Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2. Halusinasi Jatuh dari Tangga

Vina belum menceritakan perihal halusinasinya. Namun mereka berdua segera menyusul Burhan.

Mommynya dan Vina memakai mobil kijang.

Mommynya lumayan bisa nyetir walau agak was was juga.

"Miih sama Vina aja"

"Tapi kamu belum punya SIM sayang"

"Iya tapi Vina lebih jago nyetirnya daripada mommy"

"Ya udah hati hati neng".

Vina lalu menyetir mobil kijangnya. Memang ia lumayan lebih mahir daripada mommynya. Butuh waktu 2 jam hingga ke puncak. Mereka video call an dengan burhan.

"Burhan Tante mau kesana, nengokin kamu ... kamu lagi dimana ... share lock dong"

"Ini lagi mau ke klinik aja dulu. Ini mau pake perban dulu kepala"

"Iya dong ... kade nyak burhan eta getih lambokot kamana mana"

(Hati hati ya Burhan, itu darahnya belepotan kemana mana)

Burhan menuju klinik. Ia segera dibantu kepolisian dianter ke klinik. Dan mendapat perawatan. Tabrak lari ini ditangani pihak kepolisian. Namun Vina kembali melihat halusinasi. Ia melihat papahnya jatuh dari tangga.

"Astaga"

"Kenapa sayang?'

"Mah aku harus kasih tahu papah jangan naik tangga"

"Tangga gimana maksudnya?"

"Aku melihat papah jatuh dari tangga mah"

"Lihat dimana?"

"Ada bayangan kalau papah jatuh dari tangga"

"Kamu berhalusinasi lagi ya sayang"

"Ingat mah waktu aku menolak pergi sama om Burhan"

"Emang kenapa?"

"Ada nenek tua yang memberitahu aku jangan ikut om Burhan. Nanti akan kecelakaan, gitu katanya"

"Terus sekarang kamu lihat papah jatuh dari tangga?"

"Iya mah"

"Ya udah kita telpon papah ya"

"Iya"

Akhirnya Nenda telpon Nani Mulyadi, suaminya.

Tapi yang ditelpon tidak mengangkat hpnya.

"Ayok mah cepat"

"Iya tapi papah kamu gak angkat telponnya sayang"

"Terus gimana mah... bahaya mah"

"Whatsapp aja ya"

"Iya mah cepet mah"

"Iya sayang bentar"

Lalu di whatsapp suaminya.

"Pah kata Vina papah jangan naik tangga. Katanya dia lihat papah jatuh dari tangga"

Gitu isi whatsappnya.

Namun sepertinya papahnya lagi gak pegang hp.

Selama 5 jam kemudian tiba tiba hp Nenda berdering.

"Hallo ini istrinya pak Nani Mulyadi?"

"Iya pak kenapa?"

"Ini suami ibu jatuh dari tangga"

"Astaga innalillahi dimana?"

"Jatuhnya di anak tangga mall"

"Astaga .. terus gimana sekarang?"

"Ya sekarang sudah dibawa ke rumah sakit, sekarang ada di Sentosa Hospital di Kopo Bandung"

"Oh ya sudah nanti saya hubungi istrinya"

"Loh bukannya ibu istrinya?"

"Ia saya istri pertamanya. Istri keduanya ada di Bandung"

"Oalah. Maaf tadi saya buka HP bapak. Untuk mengetahui nomor keluarganya"

"Iya gak apa apa pak. Makasih"

"Sama sama bu. Oh iya masih di IGD bu ya"

"Iya pak makasih pak"

Telponpun ditutup

"Gimana mah?"

"Iya papah mu jatuh dari tangga"

"Tuh khan mah. Vina juga dapet halusinasi percis sama. Sudah dua kali kejadian"

"Ya udah. Kita harus telpon mamah Gea"

Nenda menelpon istri mudanya suaminya. Sebetulnya agak tengsin juga karena pernah marahan, cemburuan sama istri mudanya. Tapi kondisinya lain. Ia harus memberitahukannya agar ada yang nengokin suaminya. Takut kenapa napa.

"Hallo Gea.."

"Iya mbak ada apa ya"

"Itu si papih katanya jatuh di anak tangga di mall. Sekarang ada di IGD Sentosa Hospital di Kopo"

"Innalillahi, kapan mbak?"

"Barusan saya dapet telpon dari kepolisian, dia yang ngantar ke rumah sakit.

"Iya mbak, langsung saya kesana"

"Iya kabarin ya kalau ada apa apa"

"Iya mbak"

Gea buru buru dateng ke Rumah Sakit Sentosa di Kopo Bandung.

"Mbak saya mau jenguk suami saya, katanya di IGD"

"Oh yang kecelakaan di tangga"

"Iya mbak"

Akhirnya Gea ketemu dengan polisi dan suaminya.

"Oh ini istri keduanya?"

"Iya pak, gimana kejadiannya?"

"Tadi di Miko Mall, ia katanya jatuh di anak tangga terpeleset. Terus kepalanya kebentur"

"Oh gitu"

"Gimana suster keadaannya?"

"Sepertinya bapak harus dirawat inap bu, ini masih pertolongan pertama aja. Tapi kita perlu rontgen atau ct scan, sepertinya benturannya lumayan keras"

"Iya lah bu bagaimana baiknya"

"Ya udah ibu ke bagian administrasi dulu kita lakukan rawat inap bu ya"

"Oke"

"Gimana bu?" Tanya pak Polisi.

"Pak makasih banyak pak ya sudah mengantar suami saya. Oh iya ini ada sedikit dari saya mohon diterima pak ya"

Gea memberikan sejumlah uang sebagai rasa terimakasihnya sudah mengantar suaminya ke rumah sakit"

"Oh ya sudah bu ya. Terimakasih bu ya. Semoga bapak lekas sembuh"

"Makasih pak ya sudah ngantar ke rumah sakit ini"

"Iya bu sama sama"

Pak polisi itu berlalu.

Lalu gea segera mendaftarkan diri. Juga ada dokter yang menangani disana.

"Bu ini sepertinya bapak mengalami benturan keras. Ada kemungkinan ada keretakan dalam tempurung kepalanya.

Bagaimana apa mau di rontgen atau CT Scan saja?"

"Bedanya apa pak?"

"Ya tentu CT Scan karena dari segala arah jadi lebih mendapat informasi yang lebih konkret. Kalau Rontgen khan hanya satu sisi saja. Kalau CT scan sama juga sinar rontgen namun dari segala arah jadi bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap

Baik rontgen maupun CT scan, keduanya masuk dalam pemeriksaan penunjang radiologi

encitraan, yakni pemeriksaan penunjang yang bertujuan untuk melihat bagian dalam tubuh yang tidak tampak oleh mata telanjang. Pada dasarnya, kedua pemeriksaan ini tidak jauh berbeda. CT scan juga menggunakan sinar rontgen.

Bedanya, pada CT scan si Bapak akan diminta untuk berbaring dan nanti akan dimasukkan ke dalam alat periksa berbentuk cincin yang didalamnya ada alat yang akan melakukan pemindaian dan menembakkan sinar rontgen berkali-kali dari berbagai sisi. Sehingga memang, hasil yang diberikan CT scan lebih lengkap dan lebih rinci ketimbang foto rontgen biasa yang hanya satu sisi. Segala sesuatu yang bisa dilihat rontgen, bisa dilihat oleh CT scan, tapi tidak sebaliknya.

"

"Kalau biayanya gimana dok?"

"Ya tentu kalau biaya mahal CT Scan

wajar jika CT scan lebih mahal, karena sederhananya bisa dikatakan CT scan sama saja dengan rontgen berkali-kali. Namun disisi lain, dengan adanya ditembakkan sinar rontgen berkali-kali, itu berarti paparan radiasinya pun lebih tinggi, dan ini juga menjadi pertimbangan saya dalam menentukan apakah seseorang betul-betul membutuhkan CT scan atau tidak. Nah kalau menurut saya lebih baik CT Scan. Namun itu tadi radiasi CT Scan lebih banyak. Bisa saja radiasi itu menimbulkan efek samping yang lain dibanding dengan rontgen biasa

"

"Iya dok yang komplit saja, CT scan saja"

"Baik sambil menunggu tempatnya ibu udah daftar di paviliun mana?"

"Iya udah pak"

"Ya udah jadi nanti suster akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan CT Scan"

"Baik dok, makasih ya"

"Sama sama bu ... Ibu gak usah panik dan khawatir ya. Semua sudah ditangani oleh ahlinya"

"Iya pak makasih pak"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel