Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4 :: Pendekatan ::

Terdengar suara bel berbunyi.

"Iya sebentar" mawar yang sedang tidur terganggu dengan suara bel nya.

" Kak Denish?? Kenapa cepat banget datangnya sih kak." Mawar cemberut melihat Denish yang ternyata mengganggu tidur nya.

"Ha? Cepat, kamu gak salah ngomong kan . malah seperti nya aku telat lima belas menit dari perjanjian kamu sama mama." Mawar langsung menoleh kedalam apartement nya dan mencari jam dindingnya.

"WHAT JAM 13.15 . eh...anu.. Ehm...maaf kak aku ketiduran." Mawar memaki dirinya sendiri yang sudah bangun setelah bersih-bersih apartementnya dan mandi tadi dia melanjutkan tidurnya.

"Kak aku siap-siap dulu ya kakak tunggu didalam saja."

Denish melangkah masuk ke apartement Mawar. Dia takjub melihat ruangan tersebut sangat indah,mewah, dan ya elegant. Semua tertata dengan rapi.

"Kamu tinggal sendiri?"

"Iya kak. Tpi sekarang lagi ada Alya."

"Ouh," Denish menjawab dengan rasa syukur karena dia tidak perlu khawatir jika Mawar tinggal dengan lelaki lain, seperti kebanyakan wanita dan pria di Jakarta.

"Duduk kak,  mau minum apa?"

"Apa kamu memasak hari ini? Aku lapar sekali, aku baru selesai rapat dan langsung menjemputmu karena ibuku sudah menanyakanmu."

"Ouh iya kak, kebetulan tadi aku masak tapi hanya makanan sederhana saja."

"Benarkah? Baiklah kamu bersiap saja, aku akan mengambil makan ku sendiri, tidak perlu kamu siapkan. Cukup tunjukan dimana dapurnya agar kita menghemat waktu dan ibuku tidak mengomel juga. Bagaimana?"

"Baiklah kak kalau begitu, sebelah sana dapurnya. Semua sudah tertata di atas meja makan," ucap Mawar.

Sementara Mawar bersiap Denish pun memakan dengan lahap masakan Mawar . ini enak sekali pikirnya, hanya tempe tahu goreng, sambal terasi dan ayam bakar. Lalu ada timun beberapa potong. Dia ternyata pintar sekali memasak, ujar Denish dalam hati lalu Denish melonggarkan dasinya yang masih terpasang dikemeja nya.

Mawar selesai mandi. Selesai memakai handbody, deodorant, minyak kayu putih diperut dan kupingnya. Lalu menyemprotkan parfum andalannya. Dia menuju lemari nya mengambil jumpsuit berwarna hitam, jumpsuit tanpa lengan dengan kerah berbentu V dan celana panjang longgar. Lalu dia menyisir rambutnya yang ikal panjang membiarkannya tak terikat. Hanya memasang pita hitam kecil berbentuk pita disalah satu rambutnya.

Mawar mengambil salah satu flat shoes yang cocok dengan bajunya tak lupa tas nya . Mawar sudah siap dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

"Kak denish sedang apa?" Pertanyaan Mawar mengejutkan Denish dan dia langsung membalikan tubuhnya menghadap orang yang mengejutkannya.

Denish kembali terpana melihat Mawar yang begitu cantik. Mata mereka saling berpandangan. Perlahan denish memajukan wajahnya semakin dekat dengan Mawar, dia berbisik ditelinga Mawar dengan sangat lembut  "Really you beautifull always." setelah mengucapkan kata itu Denish menarik tangan Mawar yang masih terkejut dengan apa yang barusan terjadi.

Denish dan Mawar saat ini sudah berada di dalam mobil . mereka berdua hanya diam, sesekali Denish melihat Mawar yang sepertinya sedang asik melihat pemandangan diluar mobil.

"Kamu kerja dimana?" Denish memulai pendekatannya .

"Aku kerja disalah satu hotel dikota ini kak."

"Oh ya ? Sebagai apa ."

"Staff HRD kak."

"Pekerjaan kamu bagus Mawar. Sudah berapa lama kamu kerja disana?"

"Baru dua tahun kak." Mawar menjawab seadanya saja tanpa menoleh ke Denish.

Denish yang dari tadi bertanya akhirnya sekarang merasa kalau dirinya tidak mendapat tanggapan yang positif dari Mawar, dia bertanya dalam hati apa mungkin Mawar tidak menyukainya . tapi sepertinya dia tidak jutek dengan Rachel dan Alex. Walaupun memang dia tidak banyak berbicara.

**********

"Akhirnya sampai juga kamu Denish, mama sudah tunggu dari tadi."

"Iya ma, aku rapatnya lama tadi. Tidak seperti perkiraanku sebelumnya."

"Hai tante," sapa Mawar kepada mama Denish yang tengah duduk disofa keluarga mereka .

"Hai Mawar, wah kamu cantik sekali. Untung saja mama suruh Denish yang jemput. Kalau Alex sudah pasti dia bawa kamu muter-muter dulu."

Mawar yang mendengar pernyataan tersebut hanya tersenyum menahan tawanya.

"Yasudah ayo kita berangkat.

Mawar kamu duduk didepan saja biar tante duduk dikursi belakang."

"Eh tante gak usah." Mawar menolak karena dia merasa tidak sopan.

"Ini perintah Mawar." Mama Denish menajamkan mata nya saat melihat Mawar.

"Eh....em...baiklah tante." Mawar gelapan menjawab mamanya Denish. Denish yang sudah didepan pintu mobilnya hanya geleng- geleng kepala melihat mamanya dan Mawar.

Selama perjalanan mama Denish yang baru diketahui mawar bernama Mira itu dulunya dia adalah seorang model dan suaminya om Frans adalah seorang anak pengusaha dari Jerman. Kakek denish,rachel,dan alex itu bernana Jown george, dia adalah keturunan kerajaan Jerman juga pengusaha sukses dan sekarang mengembangkan bisnis nya di Indonesia bersama perusahaan yang dibangun oleh ayah nya Denish.

******

"Hai siska,maaf ya kamu lama nunggu. Soalnya aku tadi nungguin Denish pulang rapat."

"Oh iya mir, tenang aja aku juga tadi lagi ada yang mau fitting."

"Ini siapa mir?"  Siska si perancang bertanya dan menunjuk Mawar.

"Oh iya kenalin ini Mawar, dia temennya Rachel."

"Oh aku kira calonnya Denish. Hai Mawar kamu cantik sekali sayang,"

"Makasih tante." Mawar menjawab dengan pipinya yang berwarna merah. Denish yang melihatnya sekarang tersenyum geli melihat wajah Mawar yang memerah.

Siska aku ingin model yang seperti ini. Dan untuk Rachel ini, lalu buat mawar seperti ini ya.

Tante mira menunjuk sebuah desain yang sudah dibuatkan Rachel untuk hari pernikahannya enam bulan lagi.

"Eh tante, kenapa aku dibuatkan juga?"

"Kamu bisa tanya saja sama Rachel sayang. Tante cuman disuruh bilang gitu ke tante Siska."

Mawar merasa aneh kenapa dia juga dibuatkan seragam oleh keluarga George ini pikirnya. Tapi dia hanya diam saja dan menurut saat diukurpun dia hanya diam seperti saat ini.

"Wah kaki kamu panjang sekali Mawar, bagai kaki model saja jarang sekali kaki wanita Indonesia panjang seperti ini."

Denish dari tadi yang tak lepas menatap Mawar sekarang tersenyum.

"Wah ternyata lingkar dada kamu juga besar ya Mawar,jauh lebih besar dibanding Rachel malah."

Sekarang wajah Mawar benar-benar sudah merah sekali. Dan Denish yang ingin tertawa memilih untuk mencari toilet.

"Siska kamu apa-apaan sih, kan Mawar jadi malu," tante Mira memelototi Siska yang sedang mengukur tubuh Mawar.

"Loh kenapa malu. Harusnya Mawar bangga dengan tubuh nya yang seksi dan montok ini. Ya kan denish?" Tante Siska malah meminta pendapat Denish.

"Loh...kemana orangnya yang ditanya sih," tante Siska kesal karena tidak menemukan Denish.

"Oke sis aku pulang ya, jangan lupa pesanan ku trus datang besok ya Rachel bilang kamu wajib dateng."

"Iya...iya aku pasti dateng kok."

Mereka bertiga naik kedalam mobil . dan pergi dari halaman butik milik tante Siska.

"Kita mau kemana lagi ma?" Denish bertanya kepada mamanya.

"Kita kehotel saja bantu Rachel disana. Tapi kalau Mawar mau pulang kita antar saja dia dulu."

"Eh...tidak usah tante, aku sudah janji sama Alya kok buat bantu Rachel hari ini."

"Oh baiklah berarti kita kesana langsung saja Denish."

"Baiklah nyonya-nyonya," Denish menjawab dan tersenyum kearah mama nya juga Mawar.

Bersambung....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel