Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2

"Apa jadwalku setelah ini, Tiffany?" Aexio bertanya pada sekretarisnya yang berdiri di sebelahnya.

"Satu jam lagi kau akan meeting dengan Mr. Kohsach."

"Baiklah, aku akan makan siang dulu." Aexio berdiri dari tempat duduknya, "Kau tidak perlu ikut aku." Aexio menghentikan Tiffany yang hendak melangkah.

"Ah, kau pasti akan makan siang dengan Aley."

"Dia sedang ada pekerjaan, Tiffany. Aku akan makan sendirian."

"Ah, begitu. Baiklah, selamat makan siang, Aexio."

Aexio menganggukan kepalanya, ia segera melangkah menuju ke pintu ruangannya. "Ah, Aexio, Ay's Resto sepertinya cocok untukmu hari ini."

"Ide bagus. Thanks, Tiff."

"Sama-sama, Aexi." Tiffany mengedipkan sebelah matanya. Selain sebagai sekretaris, Tiffany adalah sahabat Aexi. Satu-satunya orang yang mengerti bagaimana kehidupan Aexio. Sosok Tiffany bisa digambarkan sebagai wanita cantik dengan pembawaan yang tenang. Penampilannya tak kalah dengan model di agency terkenal. Terkadang banyak orang yang menyangka bahwa hubungan Tiffany dan Aexio lebih dari sahabat. Bukan tanpa alasan orang memikirkan hal itu, faktanya Tiffany dan Aexio memang serasi.

Aexio masuk ke dalam Ay's Resto. Ia memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela.

Seorang pelayan mendekatinya, Aexi memesan makanan dan setelahnya menyalakan ponselnya setelah ia memesan makanannya.

To : Half A

Jangan terlalu sibuk bekerja, luangkan waktumu untuk makan.

Aexi mengirim pesan itu.

From : Half A

Aku akan segera makan siang setelah pekerjaanku selesai, Sayang.

To : Half A

Kau tidak perlu bekerja terlalu keras, kekasihmu adalah seorang CEO, kau tidak perlu mencemaskan masa depanmu.

From : Half A

Aku harus memantaskan diriku untuk CEO yang hebat sepertimu. Sudah dulu, ya, aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Sampai jumpa.

To : Half A

Baiklah, sampai jumpa, Sayang.

Aexio meletakan ponselnya di atas meja, ia tersenyum karena kekasihnya yang selalu bekerja keras dan berambisi. Terlalu banyak hal yang disukai Aexio pada diri Aleycia, wanitanya adalah wanita yang cerdas, seorang arsitek muda yang namanya sedang melambung tinggi karena karya-karyanya. Ditambah Aleycia tidak seperti wanita-wanita lain yang lebih memikirkan materi, Aley tak pernah tahu bahwa Aexio adalah putra sulung dari keluarga Schieneder, sejak awal Aexio memperkenalkan dirinya sebagai putra dari keluarga sederhana, ayahnya sudah meninggal begitu juga dengan ibunya. Aexio tidak berbohong mengenai keluarganya, keluarga kandungnya memang sudah tiada ketika ia masih kecil.

Aexio masih mengingat jelas awal pertemuannya dengan Aley. Di sebuah taman bermain, saat itu Aley menjadi seorang pengisi acara yang diadakan oleh sebuah badan amal di taman itu. Aley terlihat sangat cantik ketika ia menghibur anak-anak penderita kelainan sementara ia berada di taman itu karena ia ingin bersantai, beban pikirannya sangat banyak kala itu. Berkat nyanyian Aley, Aexio bisa kembali tenang. Aexio menjadi pria jantan, ia datang ke Aley dan mengatakan penilaiannya tentang bagaimana Aley bermain musik dan bernyanyi. Hari itu tidak membawanya dekat pada Aley, pertemuan berikutnya yang membuatnya dan Aley terus terhubung. Aley diminta oleh pemilik perusahaan tempat Aexio berada untuk membuat rancangan gedung baru perusahaan. Pemilik perusahaan menunjuk Aexio untuk bekerja sama dengan Aley, hingga akhirnya mereka menjadi dekat dan berhubungan sampai saat ini.

Aley adalah wanita yang menemani Aexio hingga ia mencapai titik ini. Seseorang yang membuat Aexio kembali semangat ketika usahanya tengah mengalami penurunan. Aley tetap bertahan dengannya meski banyak pengusaha kaya yang lebih dari Aexio tertarik pada Aley. Inilah yang membuat Aexio sangat menyayangi Aley, kekasihnya benar-benar setia padanya.

Pelayan datang dengan menu pesanan Aexio, menata makanan itu di atas meja lalu pergi setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Aexio meraih gelas minumannya, tangannya berhenti ketika matanya tak sengaja melihat wajah wanita yang ia kenali setelah pengunjung di meja nomor 4 meninggalkan meja.

"Aley?" Aexio tak mungkin salah melihat. Ia segera meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Aley.

To : Half A

Sayang, aku ingin mengingatkan lagi, jangan lupa makan siang.

Melihat makanan yang ada di meja makan itu, Aexio yakin jika Aley sudah berada di tempat itu sejak beberapa saat lalu, artinya Aley tak berada di kantornya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

From : Half A

Aku akan makan siang nanti, Sayang. Ehm, Sayang, aku sedang benar-benar dikejar deadline, jadi aku akan mematikan ponselku selama beberapa jam. Aku akan menghubungimu setelah pekerjaanku selesai.

Aleycia membohonginya tepat di depan matanya. Suasana hati Aexio menjadi tak menentu, ia tidak tahu kenapa Aleycia berbohong seperti ini padanya. Siapa pria yang bersama Aley? Tidak, Aley tidak mungkin menyelingkuhinya, Aley sangat mencintainya.

"Cello." Aexio makin terkejut ketika pria yang membelakanginya sedikit memiringkan wajahnya, Aexio kenal wajah itu, wajah adiknya.

Kembalilah ke rumah minggu depan, Cello akan memperkenalkan kekasihnya pada kita.

"Tidak mungkin, Aley bukan kekasih Cello yang Mommy maksud kemarin. Nama kekasih Cello adalah Cia.."

"Tidak, tidak mungkin Aleycia." Aexio terus berargumen dengan dirinya sendiri. Apa yang ia lihat tidak bisa ia terima dengan akal pikirannya. Aleycia tak mungkin membohonginya jika tak menyembunyikan sesuatu. Tapi Aley tidak mungkin mengkhianatinya, Aley mencintainya. Aley adalah wanita yang setia.

Aexio bangkit dari tempat duduknya, ia harus segera menanyakan apa yang terjadi saat ini? Dia tidak bisa menebak-nebak dan membiarkan otaknya seperti ingin meledak.

Aleycia menyadari kedatangan Aexio, ia mengatakan pada Cello untuk pergi ke kamar mandi, dengan cepan Aley melangkah. Ia menarik tangan Aexio cepat agar masalah tak timbul.

Aleycia membawa Aexio ke belakang restoran, tempat sepi yang sangat cocok untuk mereka berdua bicara.

"Apa yang aku lihat barusan, Aley? Kenapa kau membohongiku?" Aexio masih berharap ini kesalahpahaman, Cello dan Aley hanya kenal saja, atau mungkin mereka sedang membahas pekerjaan. Aexio ingin mencoba untuk menjadi naif.

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita."

Aexio diam, wajahnya terlihat sangat emosi lalu detik kemudian ia tertawa merasa geli sekaligus kecewa dengan kata-kata Aley, "Apa ini tidak keterlaluan, Aley? Seharusnya kau memulai pembicaraan kita dengan 'aku akan menjelaskan ini' tapi kata-kata yang kau pilih malah kalimat itu. 5 tahun berhubungan dengan begitu mudah kau mengakhirinya?"

"Aku tidak akan menjelaskan apapun, Aexio. Apa yang kau lihat adalah kebenaran tentang apa yang kau pikirkan. Aku dan kau tidak memiliki masa depan, Aexio."

"Tidak memiliki masa depan? Apa kau sedang bercanda, Aley? Kita 5 tahun berhubungan dan kau baru mengatakannya sekarang? Aku seorang CEO Aley, aku bisa memastikan kehidupanmu."

"Kau tidak memiliki orangtua yang bisa menyokongmu. Aku ingin berada di tengah keluarga yang lengkap. Aku membutuhkan seseorang yang bisa membantuku terbang tinggi. Aku tidak ingin berada dibawah, aku tidak bisa hanya menjadi seorang Nyonya dari CEO AA company. Aku butuh lebih dari itu untuk memastikan kehidupanku."

Aexio merasa terpukul dengan kata-kata Aleycia, "Dan pria itu bisa membantumu meraih tempat tertinggi."

"Jangan coba-coba untuk mencari masalah dengannya. Aku yakinkan kau hanya akan berakhir menjadi debu. Dia adalah penerus Schieneder Group. AA company bukan apa-apa jika dibandingkan dengan perusahaan raksasa itu."

"Aku tidak menyangka kau akan mengkhianatiku seperti ini, Aley. Aku berpikir bahwa kau adalah wanita yang tidak pernah memikirkan tentang materi tapi ternyata aku salah."

"Jangan terlalu naif, Aexio. Dulu aku memang wanita yang seperti itu tapi aku akhirnya menyadari bahwa tempatku bukan berada di sisimu tapi berada di sisi orang yang lebih di atasmu. Aku ingin menggenggam dunia dan denganmu aku tidak bisa mewujudkan itu."

"Sejak kapan kau mengkhianatiku?"

"Satu tahun lalu."

Hati Aexio makin hancur karena Aley, jadi sejak satu tahun lalu Aley mengkhianatinya. Dan ia tidak pernah menyadari itu, bagaimana ia bisa sebodoh ini.

"Aku akan menikah dengan Cello satu bulan lagi. Aku harap kau tidak mengacau. Kau bisa mendapatkan wanita lain, Aexio."

Aexio tertawa sumbang, "Jika kau berpikir aku akan menghentikan pernikahanmu maka kau salah, Aley. Kau mengkhianatiku satu tahun lalu, dan aku tidak pernah bisa menerima pengkhianatan. Kau wanita yang cerdas, kau tahu dimana kau harus bergantung. Dan pria itu, dia memang orang yang bisa membantumu. Dia memiliki keluarga yang sempurna. Kau tenang saja, aku tidak akan pernah mengusik hidupmu. 5 tahun ini aku anggap kau tidak pernah datang ke kehidupanku."

Aexio kecewa dan marah tapi ia punya harga diri, ia tidak akan mengemis pada Aley setelah Aley mengkhianatinya seperti ini. Ia memang mencintai Aley tapi ia tidak bisa memaafkan Aley yang telah menikamnya dari belakang. Terlebih lagi pria yang Aley pilih adalah adiknya sendiri. Aexio tak akan menghentikan pernikahan itu. Ia mungkin akan sulit menemukan wanita setelah kepercayaannya dihancurkan seperti ini tapi ia cukup waras untuk tidak mengharapkan wanita yang telah mengkhianatinya.

"Baguslah, aku tahu kau pria yang cerdas. Kau bisa meneruskan hidupmu dengan baik jika kau tidak mengatakan apapun pada Cello. Pembicaraan kita selesai, setelah ini bersikaplah seolah kita tak saling mengenal." Aley melangkah pergi melewati Aexio.

Kedua tangan Aexio mengepal kuat, ia marah namun tak bisa melampiaskannya pada siapapun.

Berhentilah merebut apa yang menjadi milikku. Kau hanya anak angkat disini dan bersikaplah seperti itu! Kata-kata Cello terngiang di kepala Aexio. Hal inilah yang membuat Aexio tak bisa berbuat apa-apa. Aexio tahu bagaimana Cello mencintai kekasihnya, ibunya sering menceritakan itu padanya. Meski sang ibu tidak pernah mengenal bagaimana Aleycia tapi ia sangat merestui hubungan Cello dan Cia. Cia adalah wanita yang membantu Cello bangkit setelah tunangan Cello pergi meninggalkan Cello sebulan sebelum mereka menikah.

"AKHHHHHHHHHH!!!!" Akhirnya yang bisa Aexio lakukan adalah berteriak. Kepalanya ingin meledak karena emosi yang memenjarakannya saat ini.

**

Aexio dan orangtuanya tengah berbincang di meja makan sembari menunggu Cello dan Aleycia datang. Wajah Aexio terlihat biasa saja, tak terlihat sama sekali bahwa satu minggu lalu ia menemukan kekasihnya berselingkuh dan memutuskan hubungan dengannya.

Pintu ruang makan terbuka, Cello masuk bersama dengan Alecya. Wajah Aleycia menegang ketika melihat Aexio. Sementara Aexio, ia hanya memasang wajah tenang.

"Aexio." Kath mengenal wajah Aley, wajah kekasih putra sulungnya yang pernah Aexio tunjukan beberapa kali padanya.

Aexio menggenggam tangan Kath untuk tenang.

"Dad, Mom, ini Cia." Cello memperkenalkan dirinya.

Kath sekali lagi melihat ke arah Aexio, matanya bertemu dengan mata baik-baik saja Aexio yang Kath tahu itu palsu. Tapi dari tenangnya Aexio, Kath tahu bahwa Aexio pasti mengetahui sesuatu tentang Aley dan Cello.

"Selamat datang, Cia." Anthony menyambut Cia dengan hangat.

"Silahkan duduk, Cia." Kath mempersilahkan Cia untuk duduk.

"Ah, ini adalah Kakaknya Cello. Shaun Aexio Schieneder, kau bisa memanggilnya Aexio."

Kath memperkenalkan Aexio pada Cia, ia bersikap seakan ia tidak tahu apapun disini.

Cia tersenyum pada Aexio, "Aku tidak pernah tahu bahwa Cello memiliki seorang Kakak. Senang bertemu denganmu, Aexio."

"Ya, senang bertemu denganmu, Cia." Aexio membalas setenang mungkin. Ia sedang bersandiwara dengan keras, hatinya masih terasa sangat sakit karena pengkhianatan Aleycia.

"Baiklah, ayo kita makan." Anthony mengajak untuk memulai makan malam.

Kath memperhatikan wajah Aexio, ia bisa melihat dengan benar bahwa saat ini Aexio sedang hancur, anaknya tak mengatakan apapun padanya tapi nalurinya sebagai seorang ibu membuatnya tahu bahwa terjadi sesuatu pada anaknya.

Makan malam selesai, Aexio bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah pergi ke kamar mandi.

Aexio membasuh wajahnya, menahan rasa sakit dan berpura-pura baik-baik saja sudah sering ia lakukan tapi kali ini terasa sangat menyakitkan. Aleycia duduk tepat di depannya namun bukan sebagai kekasihnya tapi sebagai calon istri adiknya. Demi Tuhan, Aexio tak pernah bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini.

"Kau tidak pernah mengatakan padaku bahwa kau adalah putra sulung keluarga Schieneder."

Aexio memandangi wajah Aleycia dari kaca di depannya, "Aku hanya anak angkat. Seorang anak angkat tak akan bisa membantumu untuk mencapai tepat yang paling tinggi." Aexio mengibaskan tangannya, mengeringkan tangannya yang basah lalu melangkah, "Tidak perlu khawatir, saat ini aku mengenalmu bukan sebagai Aley tapi sebagai Cia. Aku tidak akan merusak kebahagiaan adikku. Jangan pernah menyakitinya, dia mencintaimu." Aexio melewati Cia, ia tidak akan pernah merusak kebahagiaan adiknya. Tidak akan pernah.

Dari perbincangan makan malam itu, Cello dan Cia sudah memutuskan untuk menikah bulan depan. Cello tak memberitahu orangtuanya lebih dulu karena ia tak ingin kejadian dua tahun lalu terulang kembali. Cello tak ingin membuat orangtuanya malu untuk kedua kalinya. Dan kali ini pernikahan pasti akan berlangsung karena Cello tahu Cia tidak akan meninggalkannya. Cia mencintainya dan berbeda dari mantan tunangannya yang saat ini sedang mengejar karinya di Paris.

"Apa yang terjadi sebenarnya, Aexio?" Kath akhirnya bertanya setelah Cello mengantarkan Cia pulang.

"Aku sudah putus dengannya, Mom." Aexio menjawab tenang.

"Dia menjalin hubungan dengan Cello 1 tahun lalu. Itu artinya dia menyelingkuhimu. Kenapa kau tidak mengatakan apapun tadi?"

"Semua ini salahku, Mom. Aku terlalu sibuk bekerja hingga aku tidak memberikan perhatian pada Aley. Aku membuatnya mencari perhatian pria lain. Aku telah menyakitinya, Mom. Dia berhak bahagia dan Cello bisa membahagiakannya. Di sisi lain, Aley juga wanita yang bisa membuat Cello bahagia. Aley adalah alasan Cello kembali tersenyum setelah ia terpuruk." Aexio memilih untuk menyalahkan dirinya sendiri. Ia tak ingin ibunya membenci Aley dan mencoba untuk memisahkan Aley dan Cello.

"Tapi Mom tidak bisa membiarkan wanita itu menikah dengan Cello. Dia jelas-jelas memiliki maksud lain dengan Cello."

"Aley tidak seperti itu, Mom. Dia tidak pernah tahu bahwa aku dan Cello bersaudara. Dia bahkan tak tahu bahwa Mom dan Dad adalah orangtuaku."

Meskipun apa yang Aexio katakan adalah kebenaran, Kath masih tidak bisa menerima semua ini. Ia tahu benar bahwa Aexio masih mencintai Aley. Satu minggu lalu putra sulungnya masih tersenyum ketika menyebutkan nama Aleycia.

"Jangan cemaskan aku, Mom. Aleycia bukan jodohku. Aku pasti akan menemukan wanita yang bisa menerima kesibukanku." Aexio tersenyum lembut pada Kath. Ia tak yakin apakah ia bisa menemukan wanita lain. Nyatanya, satu-satunya wanita yang ia inginkan adalah Alecya.

Kathrine merasa ia adalah ibu yang buruk, ia tidak bisa melakukan apapun disaat anaknya tengah terluka seperti ini. Di satu sisi ia ingin Aexio baik-baik saja tapi di sisi lain ia tidak ingin membuat Cello kembali jatuh ke jurang yang sama untuk kedua kalinya.

TBC.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel