Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 2

Suara dingin menghantam telinga Valerie. Tidak jelas mana dari dua kata antara perceraian atau Vatikan yang membuat Max semakin murka.

"Kau tidak bisa memelukku bahkan jika kau menginginkannya."

Tapi sekarang suara Max tidak bisa menyentuh hati Valerie yang membatu.

"Terima kasih atas kebaikanmu."

Valerie menekuk lututnya untuk memberi hormat. Senyuman anggun terukir di bibirnya.

"Kalau begitu, aku dengan senang hati aku akan mundur dari posisi permaisuri."

Valerie mengucapkan selamat tinggal pada penderitaan panjangnya. Tidak ada perasaan sedih di mata gelap Max sampai akhir. Max hanya menatap Valerie sedingin biasanya.

Valerie untuk pertama kalinya membalikkan punggungnya di depan Emperor.

Itu adalah perpisahan yang mulus dan lancar.

***

Empat hari kemudian setelah pembicaraan malam itu, begitu fajar menyingsing, dekrit perceraian sudah turun.

Itu sama sekali tidak mengherankan. Perintah dari Maximilian adalah untuk tidak menunda seharipun, seolah-olah dia telah menunggu hari perceraian ini datang.

Max sangat membenci hal-hal yang menyebalkan, dan saat ini Valerie adalah makhluk menyebalkan yang seperti Max benci. Jadi sudan pasti dia pasti ingin segera menyingkirkan Valerie secepat dia bisa.

"Permaisuri, Valerie Louise, tolong dengarkan dekrit ini dengan seksama."

Seorang ajudan istana sendiri datang secara khusus ke kediaman Permaisuri dan ia mulai membacakan dekrit perceraian dari sang Emperor.

"Pada hari terakhir ini, saya Maxmilian Edmun sang Emperor memutuskan untuk menceraikan Valerie Louise, Royal Princess dari Kerajaan Louise, di bawah otoritas dari Vatikan, karena Permaisuri memiliki alasan yang sangat serius dan sangat fatal untuk tidak lagi dapat mempertahankan pernikahan keduanya lebih jauh."

Betul, memang, ada sedikit rasa marah yang kuat atas keputusan Max setelah Valerie menyerukan campur tangan Vatikan, yang paling dibenci oleh Maximilian.

"Pada saat yang sama dengan dekrit ini dibacakan, status Permaisuri Valerie dan semua hak istimewa yang didapatkannya akan segera dicabut, dan Valerie Louise di perintahkan untuk segera meninggalkan keluarga kerajaan dan kembali ke negari asalnya."

Itu adalah substansi dari fatwa tersebut. Valerie menganggukan wajahnya ke arah ajudan itu. Valerie telah mempersiapkan segalanya sebelum dekrit itu dibacakan, termasuk Lily, seorang pelayan yang Valerie bawa dari tanah airnya, ketika dia datang ke empire.

Semua yang Valerie terima atas namanya sebagai Permaisuri tetap utuh. Itu termasuk hadiah yang dia dapatkan ketika dia pertama kali menikah dengan Maximilian. Valerie pergi dengan tangan kosong seperti ketika dia datang dan masuk kedalam keluarga kerajaan untuk pertama kalinya.

"Mari kita pergi." Ucap Valerie tanpa ragu dan penyesalan sambil mengoangkat dagonya

Valerie meninggalkan "rumah lamanya" tanpa menoleh lagi ke belakang. Tidak ada penyesalan di penjara yang indah ini. Di pintu masuk istana kerajaan, kereta kuda dari Kerajaan Louise sudah menunggunya.

“Aku di sini untuk menjemput Putri Valerie.”

Seorang wanita paruh baya dengan suara yang membosankan menatap Valerie untuk waktu yang cukup lama. Dia adalah Nora, pengasuhnya, yang telah membesarkannya sejak Valerie masih sangat kecil, ia datang ke sini untuk menemuinya.

"Terima kasih." Ucap Valerie dengan anggun.

Angin berhembus dengan lembut. Valerie naik ke atas kereta kuda yang akan membawanya kembali ke negari asalnya yang selama ini telah sangat dia rindu kan. Lily, pelayannya, dan Nora, pengasuhnya, berada di kereta kuda bersama-sama dengen Valerie, menciptakan keheningan yang cukup pekat.

“Apa yang salah dengan suasananya ? Aku melakukan ini karena aku menginginkannya." suara lembut Valerie memecah keheningan.

Hanya suara Valerie yang cerah.

“Sungguh, apa kau baik-baik saja ?”

Nora bertanya dengan cemas, tapi Valerie mengangguk dengan lebih kuat dari sebelumnya. Lily terlihat tampak lega melihatnya.

“Aku tidak cocok dengan keluarga kerajaan dari sejak awal. Aku ingin hidup bebas sekarang. melakukan apa yang akt suka."

Faktanya Valerie tersenyum sangat cerah. Senyuman yang belum pernah terlihat ketika dia berada di dalam keluarga kerajaan. Itu adalah diri Valerie yang sebenarnya.

"Jika Kau baik-baik saja dengan ini, Maka Yang Mulia ...."

“Lily, aku bukan lagi Yang Mulia. apa kau lupa ?!” Potong Valerie.

Ada banyak hal yang perlu diperbaiki di masa depan. Tapi, Valerie, yang telah kembali ke posisi semula sebagai seorang putri, siap menerima segalanya. tanpa mengeluh.

"Nora, ayahku pasti sangat marah, kan?" Tanya Valerie sambil tersenyum tipis.

Nora duduk diam dengan senyum sedihnya. yang sebenarnya Valerie Sudah tau sirat ayahnya.

“Tapi ayahmu menyuruhku untuk menemuimu.” jawab Nora.

Sudah sangat jelas sekali betapa kesal ayahnya terhadap putrinya yang telah bercerai ini. Tapi jauh lebih baik mendengarkan omelan ayahnya daripada hidup kesepian dan menahan nafasnya ketika berada di samping Maximilian yang dingin.

Ayahnya, Sang Raja, selalu blak-blakan. Namun ketika Valerie meminta untuk bercerai, Ayahnya bertanya kepada Vatikan tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Ya, benar. Aku sudah terbiasa dimarahi sekarang." ucap Valerie sambil menundukan wajahnya.

Semua orang di keluarga kerajaan Empire mengawasi Valerie dan mencoba untuk menjatuhkannya. Ini dan itu sama-sama melanggar protokol kerajaan Empire, dan sangat dilarang untuk menunjukkan emosi di wajahmu.

"Keluarga kerajaan Empire terlalu berlebihan bagiku."

Valerie tidak dapat melakukan apa yang dia inginkan. Satu gerakan, satu pandangan, dan keluarga kerajaan adalah sangkar emas yang indah. Max, yang lahir dan besar di sana, mungkin akan baik-baik saja. Tapi terlalu berlebihan bagi gadis dari negara lain seperti Valerie untuk beradaptasi.

“Aku merindukan suara ibu Ratuku.”

"Apakah kau serius ?"

Nora bertanya balik tanpa sadar. Sang putri, yang polos dan cerdas, telah sangat menderita sehingga dia merasa muak untuk mengatakan hal seperti itu.

"Yah, mungkin tidak jika menyangkut masalah itu."

Valerie sengaja tertawa lebih lepas dan bahagia. Mungkin dia tahu perasaannya. Valerie tidak bisa menjamin bahwa masa depannya akan cerah dan indah. Hanya sedikit yang akan menyambut kembalinya sang putri yang telah kembali sebagai seorang janda.

Tapi tidak apa-apa. Jika Valerie sakit, dia bisa mengatakan bahwa dia sedang sakit. Dan jika dia sedang sedih, dia bisa mengatakan bahwa dia sedang sedih. dan jika dia Sedang bahagia dia bisa tertawa sesuka hatinya. Cukup baginya jika dia tidak perlu lagi menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Jadi Valerie Louise, di usia 20 tahun nya, Ia berhenti sebagai seorang Permaisuri.

Valerie masih memiliki masa muda yang sangat panjang untuk hidup. saat ini dia tidak menyesal dengan keputusan yang di ambilnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel