Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12. Conservatory

"Tuan, lady Olena sedang berada di mansion. Beliau baru saja tiba."

Lapor bawahannya tiba-tiba, membuat Aeron mendesis tak suka. Ada apa wanita itu mendatanginya tiba-tiba? Apa karena ibunya? Jemari di kemudinya semakin mengerat.

Aeron kembali bergumam, "Putar arah. Jangan biarkan wanita itu menemui mereka. Bawa saja keduanya ke konservatori milikku!"

"Baik, Tuan."

Aeron mencabut bluetooth di telinganya setelah mendapat laporan mendadak tersebut. Merasa kesal karena lagi-lagi ibunya membiarkan perempuan tidak tahu diri itu datang tanpa memberi kabar. Selalu saja seperti itu!

Ponselnya kembali bergetar dan kali ini wajah ibunya tampil disana. "Ya, Mom?"

"Cepatlah pulang. Kau pasti sudah tahu bahwa Olena disana sekarang, bukan?"

Aeron berdecak tak suka. "Aku sibuk sekarang!"

"ALDITH!"

"Bye, Mom."

Aeron mengabaikan sumpah serapah sang ibu dengan memutuskan panggilannya. Ia tahu bahwa ibunya sekarang sedang meledak-ledak di Benua lain, namun Aeron tak ingin mengikuti lagi apa yang selalu wanita tua itu perintahkan.

Tak lama, ponselnya kembali bergetar dan kali ini email masuk. Hasil dari tes DNA miliknya dan bocah lelaki itu yang dikirimkan langsung oleh pihak rumah sakit yang bernaung dibawah perusahaannya. Aeron menepikan mobilnya sejenak, lalu menggeser layar ponselnya untuk membuka email.

DNA Test Report

Interpretation

Combined paternity index: 323,769

Probability of Paternity: 99,9996%

The alleged father is not excluded as the biological of the tested child. Based on testing results obtained from analyses of the DNA listed, the probability of paternity is 99,9996%. This probability of paternity is calculated by accomparing untested, unrelated, random individual of the population (assume prior probability equals 0.50).

***

"Kenapa kita kembali?" Eudith bertanya pada salah satu anak buah Aeron yang menjadi supir untuk mereka.

Lelaki berkacamata hitam itu menatap Eudith melalui kaca spion dan bergumam. "Tuan Geveaux meminta saya untuk mengantar kalian ke rumah peristirahatannya."

Dahi Eudith berkerut. Berapa banyak rumah yang lelaki itu miliki? Tangannya masih bergerak mengelus kepala Vincent yang terbaring lelap dalam pangkuannya. Matanya bergerak memindai sekitar. "Dimana rumah Tuan kalian?"

"Tidak jauh dari sini."

Eudith menghela napas lelah. Apa yang sebenarnya laki-laki itu inginkan? Apakah benar lelaki itu yang menidurinya beberapa tahun lalu? Lantas, bagaimana bisa Aeron memastikan hanya dengan melihat luka dipunggung tubuhnya? Lagipula, membantah keinginan laki-laki autocratic sepertinya hanya akan berakhir sia-sia. Entah bagaimana nasibnya setelah ini pun Eudith tidak tahu.

"Nyonya, kita sampai."

Mata Eudith bergerak memindai rumah yang terletak jauh dari pemukiman warga. Berdiri dua lantai dengan kokohnya. Apalagi, dengan warna hitam yang sangat mencirikan keperibadian lelaki itu. Dan lagi, ada sebuah mobil hitam terparkir disana. Ia segera membangunkan puteranya yang masih terlelap.

"Saya hanya bisa mengantar sampai disini. Berhubung ini konservatori Tuan Geveaux, jadi belum pernah ada yang dibiarkan masuk kemari termasuk pelayan. Harap Nyonya mengerti."

Eudith sedikit bingung dengan maksud lelaki gagah didepannya. Apakah lelaki ini mengira bahwa Eudith akan membawa masuk orang lain ke dalam rumah ini? Akhirnya, yang bisa Eudith lakukan hanyalah mengangguk.

Lelaki itu kemudian memberikan password rumah di atas selembar tisu yang dilipat agar mudah dihancurkan. "Kamar anda sebelah kanan lantai atas, dan kamar Tuan Muda sebelah kiri."

Vincent dan Eudith sama-sama melirik saat dipanggil Nyonya dan Tuan Muda. Lalu, keduanya mengendikkan bahu tak acuh tanpa meralat perkataan lelaki itu.

"Kalau begitu saya permisi."

"Ya, terima kasih."

Sepeninggal lelaki itu, Eudith dan Vincent beranjak masuk dengan password yang disediakan. Pintu langsung terbuka dan menampilkan bagian dalamnya yang mewah. Warna putih bagian dalam cukup kontras dengan bagian luar. Eudith dan Vincent bahkan cukup kagum melihatnya. Mereka kembali bergerak berkeliling dan terdapat taman kecil yang sederhana dari dalam bagian rumah.

"Mom, you know what?" tanya Vincent sambil melirik sekitarnya dengan kagum. "I love this place so much."

Eudith mengangguk setuju. Ia kembali bergerak ke lantai atas untuk mendapati kamar mereka yang sebelumnya dikatakan oleh pria yang berpakaian serba hitam tadi.

"Ini kamarmu, Son."

Vincent sedikit bergidik. "Tidak adakah kain yang bisa menutupi kaca itu di malam hari? Aku takut vampire."

Pletak.

"Kau terlalu banyak menonton film imajinasi seperti itu." Eudith berdecak. Mengambil salah satu remote yang tergeletak di samping nakas. "Ini remote gorden otomatis. Kau bisa menggunakannya nanti malam."

"Bagaimana kau bisa tahu? Bukankah rumah kita tidak semewah ini."

Eudith mengendik. "Hanya mencoba." Diikuti kekehannya kemudian. Lalu, keduanya membaringkan diri di atas kasur putih nan empuk tersebut. Keduanya merasa benar-benar lelah, belum lagi menyiapkan barang sebelum pergi tadi. Eudith tak menyangka jika sosok Aeron memiliki kesederhanaan seperti ini.

Dapat dirinya nilai bahwa Aeron menyukai ketenangan dan kehangatan. Pantas saja disebut rumah peristirahatannya. Disini begitu nyaman dan jauh dari hiruk pikuk manusia. Menghirup udara segar setiap pagi dan mendapatkan ketenangan di setiap malam.

Tiba-tiba saja, pikirannya terpecahkan saat ia mengingat kembali posisi Eileen yang kini sedang menunggu waktu agar dapat menggantikan posisinya. Akan seperti apa nantinya mereka? Eileen terlalu banyak berubah. Usahanya melindungi adik satu-satunya itu selama ini sia-sia jika akhirnya Eileen menjadi manusia tak berhati.

Jika memang Eileen menggantikan posisinya, apakah ia juga akan menggantikan posisinya sebagai Mommy Vincent? Karena sesungguhnya, Eudith berharap bahwa Eileen tak mengambil Vincent dari sisinya. Ya, hanya itu keinginannya. Simpel bukan?

Namun, begitu rumit jika semua sudah berurusan dengan sosok Eileen Samantha Gilbert. Karena dirinya akan dengan mudah memberikan apapun yang diinginkan oleh Eileen. Tak lama sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

'Halo Nona Eudith.'

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel