Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Missing File evidence

“Tentu aku tidak masalah tapi, apakah kau tidak ingin bertemu dengan presiden direktur sendiri?" kata Taylor berharap bahwa Ariel akan setuju sehingga dia bisa menikmati momen lucu lainnya.

"Tidak, terima kasih. Melihat dari seleranya pada sebuah patung, aku dapat dengan mudah menebak bahwa dia pasti seorang pria tua dengan kepala botak.”

Taylor tertawa dengan nakal saat melihat ekspresi bodoh Justin. Maria berusaha dengan keras menahan tawanya dan berpikir bahwa Ariel dan dirinya akan menjadi teman yang sangat baik sejak Ariel dapat menjawab balik dengan mudah semua perkataan Justin.

Justin, Maria dan Ariel sedang menunggu di aula sementara Taylor pergi untuk mengambil USB Ariel. Maria masih berusaha menahan dirinya untuk tertawa. Ariel dan Justin saling berpaling satu sama lain. Mereka mengeluarkan ponsel dari saku mereka pada saat yang bersamaan dan mulai menatapnya.

Maria pikir Meskipun begitu, itu adalah pertunjukan yang bagus untuk ditonton dari mereka berdua.

Sementara itu Taylor tiba di lantai atas dimana kantor Justin berada. Dia memasuki kantor itu dan menyadari bahwa USB Ariel ada di meja Justin tepat di samping dokumen CV Ariel.

"Ariel pasti telah menarik perhatiannya, benar kan." kata Taylor.

Sebelum dia bisa meninggalkan kantor Justin, tiba-tiba pengacara masuk dengan cepat.

"Presiden Direktur! Darurat!” Kata pengacara dalam keadaan panik.

"Ada apa ?!" tanya Taylor.

"Wakil Presiden! Dokumen yang dibawa ke sini oleh gadis yang mengganggu pertemuan hari itu hilang. Tanpa bukti tersebut kami tidak dapat hadir dalam pengadilan hari ini atau kami pasti akan kalah. Kami telah mencoba menelepon pengadilan dan meminta untuk menundanya." Kata pengacara itu bahkan lebih khawatir dari sebelumnya. Jika mereka tidak memenangkan kasus ini maka mereka akan dipecat. Kata-kata presiden direktur sangat jelas dan semua orang tahu emosinya. Kesalahan atau rencana B tidak diizinkan dalam hal ini.

"APA! Hilang! Apa kalian Sudah periksa dengan teliti? Bagaimana kertas-kertas itu bisa hilang begitu saja?!!!" ucap Taylor cemas.

"Ka..kami..ragu..kertas-kertas itu.. telah dicuri Wakil Presiden.” ucap sang pengacara dengan suara rendah dan ketakutan .

"Dicuri !!! kalian dimana saat itu?! Untuk apa kami membayarmu?! Tuan Jakob, sebaiknya cari dokumen itu dimanapun dan temukan kalau tidak semua bagian hukum akan dipecat apa ucapanku cukup jelas." Ucap Taylor dengan serius dan dengan nada marah.

"Ya, Wakil Presiden!" kata pengacara yang wajahnya pucat karena takut.

Tuan Jakob keluar dari kantor dengan tergesa-gesa meninggalkan Taylor dalam keadaan berantakan.

Sekarang semuanya akan berakhir tanpa bukti itu. Taylor melirik USB Ariel dan berpikir bahwa satu-satunya orang yang bisa membantu mereka saat ini adalah dia.

Di sisi lain di Aula A7 Maria, Justin dan Ariel masih menunggu Taylor. Ariel terus melihat arlojinya di pergelangan tangan kirinya sambil menghentak-hentakan kakinya cemas. Dia harus mendapatkan laporan medis Andy di rumah sakit.

Keheningan itu diinterupsi oleh Taylor yang membuka pintu dengan wajah penuh kekhawatiran Ariel berlari ke arahnya untuk mengambil USB yang dia pegang di tangannya. tapi Taylor tidak melepaskan USB itu.

“Ada apa Taylor?” Tanya Ariel.

Maria dan Justin langsung menyadari ada yang tidak beres hanya dengan melihat wajah Taylor. Taylor memandang Ariel.

“Tuan Taylor bisakah kau berikan USB ku sekarang?” Kata Ariel. Taylor tersadar saat mendengar Ariel.

“Ariel, bisakah aku meminta kau untuk tinggal dan membantu kami hari ini di pengadilan, tolong? Aku mohon.” Kata Taylor dengan suara putus asa.

"Tidak, aku tidak bisa, maaf tapi hari ini aku punya urusan penting yang harus dilakukan." ucap Ariel dan mencoba mengambil USB dari tangan Taylor tapi dia tidak melepaskannya.

"Kumohon Ariel!" kata Taylor lagi.

"Apa yang sedang terjadi ?" tanya Justin dan Maria pada saat bersamaan.

"File-file yang diberikan Ariel terakhir kali hilang. Tanpa bukti-bukti itu kita tidak bisa ke pengadilan atau kita akan kalah. Departemen hukum sudah mencari ke mana-mana tapi tidak bisa menemukannya. Mereka... mencurigai seseorang mungkin telah mencurinya." kata Taylor melihat ke lantai dan merendahkan suaranya.

Justin akan meledak karena marah tapi tetap terkendali. Maria ketakutan dengan tampilan Justin sekarang.

"Aku sungguh minta maaf tapi aku benar-benar tidak bisa membantu. Aku harus pergi dan aku sudah sangat terlambat." kata Ariel dan mengulurkan tangannya menunggu Taylor memberikan USB nya. Taylor menyadari bahwa tidak ada gunanya mencoba meyakinkannya jadi dia menyerah dan siap memberinya USB milik Ariel.

"Tunggu!" kata Justin dan mengambil USB dari tangan Taylor. Ariel terkejut melihat bagaimana dia memperlakukan Taylor. Dia berpikir bahwa Justin harusnya menunjukkan rasa hormat kepada Taylor karena dia adalah atasannya tetapi sebaliknya dia bertindak seolah-olah dia adalah bosnya. Mereka mulai mencurigakan di mata Ariel.

Justin mengerti apa yang Ariel pikirkan. Dia melihat ke Maria dan Taylor.

"Selain Ariel, yang lainnya, silahkan pergi." kata Justin dengan nada serius.

Taylor dan Maria keluar tanpa mengatakan apapun untuk menentang Justin. Aula ditinggalkan dalam suasana Hening. Ariel dan Justin terus memandang satu sama lain.

"Kau bukan hanya pekerja biasa di sini, benarkan?" tanya Ariel sambil menatap lurus ke arah Justin.

"Mungkin!" kata Justin dan pergi ke arah Ariel dengan melangkah perlahan. Semakin Justin mendekatinya semakin Ariel berjalan mundur untuk menjauhkan diri darinya.

"Aku akan memberitahumu siapa aku jika kau membantu kami." kata Justin sambil terus mendekat kearah Ariel.

"Mengapa aku harus peduli untuk mengetahui siapa kau? Selama kau tidak mengganggu pekerjaanku maka aku tidak peduli sama sekali."

Dengan kata-kata ini Justin memperhatikan bahwa Ariel pasti menghadapi masalah dalam mencari pekerjaan meskipun dia memiliki prestasi akademik yang luar biasa.

"Kita sudah sepakat, ingat ?!" kata Justin.

"Aku ingat dan Aku tidak pernah menarik kembali kata-kataku tetapi hari ini tidak mungkin. Dalam kesepakatan kita dengan jelas mengatakan bahwa aku akan membantumu memenangkan kasus tetapi tidak secara khusus berpartisipasi di dalamnya, terlebih lagi aku juga memiliki hal-hal sendiri untuk diurus.” kata Ariel dengan suara tegas.

“Penuhi janjimu dulu!” ucap Justin.“

“Dalam hal soal memenuhi aku telah melakukannya lebih dari cukup tapi kali ini salah departemen mu yang tidak bisa melindungi bukti dengan baik!”

Justin terus mendekat dan Ariel terus menjauhkan dirinya sampai tidak ada apa-apa kecuali tembok di belakangnya. Justin menghalangi jalan Ariel dengan lengannya yang kekar dan menatap lurus ke dalam mata coklat tua yang warnanya mirip dengan coklat karamel. Ariel juga menatap lurus ke mata biru Justin yang menyerupai laut dan langit. Dia pikir itu seperti berlian biru jernih yang menempel di dagingnya.

"Apa yang begitu penting sampai kau menolak membantu kami? Apakah itu kencan?" tanya Justin sedikit marah yang merusak suasana menyenangkan yang diciptakan beberapa detik yang lalu.

"Apakah berkencan adalah satu-satunya hal yang bisa dipikirkan oleh otak kotormu?!!" Jawab Ariel dengan nada kesal sambil memelototi Justin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel