Pustaka
Bahasa Indonesia

Kepincut duda keren

57.0K · Ongoing
Aina syifa
56
Bab
37.0K
View
7.0
Rating

Ringkasan

Dewasa 21 + "Aku wanita tangguh. Aku wanita kuat. Aku tidak akan pernah gampang jatuh cinta pada lelaki. Apa lagi lelaki duda. Duda itu bukan levelku. Aku akan memilih perjaka asli orsinil." Ucapan Agnes di waktu itu.Namun, dia tarik ucapannya kembali saat dia mengenal sosok Andre, seorang duda keren yang membuatnya jatuh cinta setengah mati, dan dia langsung tergila-gila pada Andre.Siapa Andre itu, yah, Andre sosok lelaki yang di temui Agnes lelaki kaya raya, berwajah tampan, dan lelaki sempurna yang bisa membuat Agnes klepek-klepek di buatnya.(cerita ini hanyalah karangan semata, hasil imajinasi saja, tidak ada di kehidupan nyata.)

Cinta Pada Pandangan PertamaWanita CantikRomansaDosenSweetKampusKeluarga

Bab 1 Gadis pemberani

Siang ini, Matahari sudah ada di puncaknya. Cuaca di siang ini cukup panas. Sinar mentari sudah tepat ada di atas kepala.

Tiga orang gadis ABG, tampak sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka seperti sedang sibuk mengerjakan sesuatu.

Di atas meja, sudah ada tiga gelas minuman orange jus dan camilan lain yang sedari tadi setia menemani ketiga anak ABG itu.

Agnes, seorang gadis yang cantik namun selalu berpenampilan seperti laki- laki itu, masih setia di rumah Viona.

Yah, Agnes saat ini, sedang berada di rumah Viona. Agnes seperti sedang mengerjakan tugas kelompok dengan ke dua sahabatnya, Viona dan Febri.

Agnes masih tampak memegang penanya dan menulis di bukunya.

" Eh, kemarin aku ngelihat Ronald lagi lho,lagi jalan berdua sama cewek." Kata Febri di sela-sela kesibukannya menulis. Tiba-tiba saja dia teringat sosok Ronald lelaki playboy, yang sekarang sedang menjadi cowok terpopuler di kampus. Lebih tepatnya bisa di bilang bintang kampus. Sudah banyak wanita yang menggilainya.Rayuan mautnya itu yang membuat para gadis bertekuk lutut bahkan sampai merelakan tubuhnya untuk Ronald.

" Aku nggak kaget Feb. Udah biasakan kalau Ronald seperti itu. Dia mata keranjang. Semua cewek cantik, pasti akan di embatnya." Kata Viona menimpali.

" Yah, aku tau itu Vio."

Viona menatap Febri lekat.

" Kenapa dengan kamu Feb. Kenapa tiba-tiba kamu teringat Ronald. Apa jangan-jangan kamu itu, masih suka yah sama cowok buaya darat itu."

Febri melotot. Dia menatap Viona tajam.

" Apaan sih Vio. Dia itukan cuma masa lalu." Kata Febri.

Mungkin itu cuma di mulutnya saja. Namun entah di dalam hatinya, dia masih mempunyai perasaan atau tidak pada mantan pacarnya yang bernama Ronald itu

Sedari tadi Agnes diam saja. Dia masih fokus dengan tugasnya. Dia masih tampak mencorat-caret bukunya. Dia tidak akan pernah mau membahas tentang Ronald, cowok ganteng yang sudah menjadi idola kampus itu.

Agnes sangat muak sekali jika kedua sahabatnya itu membahas tentang Ronald. Bagaimana tidak. Ronald yang selama ini membuat hidup Agnes tidak nyaman. Dia yang selalu mengejar-ngejar Agnes. Kemanapun Agnes pergi, sepertinya Ronald tidak berhenti mengikuti.

Agnes menutup bukunya dan memasukan bolpoinnya ke dalam wadahnya. Setelah itu dia berkemas untuk pulang. Karena memang sudah sejak pagi, Agnes sudah ada di rumah Viona. Dan sekarang, perutnya sudah mulai lapar. Dia ingin pulang dan makan siang di rumah.

" Eh, teman-teman, kayaknya aku harus pulang deh. Udah selesaikan tugas kita."

" Yah, kok pulang sih, nggak seru." Kata Febri.

" Ya terus mau ngapain. Aku capek banget, pengin tidur."

" Tidur di sini aja." Viona mengusulkan.

" Malas ah, "

Viona dan Febri saling menatap. Mereka hanya mengangkat bahu, tidak tahu apa yang sedang Agnes fikirkan. Biasanya selalu Agnes yang tidak mau pulang jika ada di rumah Viona. Tiba-tiba saja, dia minta untuk pulang.

Agnes membereskan semua buku-bukunya.

" Em, teman- teman, aku pulang dulu yah," Kata Agnes yang sudah tampak berdiri dan berpamitan untuk pulang pada kedua sahabatnya itu.

"lho, ini ada yang belum selesai lho," kata Viona.

"Udahlah,nanti saja di kampus." Kata Agnes, sembari meminum jusnya.

Setelah itu, dia mencangkleng tasnya.

" Aku pergi dulu yah. Bye..." Ucap Agnes sebelum pergi.

Agnes kemudian pergi meninggalkan ke dua temannya.

Viona dan Febri saling menatap.

" Kok tiba-tiba saja Agnes pergi? kenapa dia?" tanya Febri pada Viona.

" Mana aku tahu. Paling juga karena tadi kita membahas si Ronald. Dia kan benci banget sama Ronald."

Yah, Agnes memang seorang gadis yang sangat sederhana. Namun egonya sangat tinggi dan harga dirinya selangit.Dia tidak akan mudah jatuh cinta sama siapapun. Apalagi sama cowok seperti Ronald yang sudah di cap lelaki playboy oleh anak sekampus.

Agnes adalah seorang gadis pemberani, dan tidak takut sama siapapun.

Agnes melangkah ke luar dari rumah Viona.Sesaat kemudian, dia sudah ada di halaman depan rumah Viona.

Agnes melangkah ke arah depan. Dia menunggu taksi pesanannya datang.

"Duh, lama banget yah,tuh taksi nyampenya." gumam Agnes.

Agnes menengok ke kanan dan ke kiri.

Tiba-tiba saja pandangannya,tertuju pada seorang lelaki yang sedang berparkir di sebuah rumah mewah, dekat rumah Viona.

"Siapa tuh, sepertinya,aku baru pernah lihat. Apa itu tetangganya Vio?" Gumam Agnes.

Agnes masih di bayang-bayangi oleh rasa penasaran.

Agnes menegak salivanya sendiri, saat seorang lelaki muda menampakan wajahnya.

Begitu tampan parasnya, tubuh yang tinggi tegap bak model papan atas, dan senyum yang menawan, membuat Agnes tidak berkedip di buatnya. Agnes hanya menatap dari kejauhan.

Agnes begitu sangat takjub melihat pemandangan itu.

"Bushet cakep amat tuh orang." gumam Agnes.

Agnes menghela nafasnya dalam. Dia kemudian menyebrang jalan dan berusaha mendekat karena penasaran.

" Oh, siapa yah cowok ganteng itu. Perasaan , aku baru pernah lihat dia."Gumam Agnes yang masih tampak terkagum-kagum pada sosok lelaki itu.

Agnes mencoba mengintip dari balik tembok gerbang rumah yang di masuki lelaki itu.

" Astaga, dia siapa yah, aku baru pernah melihat cowok itu." gumam Agnes lagi. Entah berapa kali dia bergumam sendiri.

Agnes masih memperhatikan cowok yang berpenampilan resmi dan bertubuh seksi itu. Nampaknya dia adalah lelaki dewasa.

Rasanya, Agnes itu baru pernah melihat cowok seperfect dia. Tubuhnya sangat seksi wajahnya yang rupawan dan senyumnya yang menawan, membuat Agnes jadi semakin penasaran.

" Hei..." Ucap Febri sembari memukul pundak Agnes yang membuat Agnes tersentak.

"Ah kamu. Ngaggetin saja." Gerutu Agnes.

"Lagi ngapain kamu? katanya mau pulang." tanya Febri.

Agnes menyeringai dan menggeleng.

" Oh, nggak lagi ngapa-ngapain kok " elak Agnes. Padahal sedari tadi dia sedang memperhatikan seseorang.

" Ya udah, ayo kita pulang!. Tuh,lihat. taksinya udah nungguin kita dari tadi." Febri menunjuk ke arah taksi yang telah di pesan Agnes.

Agnes tersenyum.

" Kita mau pulang bareng yah?" tanya Agnes.

"Ya iyalah, rumah kita kan searah " jawab Febri

" Oh,okelah kalau begitu"

"Ayo. tunggu apa lagi..."kata Febri pada

Akhirnya, Febri dan Agnes pulang bersama. Mereka menghampiri taksi yang sudah mereka pesan.

Setelah itu mereka naik ke dalam taksi itu.

" Ayo jalan Pak." kata Agnes pada sopir taksi itu.

" Baik mbak."

Sopir itu kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Agnes sudah tampak lelah sekali, tampaknya. Dia sudah lapar dan mengantuk. Dia kemudian bersandar di bahu Febri.

" Kamu ngantuk Nes...?" tanya Febri.

" Iya nih. Boleh aku pinjam bahunya...?"

" Boleh." Kata Febri.

Agnes kemudian bersandar pada bahu sahabatnya itu. Setelah itu Agnes terlelap.

Sementara Febri pandangannya masih ke luar jendela. Sedari tadi di memang sedang memikirkan Ronald.

Ronald mantan pacarnya. Dan karena kedua sahabatnya tidak setuju dengan hubungan Febri dengan Ronal, maka Febri terpaksa harus meninggalkan Ronald.