Pustaka
Bahasa Indonesia

Legenda Pedang Naga Emas

33.0K · Ongoing
Zhu Phi
39
Bab
486
View
9.0
Rating

Ringkasan

Pedang Naga Emas adalah pedang pada tingkat nomor satu untuk pedang yang dicari oleh para pendekar terkenal. Sudah lama pedang ini menghilang dari dunia persilatan. Tidak ada yang tahu siapa pendekar pedang terakhir yang menggunakan pedang ini. Dikatakan bahwa Pedang Naga Emas dapat membuat pemiliknya hidup dalam keabadian selama mereka memiliki pedang tersebut. Pedang Naga Emas juga bisa membuat orang biasa menjadi kuat hanya dalam sekejap. Tak heran jika banyak yang berburu pedang nomor satu di dunia persilatan. Setelah lama terdiam, Pedang Naga Emas hanya menjadi legenda di dunia persilatan. Bahkan pendekar pedang pun tidak percaya bahwa pedang ini benar-benar ada lagi…. Zhou Shen, seorang pemuda miskin di Desa Ming Yin tidak sengaja menemukan Pedang Naga Emas legendaris ini. Setelah itu hidupnya berubah dari membosankan menjadi penuh ketegangan, misteri, petualangan, dan perjalanan untuk menjadi seorang pejuang sejati. Bisakah Zhou Shen berhasil mengatasi semua rintangan untuk menjadi prajurit nomor satu di Dunia Persilatan? Benarkah Pedang Naga Emas bisa membuatnya menjadi Pendekar Pedang hanya dalam sekejap seperti legenda yang beredar dari mulut ke mulut? Ikuti terus perjalanan Zhou Shen dengan Legenda Pedang Naga Emas....

FantasiSupernaturalZaman Kunokultivasiwuxiapendekar

Bab 1. Pemuda Miskin

Kota Ming Yin adalah kota yang cukup sibuk di Propinsi Hui Shan, Negeri Ming. Penduduk kota ini bergerak cepat bagaikan waktu yang berputar untuk melaksanakan aktivitas mereka sehari-hari.

Kehidupan di Kota Ming Yin bagaikan cerita dongeng, karena perbedaan mencolok akan terlihat di kota ini saat terang di pagi dan siang hari, dan saat gelap di malam hari.

Pada saat terang atau di pagi hari, kota ini sangat indah dipandang karena terletak di kaki pegunungan Huashan yang terkenal dengan keindahan dan alam sejuknya. Belumm lagi pergerakan penduduk kota Ming Yin yang mobilitasna sangat tinggi untuk melakukan kegiatan mereka sehari-hari.

Pepohonan yang sejuk dan hijau membuat mata merasa segar melihatnya. Belum lagi udaranya yang bersih, membuat siapapun akan betah di kota ini.

Tapi itu saat suasan kota ini terang di pagi hari dan siang hari.

Kalau malam tiba, kota ini mendadak menjadi kota mati, karena seluruh penduduk yang bergerak melakukan aktivitasnya di pagi sampai sore hari, jika malam tiba bagaikan dicekam ketakutan dengan bersembunyi di rumah masing-masing.

Adapun yang ditakutti penduduk kota Ming Yin adalah kabut putih tebal yang selalu datang menyelimuti kota ini dari arah pegunungan Huashan. Kabut yang dingin ini konon membawa berbagai makhluk buas yang langsung bisa menyeret siapa saja ke dalam kabut ini untuk lenyap selama-lamanya, jika sampai tersentuh oleh kabut putih tebal ini.

Walaupun selalu ada ancaman jika malam tiba di kota ini, namun penduduk kota seakan enggan untuk pindah dari kota yang banyak memberikan sumber rejeki bagi mereka ini. Mereka memilih tetap bertahan hidup di kota Ming Yin daripada pindah ke kota lain yang belum tentu menghasilkan buat mereka.

Asal penduduk kota tetap berada di dalam rumah mereka, kabut putih ini tidak bisa mengusik mereka. Seakan rumah mereka telah dipasang penangkal untuk kabut putih misterius ini. Sipa yang memasang penangkal buat kabut putih misterius ini masih menjadi misteri bagi penduduk kota Ming Yin.

Tidak ada yang tahu asal usul kabut putih misterius ini. Konon kabut putih ini sudah ada sejak lama, dan selalu menghantui kota Ming Yin di malam hari. Tujuan dari kabut putih ini yang selalu mendatangi kota Ming Yin di malam hari saja juga menjadi misteri yang tidak terpecahkan oleh penduduk kota Ming Yin.

Tidak adanya aktivitas di malam hari, membuat penduduk kota Ming Yin sangat efektif dalam bekerja untuk mengejar waktu yang singkat bagi mereka. Tidak ada waktu santai bagi penduduk kota ini di waktu terang. Mereka benar-benar memanfaatkan waktu yang diberikan kepada mereka untuk beraktivitas.

*****

Salah satu penghuni kota Ming Yin ini adalah pemuda miskin yang sudah sebatang kara bernama Zhou Shen. Pemuda ini bekerja sebagai nelayan penangkap ikan di sungai Huang Shin yang mengalir di kota yang sangat sibuk ini.

Sungai Huang Shin merupakan sungai yang jernih dan juga merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal yang berdagang di Kota Ming Yin. Sungai ini kaya akan ikan yang berlimpah ruah.

Zhou Shen menangkap ikan di pagi hari dan menjualnya pada siang hari di pasar-pasar yang tersebar di kota Ming Yin. Jika hari sudah menjelang malam, Zhou Shen beserta seluruh penduduk kota segera menutup diri untuk diam di rumah masing-masing.

Pemuda miskin ini hanya mendapatkan sedikit perak yang cukup untuk kebutuhannya hari itu saja, karena waktu kerja yang singkat baginya. Tapi bagi Zhou Shen, itu sudah cukup untuknya melewati hari tanpa kelaparan.

Zhou Shen tinggal di rumah kecil pinggiran kota Ming Yin yang dekat ke arah pegunungan Huashan. Jadi kabut putih yang meneror penduduk kota ini pasti melewati depan rumahnya dahulu sebelum menuju ke pusat kota.

Selama ini Zhou Shen selalu aman dan tidak diganggu sama sekali oleh kabut putih misterius yang membawa berbagai makhluk buas yang berbahaya ini.

*****

"Zhou Shen ... kamu tidak menangkap ikan hari ini?" tanya salah satu pembeli ikan langganannya yang selalu membeli ikan Zhou Shen.

"Tidak paman, kapal penangkap ikan lagi dipakai pemiliknya jadi aku tidak bisa sewa untuk hari ini!" ujar Zhou Shen.

"Kamu makan apa hari ini, jika tidak menjual ikan?" tanya paman pembeli ikan ini.

"Tidak tahu paman Zhang ... paling aku memancing ikan saja di danau dekat pegunungan!" ujar Zhou Shen.

"Jangan sampai kemalaman di jalan ... ingat bahayanya kabut putih!" pesan paman Zhang.

"Baik paman ... aku akan secepatnya kembali sebelum sore hari agar bisa sampai ke rumah tepat waktu," ujar Zhou Shen.

"Kalau kamu tidak mendapatkan makanan hari ini, kamu bisa mampir ke rumah paman!" tawar paman Zhang ini.

"Terima kasih banyak paman Zhang ... akan aku pertimbangkan!" jawab Zhou Shen dengan ramah.

Perjalanan Zhou Shen ke Danau Yin Nan yang terletak di pegunungan Huashan ini menghabiskan waktu kurang lebih dua jam perjalanan dengan berjalan kaki, tapi tanpa lelah pemuda ini menjalaninya demi untuk mendapatkan sedikit ikan yang bisa ditukarkan dengan perak untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Kehidupan Zhou Shen yang sangat miskin ini dijalaninya dengan penuh ketabahan.

Orang tua Zhou Shen hilang tertelan kabut putih yang melanda kota Ming Yin ini saat mereka terlambat sampai ke rumah setelah menjual ikan di pasar.

Danau Yin Nan jarang dikunjungi penduduk kota Ming Yin karena konon ada naga emas raksasa yang hidup di dalamnya. Beberapa penduduk kota pernah melihat kemunculan naga emas ini, walaupun tidak bisa membuktikannya.

Banyak yang menghubungkan munculnya naga emas raksasa ini dengan makhluk buas di dalam kabut putih yang sudah banyak memakan korban penduduk kota Ming Yin, termasuk orang tua Zhou Shen. Beredar kabar kalau naga emas raksasa yang ada di dalam kabut putih ini yang menelan siapa saja yang ditemuinya saat malam hari.

Makhluk buas di dalam kabut putih ini, tidak pernah ada yang melihatnya, sehingga penduduk percaya saja dengan apa yang didengar oleh mereka.

Ada juga penduduk yang mempercayai kalau kabut putih ini tidak berisi makhluk buas ataupun naga emas raksasa, melainkan hanyalah kabut putih dengan portal dimensi yang membawa makhluk hidup yang tertelan kabut putih ini menuju ke alam atau dimensi lain.

Zhou Shen lebih mempercayai teori portal dimensi ini walaupun rasanya mustahil. Namun kepercayaan ini dapat membangkitkan semangatnya karena merasa orang tuanya masih hidup di suatu tempat di alam lain.

Penduduk kota Ming Yin memilih mencari aman dengan mempercayai penduduk kota yang melihat naga emas ini daripada nekad ke danau ini untuk membuktikannya.

Zhou Shen sudah berulang kali ke Danau Yin Nan, tapi belum pernah melihat naga emas raksasa yang dikabarkan sebagai penghuni danau ini.

"Aku harus menangkap ikan yang banyak hari ini ... jika tidak, bisa-bisa aku kelaparan untuk beberapa hari ke depan," tekad Zhou Shen dalam hati.

Zhou Shen tidak menyadari kalau takdir yang membawanya hari ini ke Danau Yin Nan akan mengubah hidupnya yang biasa-biasa saja menjadi penuh petualangan.

Hidup yang juga penuh mara bahaya yang akan dijalaninya mengikuti takdir yang telah dilimpahkan kepadanya.