Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Abraham

Bab 2

" Witwiw…" Lani bersiul menggoda murid baru yang kini berdiri di depan kelas.

Ketty yang di belakang Lani mencubit ulahnya yang bertingkah.

Qiandra hanya menggeleng kecil dengan tingkah Lani.

Ketty segera berpindah tempat ke arah samping Lani yang kosong, membuat Qiandra membelalakkan matanya.

Bagaimanapun bangku kosong di dalam kelas, hanya tinggal satu yang sekarang berada disamping Qindra.

Mungkin sebelum nya bangku kosong itu ada di samping Lani tapi sekarang Ketty telah menempatinya membuat Lani yang awalnya begitu bahagia seketika dibuat cemberut dengan ulah ketty.

" Ketty, lo ngapain pindah sih!" keluh Lani.

" Suka-suka gue lah." ucapnya sambil melihat ke arah laki-laki di depan yang akan memperkenalkan dirinya.

Lani mencibirkan bibir nya.

"Ayo, silahkan perkenalkan diri kamu pada teman barumu." Titah sang guru pada murid baru itu.

"Nama gue Abraham Lincoln." Abraham memperkenalkan dirinya pada semua orang di depan kelas dengan gayanya yang terkesan cuek.

" Abraham, sekarang kamu duduk di samping Qiandra." Titah sang guru sambil menunjuk kursi kosong di dekat Qiandra.

" Wah, kacau ini mah. Qiandra lo menang banyaknya." Ucap Lani tiba-tiba

Qiandra mengernyit lalu kembali fokus ke arah buku tulis nya tanpa memperdulikan anak baru yang kini berjalan ke arahnya.

Abraham duduk disamping Qiandra yang mendadak tidak bisa diam karena perasaannya tidak karuan karena belum terbiasa duduk sebangku dengan laki-laki.

"Ayo, kita mulai sekarang pelajarannya." Ucap guru di depan yang kini mulai menerangkan mata pelajarannya.

Qiandra mulai fokus kembali belajar tanpa memperdulikan laki-laki di sampingnya.

Sedangkan di balik jendela seseorang sedang mengintip kelas Qiandra dari kaca jendela paling ujung.

Mengepalkan kedua tangannya begitu erat. Rasa cemburu mulai timbul dalam dirinya. Lalu segera pergi begitu saja, setelah rasa penasaran nya telah hilang.

" Boleh kenalan?" Kata Abraham sambil menjulurkan tangannya di depan Qiandra, setelah guru selesai mengajar dan jam istirahat pun telah dimulai.

" Boleh, dong kenapa enggak! Nama gue Lani." Lani begitu cepat membalikkan tubuhnya dan menyambar tangan Abraham saat laki-laki itu ingin mengajak Qiandra berkenalan.

Ketty terkekeh dengan ulah Lani yang tidak tau diri itu.

Plakk…

" Gak usah lama-lama kali, tangan orang nanti pegal-pegal karena berjabat tangan sama lo terlalu lama." Celetuk Ketty sambil menepuk tangan Lani yang saja menggenggam tangan Abraham sejak beberapa menit yang lalu.

Abraham hanya tersenyum tipis lalu kembali mengulurkan tangannya pada Qiandra.

Qiandra pun segera membalas tangan Abraham yang terulur padanya, sambil berkata.

" Nama gue Qiandra putri."

" Nama gue-" Abraham yang hendak menyebutkan namanya kembali seketika terhenti dengan perkataan Qiandra.

" Gue udah tau kok nama lo, Abraham kan?" Ucapnya.

Abraham menganggukkan kepalanya lalu mengajak Ketty berkenalan.

" Nama gue Ketty." Ucapnya

" Ayo, kita pergi ke kantin." Ajak Ketty kepada para teman-temannya.

" Let's go… " kata Lani sambil menunjuk ke arah pintu dengan suara yang begitu keras.

" Kalian berdua pergi aja duluan, nanti gue nyusul." Kata Qiandra yang masih berkutat dengan catatannya.

" Kebiasaan deh! Ya, udahlah kita pergi aja. Ayo Abraham kita pergi saja. Biar dia sendirian di kelas." Ajak Lani dengan berani nya melingkar tangannya di tangan Abraham.

" Habisnya, tugas gue masih banyak. Gue harus ngumpulin dulu ini ke bu vita. Ini tugas susunan acara perlombaan nanti. Permainan apa saja yang akan diadakan di acara tahunan."

