Pustaka
Bahasa Indonesia

The Legend Of Sword God

217.0K · Ongoing
Djisamsoe
183
Bab
24.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Saat tiba di dunia tanpa hukum, awalnya Jian Chen hanya ingin menjadi orang luar biasa dengan kenangan masa lalunya, tapi kemudian dia menemukan bahwa keadaan membuatnya harus berpikir untuk menjadi yang pertama dan terakhir. Karena untuk sekedar hidup, dia harus mengangkat tinjunya. Untuk bertahan hidup sampai esok hari, dia harus membunuh orang-orang yang mengincar nyawanya. Dengan rahasia besar di tubuhnya, Jian Chen justru harus melewati sungai penuh darah dan pertempuran selama ribuan tahun. Ketika dia mulai lelah dan berbalik, orang-orang telah memanggilnya “Legenda!” Inilah kisah perjalanan hidup Jian Chen, merangkak dari garis terbawah dan akhirnya menjadi legenda yang dikenang selama jutaan tahun.

actionFantasikultivasiWanita CantikRomansaSuspensependekarRevengepetarungZaman Kuno

Orang gila, Jian Chen

"Hei, lihat! Ada orang yang sedang tidur di bawah guyuran air terjun!"

Salah seorang dari dua orang yang sedang mencari ikan pada sore hari di sungai tiba-tiba berkata dan menunjuk ke arah air terjun.

"Duduk di bawah air terjun yang memiliki ketinggian lima puluh meter seperti itu, apakah dia baik-baik saja?" Pria gemuk yang sedang membawa keranjang ikan itu merasa aneh dan bingung.

"Apakah kita harus membangunkannya?" Bertanya pada teman di sampingnya, pemuda gemuk itu sudah berjalan menuju air terjun.

"Tunggu," tapi dia segera dihentikan oleh temannya yang sedikit lebih kurus dan tiba-tiba mulai diperingatkan, "Demi apapun yang terjadi, sebaiknya kita jangan pernah mendekatinya."

"Kenapa?"

Pria kurus itu terlebih dahulu menggelengkan kepalanya dengan berat sebelum menjawab, "Karena dia adalah orang bodoh dan gila yang tidak bisa lagi di selamatkan!"

"Bodoh dan mengalami gangguan jiwa?" Orang gemuk itu merasa terkejut dan buru-buru bertanya, "Apakah kau mengenalnya?"

Pemuda kurus itu tiba-tiba mencibir dan menunjukkan ekspresi jijik saat mendengar pertanyaannya. "Sebagai murid percobaan Sekte Yanjiang, siapa yang tidak mengenal sampah bodoh dan gila sepertinya?"

Pemuda gemuk itu mulai mengerutkan keningnya untuk berpikir selama beberapa waktu dan bergumam, "Aku juga seorang murid percobaan Sekte Yanjiang, tapi kenapa aku tidak pernah melihat atau mendengar tentangnya?"

"Kau baru beberapa hari menjadi murid percobaan, jadi wajar jika tidak pernah mendengarnya. Tapi...."

"Tapi apa?"

Pria kurus itu merasa ragu-ragu selama beberapa waktu sebelum menjawab, "Jika seandainya kau melihatnya menggantung dirinya sendiri dibawah pohon secara terbalik selama hampir seharian penuh dan tidak melakukan apapun selain tidur, kau mungkin akan setuju jika dia memang gila."

"Tidur terbalik dan bergelantungan di pohon, apakah dia sedang berpikir jika dirinya adalah seekor kelelawar?!" Pria gemuk itu kali ini benar-benar terkejut saat mendengarnya.

"Itu hanya sebagian kecil dari kegilaannya," pria kurus itu kembali menggelengkan kepalanya dan mendesah. "Jika kau melihatnya berjemur di bawah sinar matahari atau merendam hampir seluruh tubuhnya di sungai selama seharian, itu adalah hal yang biasa. Apa yang membuatnya mendapatkan julukan sebagai orang gila adalah saat dia memilih tidur di atas pohon dengan ribuan semut selama beberapa hari!"

"Benar-benar...." Pria gemuk itu tiba-tiba bergidik dan tidak bisa untuk tidak menelan ludahnya sendiri dengan ngeri.

Mendengar tentang berjemur dan berendam selama seharian, mungkin adalah hal yang bisa di fahami oleh siapapun, tapi jika harus bergelantungan dan tidur di atas pohon dengan ribuan semut sebagai selimutnya, pria gemuk itu tidak bisa lagi berkata-kata selain perasaan ngeri.

Dia tidak pernah berpikir bahwa akan ada kegilaan semacam itu, dan saat mendengar ada seseorang yang berani melakukannya, tidak salah jika pemuda ini akan dikatakan sebagai orang bodoh dan gila yang tidak bisa lagi di sembuhkan.

"Oleh karena itu, jika saat ini dia sedang tidur tepat di bawah guyuran air terjun, anggap saja itu sebagai salah satu kegilaannya yang hakiki," kata pria gemuk itu penuh penekanan, dan sekali lagi memperingatkan, "Jadi, jika kau melihatnya melakukan sesuatu yang sulit untuk di terima oleh akal sehat manusia, sebaiknya abaikan saja. Jangan sampai kepedulian dan kebaikanmu membuatmu ketularan kebodohan dan kegilaannya. Entah---"

"Siapa yang kau sebut bodoh dan gila?!" Teriakkan dari belakang dan sepertinya dari seorang wanita muda itu segera menghentikan keduanya.

Dua pemuda itu terkejut dan marah saat mendengar pertanyaan dingin itu. Mereka segera berbalik, dan pria gemuk itu juga tidak lupa untuk menjawab, "Tentu saja dia... di--a di-di-a..."

Seketika pemuda itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan langsung berhenti saat melihat wanita yang sebelumnya berteriak.

"Katakan padaku sekali lagi! Siapa yang kalian sebut sebagai orang bodoh dan gila barusan, huh!?"

Tidak menjawab, dua pemuda yang kini memiliki mata dan mulut berkedut itu tiba-tiba berdahak, "wuek wuek" beberapa kali sambil mulai memuntahkan isi perutnya.

"Kalian---"

"Lari....!"

"Ada monster! Lari....!"

Berteriak dan mulai berlari dengan penuh ketakutan, dua pemuda itu tidak lagi berani berbalik untuk sekedar menjawab, atau bahkan mengambil keranjang ikan yang sebelumnya telah mereka tangkap selama seharian.

"Aaaaarrrggghhh!!"

Pada saat yang hampir bersamaan, tiba-tiba sebuah jeritan terdengar dari arah air terjun.

"Kakak Chen..."

Ketika gadis yang berhasil membuat dua orang berlari ketakutan itu mendengar jeritannya, dia segera tersenyum dan berjalan kearah air terjun. "Kakak Chen, apakah kau akhirnya berhasil menerobos?!"

Ketika pemuda yang di panggil "kakak Chen" di air terjun mendengar pertanyaannya, dia tidak perlu menjawabnya, karena wajahnya yang kusut dan gerakannya yang tertatih-tatih saat berjalan ke pinggir sungai telah menunjukkan semuanya.

Dengan ekspresi yang mustahil untuk tersenyum dan tatapan mata kosong penuh kekecewaan, dia segera ambruk ke tanah dan menatap langit sore dengan segala jenis pikiran.

Menyedihkan!

Satu kata itu mungkin sangat cocok untuk menggambarkan keadaannya saat ini.

Jian Chen, nama dari pemuda berumur enam belas tahun, tampak kurus dan menyedihkan itu memang telah mengalami perubahan besar dalam hidupnya.

Sebulan yang lalu, Jian Chen adalah manusia dari bumi berumur dua puluh tujuh tahun yang sehat, berkecukupan dan makmur dengan pacar serta teman-teman yang baik. Pada kala itu, dia bahkan sempat merayakan ulang tahunnya yang kedua puluh tujuh sampai tak sadarkan diri, tapi ketika terbangun, dia sudah berada di dunia ini dan pindah ke tubuh dengan nama yang sama.

Pada awalnya Jian Chen sudah terkejut saat harus pindah ke tubuh remaja yang tampak kurus dan lemah ini, tapi kejutan itu hanyalah awal dari setiap kata "menyedihkan" yang akan dia ketahui selanjutnya.

Benua Longhun, dimana kekuatan di hormati dan kelemahan adalah aib. Dunia dimana manusia mengolah tubuhnya menjadi sedemikan rupa dan akhirnya menjadi Superman, di sanalah Jian Chen berpindah.

Menghancurkan gunung dan menurunkan hujan bukanlah sebuah angan-angan!

Pada dasarnya, Jian Chen yang sebagai seorang pria sangat senang saat tiba di dunia seperti ini dan berjanji akan menjadi lebih kuat. Akan tetapi, ketika dia mengetahui bahwa pemilik tubuh sebelumnya adalah orang lemah dan bodoh, yang bahkan tidak bisa menjawab persoalan 100×101, kemalangan demi kemalangan terus terjadi dalam hidupnya. Hinaan, cacian, dan segala jenis hal buruk terus di alaminya pada Minggu-minggu awal.

Dengan semua ingatan masa lalunya, tentu Jian Chen tidak akan menerima semua perlakuan itu secara suka rela dan mulai membuktikan kepintarannya. Hanya saja, meskipun dia berhasil menunjukkan kepintarannya, kelemahannya tidak bisa di upgrade sama sekali.

Entah apa yang terjadi dengan tubuhnya, Jian Chen sebenarnya merasa bahwa saat ini pikiran dan semua inderanya sangat sensitif daripada apa yang di alaminya di kehidupan sebelumnya, hanya saja, dia sangat sulit untuk mempertahankan konsentrasinya.

Itulah yang membuat Jian Chen menjadi sangat lemah, karena di Tahap Pelatihan Qi tingkat pertama yang dimilikinya sekarang, dia seperti anak kecil di hadapan pemuda seumurnya.

Menjadi murid percobaan di Sekte Yanjiang, salah satu sekte yang mengolah kekuatan, Jian Chen seperti seekor semut di antara kawanan singa.

Mencoba untuk berlatih dan menerobos, dirinya sangat sulit untuk berkonsentrasi, dan pada akhirnya pikirannya terus terganggu dan gagal.

Menggunakan ingatannya, Jian Chen pernah membaca bahwa ketika seseorang sedang dibawah tekanan yang berlebihan pada tubuh fisiknya, dia akan lebih berfokus pada tujuan hatinya. Itulah alasan kenapa dirinya mulai melakukan kegilaan seperti duduk di bawah air terjun yang memiliki ketinggian lima puluh meter, dan kegilaan kegilaan lainnya.

Tapi sayangnya, semua usahanya sia-sia.

Jian Chen berulang kali merasa bahwa dirinya hanya perlu sedikit dorongan seperti menerobos kertas tipis untuk bisa sampai ke pelatihan qi tahap kedua, tapi seolah-olah ada sesuatu yang menghalanginya, dan terus mendorongnya untuk menjauh.

"Kakak Chen, apa kau lapar? Su Mei membawakan makanan untukmu, bukankah kamu belum makan sejak pagi?" Su Mei, wanita yang menawarkan makanan pada Jian Chen itu menarik semua jenis pikirannya.

Menoleh dan melihat wajah tersenyum hangat Su Mei, sekali lagi Jian Chen merasa bahwa semua kemalangan dan hal-hal menyedihkan sedang di limpahan pada dirinya.

Ya Tuhan!

Sudah cukup dengan nasibnya yang menyedihkan, sekarang di tambah lagi dengan hal ini!

Jian Chen sungguh ingin mengeluh tentang penampilan Su Mei, tapi wanita yang sebelumnya membuat dua pemuda muntah dan berlari ketakutan ini adalah satu-satunya teman atau bisa di bilang keluarganya dalam kehidupan ini.

Meskipun penampilan wajahnya sangat buruk, Jian Chen benar-benar tidak memiliki alasan lain untuk membenci atau mengusirnya. Mengingat jika dirinya adalah orang bodoh dan lemah, sedangkan gadis ini adalah buruk rupa, jika di sandingkan, sepertinya tidak ada yang boleh mengeluh, bukan?

Lupakan!

Jika dunia ini ternyata memang tidak adil bagimu, maka terima dan lakukan saja semampumu. Karena tidak ada yang akan datang untuk menolongmu.