Pustaka
Bahasa Indonesia

Hingga maut memisahkan kita

149.0K · Tamat
Liviana Baskoro
71
Bab
20.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Novianti Kristy seorang dokter muda,memiliki paras cantik serta berotak encer,terlahir dari keluarga kaya.sempurna!Namun kesempurnaan hidup nya harus ternoda ketika dia jatuh cinta pada seorang lelaki junkies,pertemuan tidak sengaja berawal saat Novi mendapat dinas di unit UGD dengan seorang brandal yang terlibat perkelahian di pub.pertemuan itu mengubah drastis hidup Novi.Daya pikat Febrian baskoro membuat Novi nekat memutuskan kekasih nya,Aldi yang merupakan seorang calon arsistek,anak rekan bisnis ayahnya yang tajir melintir.Namun saat Novi memutuskan bersama Febrian dan sedang mengandung benihnya,Febrian pergi meninggalkan nya dan malah memilih kembali dengan mantan kekasih nya Devina Tarungga,seorang model yang terkenal.Di tengah keterpurukannya,dan menghilangnya Febrian bersama mantan kekasihnya,Kakak tertua Febrian ,Farrel Baskoro bersedia mengganti posisi adik nya menikahi Novi.Meski Novi tidak mencintai nya,namun Farrel memberinya sebentuk hati yang tulusAku tidak butuh untuk dicintai siapapun..aku sudah kebal dibuang dan dijauhi orang..!!aku justru takut..jika kamu mencintaiku..!!'desis Farrel lirih dengan mata yang memerah.

Mengandung Diluar NikahDokterRomansaSweetPernikahanIstriPengantin PenggantiLove after MarriageDewasa

Pertemuan pertama

Nov....bagian loe tuh pasien yang cedera koyak di kepalanya di bangsal 6!!"ujar Bayu letih

"Ada pasien laka lantas yang baru masuk..aku kesana dulu yah...!"

"Iya....akan aku tangani,Bay...kamu tangani saja pasien laka lantas itu..."

Malam ini sungguh istimewa.IGD tiba tiba saja kebanjiran pasien,dan rata rata korban kecelakaan.kecelakaan laka lantas hingga jatuh dari memperbaiki genteng,seperti pasien yang kini tengah meraung kesakitan dibangsal 6

"Luka robek di kepala dok....mau di hecting dok...??"tanya suster Tika kepada Novi yang tengah memeriksa luka di kepala pasiennya.

"Iya dunk,Tik..."sahut Novi langsung.

"Kalau tidak di hecting mau diapain lagi...??muntah tidak tadi..atau pingsan...??"

"Tidak dok..."jawab suster Tika pelan.

"Sterilkan luka dan bersihkan dengan H2O2, siapkan lidocaine dan jarum hecting...!"perintah Novi sambil mulai menyemprotkan alkohol di tangannya dan memakai handscone.

Setelah sister Tika selesai membersihkan luka robek kepala pasien,Novi mulai menyuntikkan lidocaine ke area yang akan di hecting.karena lidocaine berperan sebagai anastesi.

"Tahan nafas pak....dan buang pelan pelan..."ujar Novi kepada pasien karena akan terasa sedikit sakit saat menyuntikkan lidocaine.

lalu Novi pun memasangkan duk lubang dan menggunakan arteri klem untuk memegang benang hecting dan mulai menghecting luka dari arah dalam keluar.

Novi sedikit kewalahan karena sang pasien yang sudah kakek kakek termasuk masih aktif dalam bergerak dan mengaduh sakit.

Novi pun mengikat simpul pada benang dengan meninggalkan 0,65 cm untuk jahitan luar dam 1 mm untuk jahitan dalam, setelah selesai menghecting, luka disinfektan dan ditutup dengan kasa steril dan plester .

Novi menghela nafas lega di balik masker wajah menutupi wajahnya

"Jahitan nya bagus,dok..."puji suster Tika.

"Semoga ini pujian yang tulus,suster..."bisik Novi sambil tertawa ketika berjalan keluar dari bangsal.

"Semoga bapak nya tidak lasak dan membuat luka jahitannya terbuka...!!"

Suster Tika pun tertawa menanggapi selorohan dokter nya.

Novi mendengus kesal tatkala baru menenguk habis air dari botol minumannya sudah terdengar bunyi sirene ambulance meraung raung di depan pintu IGD dan ambulance masuk dalam keadaan sungsang!

"Ohh malam yang panjang..."dumal Novi sambil tertawa pahit melihat kearah Anggun, soulmate nya yang baru keluar dari bangsal pasiennya.

"Kecelakaan lagi...??"tebak Anggun setengah putus asa.

"Atau sudah jadi mayat kah...??"

"Hushh....masih hidup dok...!!"jawab suster Nelia yang sudah memasang posisi standby menunggu brankar masuk.

"Gawat...!!!bagian mu deh Nov....sudah semaput diriku.."keluh Anggun kepada Novi dengan tatapan memohon.

"Sialan loe ,Gun...yang ga enak enak sekali porsi ku...!!"cibir Novi sambil memanyunkan bibir nya

"Ayolah Hu Lala be beib ku....aku sudah memegang tiga pasien laka lantas dan satu pasien percobaan bunuh diri dengan meminum shampo...!!"

"Baiklah...dan berhentilah mengeluh...!!"ujar Novi sambil mempersiapkan diri

"Taruh di bangsal 2....!"perintah suster Nelia kepada paramedis ambulance

"Biar di periksa dokter....!!"

"Yang mana dokter nya...??"tanya seorang pria bertato yang ikut mendampingi pasien dengan pakaian penuh noda darah.

"Kampret nih orang....!!"umpat Novi dalam hati.

"Dokter nya sudah berdiri di samping Anda,pak...!!"sahut suster Nelia ketus,dan pria bertato itu memandang Novi dengan tatapan meremehkan.

"Mana aku tau kalau dokter nya bisa secantik ini sus...!"jawab pria bertato itu dengan seringaian di bibir nya

"Soalnya jarang ada dokter secantik ini....!!'

Novi memandang pria bertato itu dengan tatapan maut,belum lagi mencium aroma rokok dan alkohol dari badan pria tersebut.ingin muntah rasa nya...!!

"Suruh mereka tunggu diluar sus,jika tidak berkepentingan..!!"perintah Novi tegas.

"Feb...beruntung banget loe...sudah sekarat bisa jumpa bidadari lagi...!!"kicau pria bertato itu kepada temannya yang menjadi korban sambil tertawa.

Jika bukan mengingat indentitas dan tugas nya,dari awal Novi sudah akan mendamprat pria bertato itu.

"Ngebut di jalanan atau berantam karena rebutan cewe...??"gerutu suster Nelia sambil membuka jaket pria yang terlentang di bangsal untuk diperiksa

"Dasar pemabuk...!!"

Pria itu mengeluarkan kata kata yang tidak jelas dari bibirnya sambil sesekali tertawa dan tangannya mulai nakal dan berani menyentuh suster Nelia.

"Jangan kurang ajar...!!"bentak suster Nelia marah.

"Tolong yu,.....pegangin tangannya...!!"

Dan dengan singgap nya suster Ayu segera membantu seniornya.

Novi memperhatikan pria itu.Dia cukup tampan dengan tubuh atletis,dan perut yang berkotak kotak six path dengan tatapan mata yang liar serta senyum yang menggoda.

Akhirnya suster Nelia berhasil melepaskan jaket yang penuh noda darah dari tubuh pria itu.

"Mau di periksa dok...??"tegur suster Nelia kepada Novi ketika dilihatnya sang dokter tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri.

"Tentu saja....habis mau diapain lagi ..??"jawab Novi sambil berjalan kearah pasien nya.

dan ketika mendekatinya,mata pria itu menatap nyalang dan bibirnya terkuak menyunggingkan senyuman yang kurang ajar sambil bersenandung .

"I love it when you call me senorita,I wish I could pretend I didn't need ya..but every touch is o la Lala..its true la la la....Ohh I should be running..oh you keep me coming for ya..."

Suster Nelia dan Ayu saling pandang,menahan tawa dan ini benar benar membuat wajah Novi menjadi merah padam

"Kalau ada yang sakit,bilangg...!!"sergah Novi galak,mulai menunjukkan tanduknya sambil menekan sana sini.

"Sakit gak...??"tanya Novi garang

Dan pria itu pura pura mengaduh sakit dan tangan nya mulai hendak mencolek bokong Novi. dengan singgap Novi mundur dan menghindari tangan nakal pria itu

"Benar benar sakit jiwa...!!"dumal Novi kesal dalam hati.

"Pegang yang kuat tangannya,sus...!!"perintah Novi tegas sambil menahan emosinya.

Novi mulai kembali memeriksa perut pria itu,dan bajingan itupun langsung memekik kesakitan.

ada sebuah luka kecil disana namun tidak berdarah lagi

"Sepertinya pasien perlu di tes bilas peritoneum...sepertinya ada darah yang masuk ke rongga perutnya..jika positif ,pasien harus segera di laparatomi...!"ujar Novi kearah suster Nelia.

"Tapi dahi nya robek dok....!"

Novi menghela nafas panjang

"Baiklah....kita hecting dulu,siapkan benang hecting dan sterilkan lukanya...!"

Dan Novi dua kali lipat kewalahan menghecting luka dahi brandalan ini ketimbang kakek tua tadi.dan parahnya telinga nya harus panas mendengar celotehan yang kurang ajar dari bajingan ini dengan bau alkohol yang menyengat.

benar benar malam yang sial...!!

"Pasangkan kateter Folley....kita lakukan paracentesis...!!"ujar Novi sambil mulai mengangkat kepala pasien sedikit keatas dengan menaikkan sedikit sanggahan tempat tidur supaya semua cairan bertumpu di ruang perut,mensterilkan permukaan kulit perut dan memberikan sedikit suntikan lidocaine sebelum menusukkan jarum berdiameter besar dengan selubung plastik sepanjang 2-5cm untuk mencapai bagian peritoneal(asites)cairan.

lalu jarum di cabut,meninggalkan selubung plastik untuk memungkinkan drainase cairan.

cairan di cairkan dengan kenokesi ke botol vakum.

setelah merasakan tingkat drainase yang cukup,selubung plastik dilepaskan Novi dan membalut tempat bekas tusukan dibalut.karena drainase cairan pada asites siroris lebih dari 5 liter Novi memberikan albumin untuk mencegah hipotensi.

"Sus..berikan albumin serum intervena 25%,8gr/L....buat mencegah hipotensi...!"ujar novi setelah selesai dan beranjak keluar dari bangsal.

"Baik dok...."jawab suster Nelia mantap.

"Ciee........pasien mu nyanyi buat loe Nov...??"goda Anggun bergitu melihat sohib nya kelar dari bangsal dua.

"Kampret...seharusnya jatah loe tuh manusia..!"balas Novi sengit.

"Ganteng gak...??"

"Liat aja sendiri..dumal Novi kesal sambil mengisi status board pasiennya.

"Dah deh ga usah kepo in pasien orang..!!"

"Ya elaa.....sloww beibb....malam kita masih panjang .....tuh tuh...masih banyak yang ngantri nungguin loe...!!"ujar Anggun sambil menunjuk ke arah bangsal bangsal lain nya.

"Dan malam ini hanya gua,Bayu ama loe yang standby....jadi selamat malam...!!"

Mendengar celotehan Anggun,mau tak mau Novi terpaksa tersenyum.dan mereka berdua pun sama sama tertawa

dan senyum Novi pun hilang tatkala matanya beradu kembali dengan pasien luar biasanya itu.

"Gimana...hasil cek bilas peritoneum nya dah keluar blom...??"tanya Novi kepada suster Nelia.

Tidak lama kemudian suster Ayu muncul.