Qiandra menjelaskan dengan begitu jelas pada kedua temannya.

" Lo, osis?" Tanya Abraham tiba-tiba sambil melepaskan tangan Lani secara perlahan, membuat gadis itu cemberut.

"Gue-" Qiandra tidak meneruskan perkataannya, dia tidak ingin dirinya dikira pamer jabatan.

" Qiandra itu ketua osis, tapi awas lo ketipu sama dia." Kata ketty mencoba memperingati Abraham.

"Gak jelas lo Ketty." Kata Qiandra sambil kembali fokus mengerjakan tugas nya.

Qiandra yang terlihat kalem, tegas, pintar. Namun semua itu hanyalah kedoknya di sekolah.

Dia adalah gadis yang terbilang nakal jika di luar sekolah.

Namun Qiandra tidak ingin dicap Gadis seperti itu jika berada di lingkungan sekolah.

Qiandra berusaha untuk menjadi ketua osis di sekolah, sebenarnya tujuan nya hanya ingin merubah seseorang yang pernah mengisi hati nya di masa lalu. Tapi sayangnya semua sudah berakhir.

" Ya, udah deh kita cabut duluan ya… ayo Abraham." Kata ketty.

"Ehmmm… Gue disini, aja bareng Qiandra. Gue juga mau pinjam buku catatan buat mencatat pelajaran yang ketinggalan sebelum nya." Kata Abraham menolak ajakan Lani dan Ketty

" Oke! Kalo gitu kita pergi berdua saja. Ayo Lani." Ajak Ketty merangkul pundak Lani yang cemberut karena Qiandra untung banyak.

Abraham kembali duduk di samping Qiandra.

" Qiandra, lo gak apa-apa kan berdua sama gue." Kata Abraham dengan nada sedikit canggung.

Walaupun Abraham terlihat pendiam dan cuek, tapi laki-laki itu. Cukup berani untuk berteman dengan siapa pun yang menurut nya nyaman.

" Gak, apa-apa. Relax aja!" Ucap Qiandra.

Melihat ke arah Abraham sekilas dan segera kembali melihat ke arah tugas nya.

"Sekalian gue mau pinjem buku-buku lo. Kalo gak selesai sekarang, gue boleh pinjem buku lo buat dibawa pulang gak?"

" Boleh! Lo tinggal pilih aja mau bawa buku gue yang mana dulu." Ucap Qiandra.

Sambil mengeluarkan beberapa buku yang ada di dalam tas nya.

" Gue pinjem, buku yang menurut lo bisa dipinjam agak lama dikit. Karena gak mungkin kan kalo gue nulis sebanyak itu dalam satu hari. Nanti tangan gue pegal-pegal."

Qiandra terkekeh mendengar jawaban Abraham.

" Oke! Gue kasih lo dua buku ini aja." Qiandra memberikan buku matematika dan Indonesia ke hadapan meja Abraham.

" Thanks"

"Sip!" Lalu kembali fokus menulis

Di saat mereka berdua sedang serius dengan buku nya masing-masing.

Geng EXALTO masuk kedalam kelas Qiandra.

Exal yang jalan paling depan di ikuti oleh teman-temannya.

Langsung menghampiri ke arah Qiandra.

" Minggir!" Usir Exal pada Abraham yang sedang menulis.

Qiandra lebih dulu mendongak untuk melihat ke arah sumber suara yang tak asing di telinga nya.

Mata cantik Qiandra bertemu dengan mata tajam yang dipancarkan Exal padanya.

Membuat Qiandra segera memalingkan wajahnya. Lalu melihat ke arah Abraham yang sama sekali tidak peduli dengan Exal yang menyuruh nya pergi.

BRAKKKKK…

Exal menggebrak meja.

Qiandra terperanjat kaget sedangkan Abraham sama sekali tidak terkejut.

Lalu secara perlahan mulai melihat ke arah Exal.

"Minggir!" Titah Exal pada Abraham.

" Exal, lo apa-apaan sih!" Tanya Qiandra yang tak suka dengan ulah Exal yang yang mengganggu ketenangan nya. Dan baru kali ini setelah putus Exal kembali mengganggu nya lagi, bahkan sampai berani datang kelas nya.

" Gue bilang minggir, lo tuli?" Perkataan Exal membuat teman-teman nya yang lain menertawakan Abraham yang disebut tuli.

Exal malah mengabaikan perkataan Qiandra.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel