Pustaka
Bahasa Indonesia

Istri Tetangga

41.0K · Ongoing
Ursula Maria
39
Bab
59.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Arjuna, Seorang Kepala cabang yang masih sangat muda dia begitu menikmati percintaannya dengan istri tetangganya yang kesepian. Selain sang istri tetangga ia juga mendamba seorang gadis muda anak tetangga yang tingkahnya pecicilan dan ceplas ceplos.Kedua wanita ini terus saja memenuhi otaknya karena bagi Arjuna keduanya memliki kelebihannya masing-masing. Lantas bagaimana Arjuna menjalani kisah cintanya?Dan bagaimana ia mempertanggungjawabkannya?Siapa yang dipilihnya?Lalu bagaimana dengan kariernya?

MetropolitanRomansaBillionairePengkhianatanKeluargaMemanjakanDewasaSweet

1. Rumah Baru

Sebuah pick up hitam berhenti tepat di depan rumah nomer 12, milik Arjuna.

"Mas.. Mas Jun ...!" teriak seseorang setelah turun dari pick up tersebut.

Arjuna membuka pintu dan keluar dari rumahnya, penasaran dengan orang yang meneriakkan namanya di siang bolong. Untung bukan sundel bolong. (Hihihi ...)

"Mas Eko....masuk! Mas Eko Udah aku tungguin dari tadi. Lihat rumahku kosong ...!” ucap Arjuna begitu tahu orang yang meneriakkan namanya adalah orang yang ia tunggu.

Tanpa pikir lama, Arjuna membuka lebar pintu rumahnya menunjukkan ruangannya yang kosong tanpa perabot apapun.

“Gak ada barang apapun," omel Arjuna menatap Eko, sopir pick up yang diordernya untuk memindahkan barang-barang miliknya dari kos-an lamanya. Wajah Eko yang datang dengan wajah tanpa dosa kembali tersenyum tipis.

Apalagi saat Eko mendengar omelan Arjuna yang cerewetnya sudah mirip emak-emak rempong, pria itu semakin melebarkan cengirannya.

" Terus, ini barangnya bagaimana?" tanya Eko melongok ke ruangan kosong milik Arjuna lalu beralih ke bak pick upnya.

"Dituruninlah Mas Eko ...!" kata Arjuna dengan kocak.

“Masa mau dibawa Mas Eko balik lagi?” sambung Arjuna.

Eko hanya tertawa lepas mendengar ucapan atasannya itu.

Yupz, Eko juga salah satu sopir kantornya bahkan pick upnya juga milik kantor. Namun, Arjuna menyewa dan membayar secara professional kepada Mas eko karena sudah di luar jam kantor.

Mas Eko dibantu seorang temannya bernama Lukas menurunkan barang-barang Arjuna ke dalam rumah.

Arjuna juga sekalian meminta tolong kepada keduanya membantu menatanya.

Barang Arjuna tidak banyak sih, hanya sebuah bed, kulkas, televisi, lemari, rak-rak buku, meja kursi untuk ruangan kerjanya dan beberapa peralatan dapur. Tapi isinya full.

Lemari plus pakaiannya.

Rak buku plus bukunya.

Belum lagi beberapa pigura foto miliknya.

Untung saja kulkasnya masih segel jadi masih belum ada isinya. Baru ia beli beberapa minggu sebelum ia pindah ke rumah baru. Hanya saja karena waktu itu belum pasti pindahnya, Arjuna meletakkannya di kos-an lamanya.

Sedangkan pendingin ruangan sudah dipasang di hari pertama ia pindah, jadi semalam Arjuna tidak kegerahan. Apalagi kondisi cuaca Surabaya berbeda dengan Jakarta kota asalnya. Arjuna sering kegerahan tingkat dewa di Kota Pahlawan ini. Sehingga keberadaan pendingin udara sangat membantunya.

Arjuna juga membeli satu set sofa untuk ruang tamunya. Maklumlah kan, kalau rumah kos lebih sempit gak muat untuk sofa. Sedangkan jika rumah sendiri, jika ruang tamu kosong dan ada tamu? di mana ia mengajak tamunya duduk bersantai?

Karena alasan tersebut barang-barangtersebut Arjuna anggarkan dan baru ada setelah Arjuna mampu membeli rumah.

Arjuna memerintahkan Eko dan Lukas membawa lemari ke dalam kamarnya. Begitupun dengan bednya. Ketiganya menata sambil mengobrol dan bercanda.

Kulkas dan televisi diletakkan di ruang tengah.

Rak buku ia letakkan di kamar sebelah, kamar yang ia gunakan sebagai ruang kerja jika ia menyelesaikan pekerjaan di rumah. barang tersebut ia letakkan bersebelahan dengan meja kerjanya. Dengan harapan Arjuna tidak kejauhan saat membutuhkan referensi atau ingin membaca buku.

Sofa di ruang tamu sudah di tata dengan apik. Sebuah lukisan wajah ganteng Arjuna juga ikut meghiasi salah satu dinding di ruang tamu. Lukisan yang sengaja ia pesan dari seorang pelukis jalanan yang sangat berbakat. pelukis yang tidak sengaja ia temui saat berjalan-jalan di sebuah taman di Surabaya.

Dapurpun tak luput dari pandangan Arjuna, ia tetap meminta Eko dan Lukas menata dapurnya dengan rapi. Meskipun Arjuna seorang laki-laki, ia juga suka memasak. Lidahnya lebih suka dengan masakan rumahan dibanding masakan warung.

Setelah dirasa cukup, Arjuna memberikan sejumlah uang untuk membalas jasa Eko dan Lukas.

"Suwun yoo Mas Jun ...." ucap Eko dengan logat Surabayanya

"Terima kasih Mas Jun ..." seru Lukas lebih santun.

Setelah mendapat izin balik, mereka kembali ke markasnya mengembalikan pick up.

?????????

Arjuna, pria muda berusia 25 tahun. Baru enam bulan lalu ia dipindahkan ke Surabaya sebagai kepala cabang.

Sebelum membeli rumah dikawasan Wiyung itu, Arjuna menempati sebuah rumah kos di kawasan Darmo. Karena dirasa terlalu jauh dari kantornya. Arjunapun memilih untuk membeli sebuah rumah sederhana. Yang lebih dekat dengan kantornya.

Sebuah rumah second, dibelinya dari Pak Juhari yang sedang butuh uang untuk pengobatan sakit anaknya.

Rumah sederhana, yang awalnya hanya memiliki dua kamar tidur, ruang tamu dan ruang makanpun jadi satu. Satu kamar mandi. Dan dapur yang tidak seberapa luas. Sehingga Pak Juhari menambahkan ruangan di lantai atas.

Tangga penghubung antara lantai 1 dan 2 berada di dapur. Di lantai atas ada jemuran dan mesin cuci serta ruangan untuk menyetrika. Ada juga sebuah ruangan kosong. Mungkin dulu digunakan untuk kamar oleh Pak Juhari. Tapi setelah kepemilikannya berpindah ke tangan Arjuna. Ruangan itu dibiarkan kosong.

Arjuna, begitu beruntung bisa membeli rumah yang diimpikannya dengan harga yang sangat terjangkau. Apalagi rumah tersebut sangat dekat dengan kantornya.Sungguh sebuah kebetulan yang luar biasa.

Sehingga ia bisa lebih mempersingkat waktu tempuh perjalanan ke kantor dan tak perlu terburu-buru berangkat karena takut macet.

Arjuna begitu detail memperkirakan semua sitem kerjanya. Karena sistem kerjanya yang teratur itulah membuatnya lebih konsisten bekerja dan membawa karier menanjak sangat cepat.

Ditambah lagi kelebihannya dalam kadar ketampanan yang luar biasa maksimal. Yang menurut beberapa orang mirip Ji Chang Wok.

Ji Chang Wok Kw yang sanggu dan mampu membius kaum hawa hanya dengan senyumnya.Mengakibatkan kepe-dean pria itu semakin tak kenal tempat.

Pembawaannya yang kalem dan berwibawa menjadikan Arjuna begitu disegani. Dengan posisinya yang sekarang tidak menjadikan Arjuna seorang yang sombong dan arogan. Ia malah dikenal sebagai sosok yang friendly, ramah dan supel.

Siapapun yang berdekatan dengannya pasti nyaman. Baginya bawahan adalah partner. Sehingga Arjuna bisa membawa aura kekeluargaan di kantor barunya.

Walaupun begitu yang namanya atasan tetap saja atasan. Keputusannya mutlak.

Arjuna, juga seorang yang sederhana. Meski memiliki kemampuan membeli rumah lebih bagus. Ia memilih rumah sederhana di perumahan biasa. Rumah second pula.

Karena ia ingin bertetangga tanpa batasan pagar. Bagi Arjuna bisa bercengkrama dengan tetangga itulah rumah sebenarnya. Dan di zona rumah yang dibeli Arjuna, setiap rumah memang di desain tanpa pagar.

Arjuna berstatus single. Sempat pacaran dengan seorang gadis tapi sayang harus putus di tengah jalan, karena mantan pacarnya tidak menyukai cara hidup Arjuna yang terlalu biasa dan jauh dari kesan glamour.

Mantan pacarnya dulu seorang peragawati, jadi gak usah heran kalau si Bambang ganteng ini diputusin karena dinilai pelit.

( Gak perlu aku sebutin nama mantannya. Karena si Bambang udah nganggep mantanya udah metong )

(Kasiyan banget si bambang ya...)

Untung Big Boss memindahkannya ke Surabaya jadi si Bambang Arjuna lebih mudah move on.