"Hasil tes bilas nya positif,dok...!!"

"Hubungi bagian bedah umum untuk laparatomi..!"ujar Novi sambil beranjak menuju bangsal pasiennya kembali.

******

Pagi ini,Novi melakukan visit pasien terhadap beberapa pasien yang ditangani nya semalam saat berdinas di IGD,terutama yang di wajibkan rawat inap.

Novi berjalan menuju kamar pasien luar biasa nya di ruang VIP.

"Hmm....ternyata orang berduit brandalan itu...!"cibir Novi dalam hati bersamaan dengan tangan nya membuka pintu kamar VIP tersebut.

Aroma asap rokok memenuhi ruangan,disertai dua orang pria bertato yang mengawal sang tuan pasien.

Novi mulai merasa sesak akibat kepulan asap rokok

"Tolong jangan merokok di dalam ruang pasien...!!"tegur Novi sambil mengibaskan tangan nya akibat asap rokok .

"Pagi dokter cantik.....!"sapa pria itu sambil tersenyum kearah Novi.dan dipandangi nya Novi dari ujung kepala sampai kaki.

Novi merasa risih dan dilecehkan oleh pria ini.

"Kamu kira rumah sakit ini seperti di club malam...???singkirkan teman dan rokok sialan itu...!!"

"Wow...macan...."celoteh pria bertato yang mendampingi pria ini kemarin saat di IGD pura pura kaget sambil mengelus dada nya.

"Jangan galak galak dok...nanti bisa di laporkan pasien ...!"

Novi hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan pria bertato tadi.

pria yang masih berbaring lemah diatas ranjang pasien itu tampak menahan senyum sebelum pada akhirnya memberikan aba aba kepada kedua teman nya untuk keluar dari ruangan.

"Bagaimana perasaan anda hari ini,apa ada keluhan...?"tanya Novi sambil mulai meletakkan stateskop nya diatas dada pria tersebut.

lalu pria itu tiba tiba meraih ujung stateskop novi dan melekatkan alat tersebut ke bibir nya sambil berucap.

"Saya Febrian baskoro...boleh saya mengenal dirimu lebih jauh dokter...??"

Untuk sesaat Novi terpukau seketika dan menatap langsung ke mata pria tersebut.

dan pipi nya bersemu merah

"Pandir...benar benar sinting..!"dumal Novi dalam hati sambil menahan senyum,meski dia mulai menyukai gaya barbar pria ini,namun sebagai dokter dirinya harus bisa professional.

"Kenapa...kamu mulai menyukai ku,dok...??"

dan ketika dilihat nya mata Novi mulai menyorotkan kemarahan,cepat cepat disambung nya

"Tidak usah di jawab jika tidak berkenan..."

"Aku heran..kenapa ada manusia model sepertimu..."sahut Novi pura pura kesal

"Kenapa...kamu suka...?jika begitu ambilah..sisa satu dan limited edition....!"sahut pria itu sambil terkekeh.

dan Novi pun akhir nya tertawa menanggapi ucapan pria tersebut.

"Benar benar sinting....!"Novi menatap Febrian dengan tatapan jemu.

"Baiklah...nama saya Novianti Kristy...dokter incharge yang kebetulan apes bertemu denganmu di IGD..!"

Febrian tertawa menaggapi ucapan Novi barusan.

"Terima kasih sudah berbaik hati merawat ku,dokter Novi..."ujar Febrian sambil menyentuh tangan Novi.

Novi segera menarik tangannya dan berusaha menguasai debar jantung nya sendiri.dari sekian banyak pria,dia yang pertama mampu membuat diri nya seperti ini.

tidak juga Aldi yang telah menjadi calon suami nya.namun Pandir sialan ini benar benar pintar mengobrak abrik jantungnya.

"Aku rasa jam visit ku sudah berakhir..."cetus Novi sambil mengambil board status pasien dan mengisi nya.

"Boleh aku mengajakmu makan siang setelah aku keluar dari rumah sakit,dokter...??"

Novi melirik sekilas ke arah Febrian

"Boleh...asal jangan malam Sabtu...!"

"Kamu takut pacar mu marah...?"

"Bukan pacar...tapi calon suami...!!"sela Novi pura pura ketus.

"Tidak masalah... hanya calon suami saja kan status nya..berarti aku masih bisa menjadi pacar mu...!"

"Sinting...!lantas apa peduli mu...??"dengus Novi

"Tentu saja aku peduli...!aku harus tau berapa pacar mu atau calon suami mu,supaya bisa bersiap siap bersaing secara sehat..!"jawab Febrian percaya diri.

"Baiklah..aku rasa kondisi anda semakin membaik..jika tidak ada keluhan lagi saya permisi..."ujar Novi cepat cepat ingin keluar dari ruangan Pandir sialan ini.

"Jika begitu..aku akan mengeluh sakit setiap jam supaya kamu selalu berada di ruangan ini dokter...!"

"Jam visit ku mahal..."ujar Novi berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tidak masalah..seberapa mahal nya dirimu,aku sanggup menebusnya..."

Setelah selesai dengan laporan pasiennya,Novi melangkah keluar dari ruangan pasien nya sambil menahan senyum .

"Istrihat yang cukup...dan jangan merayu setiap perempuan yang ada di sisi mu..!"ujar Novi sebelum menghilang di balik pintu.

Febrian tersenyum menanggapi ucapan dokter cantiknya barusan.

"I like it...semakin ganas semakin aku akan membuatmu takhluk,manis..."

Novi berjalan keluar dari kamar pasiennya menuju ruang ganti nya.

Sudah tiga malam,dirinya berada di rumah sakit berhubung IGD kekurangan tenaga medis karena dokter Firman dan Nurul di tugaskan ke bagian penanganan Covid 19.

Anggun berjalan mendekati Novi yang tengah terduduk asyik dengan hp nya setelah berganti baju dinas

"Nov....loe belum cabut...??"tanya Anggun heran.

"Belom beib...aku baru selesai visit ke ruang pasien..."

"Hah...?pasien mu yang penyanyi itu...?"tanya Anggun sambil tersenyum

"Ya ia lah..karena dia pasien rawat inap...!"

"Sebegitu menarik kah dia...sampai sampai kamu lupa untuk pulang...??Aldi ga marah nih..??"

Aldi...tiba tiba saja Novi seperti tersentak dari alam sadar nya.

Ya Tuhan...Pandir itu memang telah menyita waktu nya..!

"Nah kena loe...!!"goda Anggun sambil terkekeh.

"Aldi sudah menunggu di depan lobby rumah sakit...!temuilah dia sekarang...!"

Novi segera menghempaskan hp nya,berganti baju dan berdandan seadanya lalu berpamitan dengan Anggun.

Novi berlari meninggalkan ruang ganti dan menuju lobby.

Aldi begitu terpesona dengan penampilan Novi meski terbalut dalam stelan dan riasan sederhana ,Novi masih tetap tampak menawan di mata nya

Namun Aldi melihat ada nya sisa keletihan,namun ada sesuatu yang berbeda.

"Maafkan aku mas...aku hampir melupakan janji kita..."ucap Novi lirih,merasa bersalah

Aldi menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Tidak apa apa sayang..."ujar Aldi sambil mencium kening Novi mesra.

"Kamu ingin makan siang dimana...??"

"Anything you want to eat.."sahut Novi sekenanya.

"Masih ada pasien yang membuat mu risau..?atau kamu ingin membatalkan makan siang kita ...?"

Novi menggeleng cepat.

"Gak mas...semua nya sudah aman..terkendali..aku...cuman merasa sedikit lelah saja..."

"Baiklah...tapi bisakah kamu lupakan sesaat pasien pasien mu itu...aku ingin makan siang ini hanya untuk kita berdua saja...!"

Novi meraih lengan Aldi dengan perasaan bersalah.

Aldi pun membalas menggenggam tangan tunangannya dan meremas nya erat erat.