mendaratkan tamparan kuat di pipi kanannya.

Diana tersentak, dari tadi berusaha membendung air matanya agar tak meluruh. Namun, semakin ditahan, dadanya terasa amat sesak dan pada akhirnya cairan bening mengalir pula dari sudut mata. Sambil memegangi pipinya dia menatap ke depan. Melihat Martin melayangkan tatapan penuh cela sekarang. 

"Martin, percayalah padaku, semua foto yang kau dapatkan semuanya palsu ...." Diana masih berusaha menjelaskan meski Martin tak percaya dengan perkataannya. 

Tak ada jawaban, Martin membisu. Diana jelas tahu, bila pria berperawakan tinggi dan memiliki tato di sekujur tangan kanan itu memang jarang berbicara. Pria itu amat misterius, wajahnya bengis, bermata elang dan sangat dingin. Selama menikah, Martin memang tak pernah mengajaknya berbicara. Walau hanya menjadi pengantin pengganti, benih-benih cinta bermekaran di hati Diana. Diana tak tahu apa perkerjaan Martin. Tetapi, berdasarkan kabar burung dari asisten rumah Martin memiliki perusahaan makanan terbesar di ibu kota Caracas, Venezuela, Amerika Selatan. 

Janin yang bersemayam di perutnya pun akibat ketidaksengajaan. Sewaktu itu, di pagi-pagi buta Martin pulang dalam keadaan tubuh bersimbah darah dan tercium aroma obat keras menguar dari tubuh Martin. Entah sadar atau tidak, Martin menyambar tubuh Diana dan menggaulinya di atas ranjang. 

"Palsu? Kalau memang palsu, apa kau bisa membuktikannya?" Martin angkat bicara, suaranya terdengar dingin dan tajam hingga menusuk kalbu Diana sesaat. 

Diana memutar otak, mencoba mengingat siapa pria di dalam foto. Sekarang, dia yakin sekali pria tersebut adalah Kornelius. Matanya berkeliling sesaat, menelisik keberadaan Kornelius di samping Lauren, mama tirinya.

Pria itu adalah tangan kanan Lauren. Selama ini Kornelius selalu berada di sekitar Lauren. Namun, hari ini batang hidung Kornelius tak terlihat sama sekali. Entah kemana perginya. Kornelius menghilang bak ditelan bumi. 

"Buang-buang waktu saja! Ayo, Baby, kita pulang ke rumah, aku malas berdiri lama-lama di sini," ujar Cordelia kemudian. 

"Tunggu!" Diana hendak menyentuh tangan Martin. Namun, tangannya ditepis oleh Cordelia segera.

"Apa yang kau lakukan hah!? Jangan menyentuh kekasihku!" Cordelia memekik nyaring hingga para pengunjung pengadilan melirik sekilas ke arah mereka. Terpancar kemarahan dari kedua bola mata Cordelia. 

Martin melirik Cordelia. "Sudahlah, Cordelia, jangan buang-buang tenagamu." Pria itu kemudian mengalihkan pandangan ke arah Diana. 

"Diana, meski kau mengatakan foto itu palsu, tapi aku yakin sekali bila janin di dalam perutmu itu bukanlah anakku!" sahutnya penuh penekanan. 

Tanpa mendengar tanggapan Diana, Martin dan Cordelia membalikkan badan lalu melangkah cepat menuruni tangga pengadilan. 

Napas Diana tercekat, kaki dan tangannya mendadak lumpuh, bahkan pita suaranya tak dapat berfungsi saat ini. Diana hanya bisa menatap nanar punggung Martin menghilang di depan sana. 

"Wanita tidak tahu di untung! Seharusnya kau bersyukur dipungut mendiang suamiku! Tapi, kau malah membuat nama suamiku tercoreng sekarang! Aku tertipu dengan wajah polosmu itu! Dasar wanita jalang!" Lauren memberi komentar seketika sambil melipat tangan di dada. 

"Jaga ucapan, Mama! Aku tidak berselingkuh! Aku yakin ada seseorang yang menjebakku!" balas Diana dengan mata melotot sedikit. Sejak dulu dia mencoba bersabar menghadapi sikap Lauren namun sekarang Diana tak dapat menahan diri lagi. 

Wanita yang dipanggil 'mama' ini, sangatlah berbeda dengan Philip Hamilton, mendiang suami Lauren.

Lima belas tahun silam, Diana kecil ditinggalkan mama kandungnya di jalan raya. Ia pun hidup luntang-lantung. Untuk bertahan hidup pun Diana terpaksa mengais sisa-sisa makanan dari tempat sampah. Akan tetapi, di sore hari, saat warna jingga mulai nampak di permukaan langit, Diana kedatangan seorang malaikat.

Philip menghampirinya tiba-tiba dan mengulurkan tangan padanya. Lalu membawanya pulang ke rumah dan merawatnya seperti anak sendiri, sangat berbeda sekali dengan Lauren, bersikap baik hanya di depan Philip saja. 

Tak lama kemudian, setelah kedatangan Diana, Lauren mengandung Cordelia. Pasangan suami-istri itu memang susah mendapatkan anak, informasi tersebut Diana dapatkan dari asisten rumah. Diana tahu betul bila Philip dan Lauren telah lama menantikan buah hati itu.

Seiring berjalannya waktu, keadaan tampak baik-baik saja, akan tetapi setahun lalu tepat di hari Cordelia menghilang, Philip sakit keras dan pergi untuk selama-lamanya, Lauren semakin memperlihatkan kebenciannya kepada Diana. 

Lauren tersenyum sinis. "Sekarang kau berani melawanku ya! Tak usah banyak alasan! Sekali murahan ya tetap murahan!" 

Diana terlihat enggan menanggapi.

"Kau tidak pantas memakai nama Hamilton! Mulai detik jangan pernah menampakkan diri di hadapanku!" lanjut Lauren lagi. 

Diana tersenyum getir. Sungguh miris, sesudah dijadikan pengantin pengganti, kini Diana dibuang juga oleh keluarga Hamilton. 

"Cih! Buang-buang waktuku saja!" Saat tak ada tanggapan, Lauren memilih berlalu pergi. 

"Tidak, aku tidak bisa diam begini. Aku harus bertemu Kornelius. Aku yakin sekali dia dapat menolongku." 

Diana tak menyerah, masih berharap Martin dapat percaya padanya nanti. Ia tak mau buah hatinya bernasib sama sepertinya. Anaknya memerlukan figur seorang ayah. Walaupun dia sudah bercerai setidaknya Martin mau mengakui anaknya. 

Diana menghapus cepat air matanya lalu bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di sana Diana langsung pergi ke paviliun, di mana Kornelius tinggal selama ini. Diana sangat berharap Kornelius ada di sana. 

Saat pintu terbuka, mata Diana langsung berseri-seri, melihat Kornelius ternyata ada di dalam. Tanpa pikir panjang ia menarik kuat tangan Kornelius dan menyeretnya keluar. 

"Kornelius, aku butuh bantuanmu, jelaskan pada Martin bahwa semua foto-foto itu adalah palsu!" seru Diana tanpa menatap lawan bicara. 

Di belakang, sambil mengikuti langkah kaki Diana, Kornelius tak memberi tanggapan, raut wajahnya terlihat sangat datar. 

Selang beberapa menit, Diana telah tiba di mansion utama. Melihat Martin sedang duduk bersama Cordelia dan Lauren di ruang tengah. 

"Martin, pria di dalam foto itu adalah Kornelius! Semua foto itu palsu! Ayo Kornel, jelaskan pada Martin sekarang, katakan padanya, tidak terjadi apa-apa di antara kita malam itu." Dengan napas terengah-engah Diana membuka suara.