Pustaka
Bahasa Indonesia

Gadis Impian Sang CEO

33.0K · Tamat
Elcen Fs
30
Bab
962
View
9.0
Rating

Ringkasan

Sheila seorang gadis desa yang memperjuangkan hidupnya sejak kecil tanpa uluran tangan orang tua nya, menjadikannya mental yang kuat walau cobaan buruk bertubi-tubi menghancurkan hidupnya perlahan-lahan. Hal ini di alami nya semenjak teman dekatnya mengkhianati nya dengan mengambil hak nya untuk menjadi menantu sang CEO. Seorang pria yang telah mengambil miliknya dan akan bertanggung jawab dengan menikahinya. Pria ini berjanji akan melindunginya seumur hidupnya dan akan mencintai satu-satunya wanita di dunia ini. Apakah jodoh akan mempersatukan mereka? Ikuti alur cerita ini, ada senang, lucu, gregetan dan sedih.

PresdirCinta Pada Pandangan PertamaTuan MudaDesainerRomansaMetropolitanPernikahanFlash MarriagePengantin PenggantiDewasa

Bab 1

"Dingin sekali..."

Seluruh tubuh Sheila menggigil kedinginan. Dia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Jendela rumah kontrakan nya rusak lagi dan tidak tertutup rapat sehingga angin malam menusuk tubuhnya yang lagi demam. Besok harus cari tukang lagi untuk memperbaikinya. Sheila segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil obat demam untuk di minumnya. Besok Sheila harus bekerja lagi agar dia bisa bertahan hidup sendiri.

Tiba-tiba ada bunyi gedebuk di dekat jendelanya, Sheila bangkit menuju ke jendela untuk memeriksa bunyi apakah tadi.

Saat matanya sedang melirik ke kiri dan ke kanan, mata nya melihat satu sosok besar dengan mata belo menatapnya.

Sebelum Sheila sadar dan berteriak, tangan pria itu sudah menutup mulutnya.

Aaaahh… Sheila berontak berusaha untuk melepaskan tangan pria itu, akan tetapi tenaga pria itu kuat sekali.

Pria itu memasak Sheila untuk masuk ke dalam. “Ayo masuk”

Hidung Sheila mencium bau darah di tubuh pria itu!

Sheila tidak tahu apa yang terjadi namun hanya bisa mengikuti perintah pria itu!

Pikiran Sheila menjadi kosong.

Pemilik tangan besar itu tidak sabar dan langsung menyeret Sheila ke dalam. Dia menarik tangannya dan mendorongnya ke tempat tidur, lalu menekannya!

"Tolong diam! Selama kamu tidak bersuara, aku tidak akan menyakitimu!"

Sheila kaget dan secara alami menggigit bibir bawahnya.

Dia panik dan gemetar di sekujur tubuhnya, dan dari sudut matanya, terlihat bayangan beberapa orang di luar jendela!

Mereka berdiri di pintu jendela dan bersiap untuk masuk.

Ketakutan di hatinya tidak bisa lagi ditahan. Bibir tipis Sheila terbuka, dan dia ingin berteriak minta tolong!

Pria itu melihat gelagat Sheila yang ingin berteriak. Dia membungkuk dan mencium bibirnya.

Sheila tiba-tiba tersipu, malu dan marah, dan lupa berteriak.

Dari sudut matanya, sosok di luar jendela telah menghilang.

Pria itu juga memperhatikannya.

Dia lega, tapi dia tidak langsung melepaskan Sheila.

Dia seumur hidup tidak pernah berpikir untuk berdekatan dengan seorang wanita, apalagi menyentuh wanita itu. Akan tetapi saat dia mencium bibir wanita itu, sentuhan lembut dan aroma ringan wanita ini membuatnya mabok seolah-olah dia telah memberi lima botol minuman alkohol. Pria itu bimbang dan ingin mencoba mencium wanita ini lagi. Penasaran tinggi dan rasa tidak mau rugi mumpung gratis maka pria itu ingin memperdalam ciumannya lagi dan lagi. Akan tetapi sebelum menyentuh bibirnya lagi, Sheila sadar dan langsung menendang perut pria itu.

Tendangan keras terdengar. Pria itu dipukuli dan jatuh ke samping, tak bergerak sama sekali.

Sheila terkejut.

Dia menusuk pria itu dua kali dengan jarinya untuk memastikan pria itu pingsan atau mati.

"Apakah aku memukulnya terlalu keras?" hmm… sejak kapan aku menjadi kuat, hanya satu tendangan bisa membuatnya jatuh.

Sheila segera menyalakan lampu kamar tapi tidak menyala. Ahhh jangan-jangan belum bayar tagihan listrik.

Sheila segera menyalakan senter dari ponsel.

Dalam cahaya redup, wajah pria itu terlihat tampan, eksotis, kekar dan masih muda. Menelusuri ke bawah, memiliki dada yang kuat dan otot perut yang sempurna. Dan ada sebuah luka sayatan pisau sepanjang sepuluh sentimeter.

Pantas saja tadi mencium bau darah di tubuh pria ini! Apa yang dilakukan pria ini sampai luka begini. Tunggu, Sheila baru tersadar bukan tendangannya yang kuat akan tetapi karena luka di perut pria itu ketendang olehnya sehingga menambah luka dalam dan darah mengalir.

Sheila panik dan dengan cepat akan menelepon polisi, tetapi ragu-ragu karena takut akan di libatkan dalam hal ini juga tidak tahu sebenarnya ada apa dengan pria ini.

Sheila segera mengambil kotak P3K segera mengobati luka sayatan di perut pria itu, membalut dan memperbannya agar tidak terbuka lagi sayatannya.

Setelah beberapa saat, luka pria itu akhirnya selesai di bersihkan dan di obati.

  

Sheila menyeka keringat di kepalanya dan diam-diam menunggu pria itu bangun.

Sheila pernah belajar ilmu kedokteran dari neneknya saat masih kecil jadi untuk luka seperti itu dapat di obatinya dengan baik.

Setelah beberapa saat, pria itu perlahan membuka matanya.

Hal pertama yang dia lihat adalah Sheila di depannya, tetapi dengan cahaya yang redup, dia tidak bisa melihat wajah atau ekspresi Sheila.

Kemudian pria itu melihat cahaya yang datang dari gunting dan pisau di sebelahnya.

Matanya tiba-tiba menjadi dingin!

  

Sebelum Sheila berbicara, pria itu dengan cepat mencengkeram lehernya!

"Heyyy? Kamu ingin membunuhku?"

Nada suaranya keras dan membuat Sheila panik!

Tatapan pria itu terlalu mengerikan. Dia merasa kalau dia benar-benar akan membunuhnya!

"Kamu salah paham. Aku baru saja menyelamatkanmu, aku tidak menyakitimu!"

Setelah mendengar ini, pria itu melihat sekeliling. Saat melihat lukanya yang di jahit, dia langsung melepaskannya.

"Berapa nomor rumahmu?" Pria itu bertanya dengan tidak sabar.

“135D”

  

Setelah menjawab, Sheila pergi ke dapur untuk memanaskan semangkuk sup ayam.

Saat kembali, pria itu sudah menelepon bawahannya dengan ponselnya.

"Ini, ini untukmu. Ini dapat mengisi kembali tenagamu."

Pria itu lapar. Dia mengerutkan kening dan menatap Sheila, kemudian mengambil mangkuk itu. Rasa supnya enak. Dia bertanya sambil minum, "Sup apa ini?"

"Sup ayam, di tambah ginseng dan obat penambah darah."

Setelah mendengar ini, wajah pria itu sedikit membeku.

Dia paling sup rempah ini!

Agar tidak mengecewakan Sheila, pria itu meminum sup nya semua.  

Sheila meletakkan mangkuknya, lalu meletakkan tikar di lantai kemudian berkata dengan santai, "Kamu sedang terluka, tidur saja di tempat tidur ku!"

Pria itu mendengus dengan tatapan menghina. "Katakan padaku, apa yang kamu inginkan dengan menyelamatkanku?"

Sheila tidak senang mendengar kata-kata arogan pria ini.

"Hmmm.. aku menyelamatkanmu karena rasa kemanusiaan bukan untuk memanfaatkanmu? Tapi kalau kamu memaksa aku untuk mengambil manfaat dari mu, baiklah aku akan mengatakannya. Coba kamu lompat dari sini ke bawah jadi hutang kita lunas. Hehehe.” Ucap Sheila dengan sinis.

  

"Lalu kenapa kamu menolongku dan tidak menelpon polisi?"

"Memangnya kenapa? Aku khawatir kamu akan di tangkap polisi, aku tidak tahu siapa dirimu, bisa saja kamu seorang buronan karena kamu di kejar."

Nada bicara Sheila tidak sabar.

Pria itu ingin berkata tapi terhenti karena takut identitasnya bocor. “Aku bukan buronan, tapi seseorang menginginkan sesuatu yang berharga dariku sehingga meminta orang-orang mengejarku.”

Dia memandang pria itu dan berkata, "Kamu sedang di buru? Kenapa kamu tidak melapor polisi? Aku melihat beberapa orang kemarin dan bersenjata."

"Kalau begitu, kenapa kamu berani mengambil bahaya ini?" Pria itu memandangnya dengan tenang dan bertanya dengan rasa ingin tahu.

Sheila tidak berdaya dan hanya bisa menjelaskan dengan sabar, "Lagipula, kamu manusia dan sedang di kejar. Apa yang bisa aku lakukan? Apakah aku akan melihatmu mati begitu saja? Juga, karena kamu tahu kalau aku berani mengambil bahaya, kamu harusnya bersikap baik bukan mencurigaiku seperti ini."

"Meskipun aku kasihan padamu, jika kamu terus membuat masalah, aku akan mengusirmu sekarang!"

Setelah itu, Sheila tidak mau bicara omong kosong lagi. Dia berbaring di atas tikar dengan selimut di lengannya.

  

Pria itu menatapnya di bawah sinar bulan, dan butuh waktu lama untuk melihatnya.

Dia telah hidup selama dua puluh lima tahun, dan ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan seorang wanita yang "........lugu".

Setelah sekian lama, dia perlahan bertanya pada Sheila, "Apakah itu ciuman pertamamu?"

Sheila sedang mengantuk saat ini, jadi dia hanya bisa menjawab dengan samar..”Ya.”

Hanya kata sederhana dari "Ya", tapi mampu membuat pria ini sangat bahagia.

Dia menatap punggungnya dan berkata terus terang, "Ya, itu juga ciuman pertamaku."

Melihat gadis itu tidak menjawab, dia bertanya lagi, "Apakah kamu single?"

Sheila masih tidak menanggapi.

Dia sudah tertidur. Kalau tidak, dia pasti akan memberitahunya kalau dia sudah punya pacar.

  

Saat pria itu melihatnya, dia mengira gadis ini diam-diam mengakuinya. Dia mendekati wanita itu dan melanjutkan, "Kamu menyelamatkanku, dan aku mengambil ciuman pertamamu. Bagaimana kalau aku menikahimu saja?"

Kali ini, dia mendengar napas lembut wanita itu.

Ternyata dia sudah tertidur.

Dia benar-benar menganggapnya serius!

Pria itu terkekeh, menarik selimut dan pergi tidur.