Bab 1 Profesi Baru Bos Baru
“Heiii...kamu mo ngapain berdiri disitu? Kamu mo merampok ya?” bentak seorang pria gagah di balik pagar hitam yang tinggi itu.
Si pemuda di balik pagar itu seketika memundurkan badannya dari pagar hitam itu karena kaget dengan bentakan bapak-bapak yang ada di balik pagar.
“Gak pak! Ehmmm..anu pak...saya mo ketemu ibu Sonya!” jawab Arya yang juga memundurkan wajahnya dari pagar besar itu dengan suara gemetaran karena lumayan takut melihat pria bertubuh kekar dan besar di balik pagar itu.
Tak lama kemudian pintu pagar hitam itu pun terbuka sedikit dan menyembulkan kepala pria kekar tadi.
“Gimana mas? Tadi saya kurang dengar!” ucap pria itu yang sekilas kalo dilihat sangat mirip dengan artis pemeran film laga tempo dulu yaitu Advent Bangun. Terlihat otot-otot lengan yang besar milik pria itu sangatlah menonjol juga dengan dada sixpacknya karena sang pria hanya menggunakan celana panjang yang digulung hingga dengkulnya. Tangannya terlihat membawa linggis besi. Hal itu membuat Arya makin ketakutan melihatnya.
“Aa...aanu pak....sesss..sssaya mo ketemu ibu Sonya!” ucap Arya mengulangi ucapannya tadi.
“Ada perlu apa dengan ibu Sonya?”
“Saya mo melamar jadi sopir pak!” jawab Arya sambil agak membungkukkan tubuhnya untuk sedikit memberi hormat kepada pria besar itu.
“Kamu sudah ada janji dengan beliau?” tanya pria itu lagi.
“Ehmm...sudah pak!” jawab Arya sambil sedikit melirik sebagian penampakan bagian depan rumah besar itu.
“Tunggu disini!” balas sang pria. Pria itu pun memencet sebuah tombol di dekat pintu pagar semacam interkom untuk menghubungi seseorang.
“Halo bu Sonya, ini ada laki-laki muda datang katanya mo melamar jadi sopir!”
“Owh suruh masuk aja pak Dirman!” terdengar suara perempuan di Interkom itu yang mungkin saja itu ibu Sonya yang ingin ditemui Arya sore itu.
“Baik bu!” ucap pria kekar itu yang terdengar dipanggil dengan nama Dirman.
“Ok mas, masnya disuruh masuk!”
“Terima kasih pak!”
Arya pun diantar masuk sampe ke teras halaman depan rumah itu dan Arya tebelalak melihat interior bagian depan rumah itu yang ternyata itu benar-benar rumah mewah yang seluruh bentuk interiornya bagaikan istana raja-raja yang suka Arya liat di buku-buku dongeng kala kecil dahulu. Terlihat taman yang sangat indah dan juga kolam ikan yang cukup lebar terhampar di bagian depan rumah mewah itu. Belum lagi tanaman-tanaman yang berwarna warni yang kayaknya itu tanaman berharga mahal yang menghiasi halaman depan rumah besar itu.
“Nama mas siapa ya?” kali ini suara pria besar itu intonasinya menurun tidak seperti awal jumpa di pagar tadi.
“Arya pak!” jawab Arya sambil mulai berani tersenyum ke arah pria besar yang mirip Advent Bangun itu.
“Mohon tunggu ibu Sonya turun. Mas duduk disini saja dulu ya!” perintah pria kekar itu sambil berlalu kembali ke taman depan yang nampaknya ia akan melanjutkan pekerjaannya lagi untuk menggali tanah di bagian taman itu.
“Baik pak. Sekali lagi terima kasih pak Dirman!” ucap Arya sambil melihat punggung pria kekar itu terlihat berjalan ke arah taman.
Tiba-tiba laki-laki kekar itu berbalik badan dan berjalan kembali ke arah Arya di teras itu. Arya kaget dan nampak ketakutan lagi.
“Ehhh....tadi koq mas Arya tau nama saya?” tanya pria kekar mirip Advent Bangun itu.
“Ehmm...anu pak. Kan tadi saya dengar saat pak Dirman ngobrol dengan ibu Sonya di depan alat itu di dekat pagar depan!” balas Arya sambil tersenyum meski masih rada takut dengan penampilan pak Dirman itu.
“Owh gitu toh...yayaya...yo wis dilanjutkan ya mas nunggunya!” ujar pak Dirman yang kembali berjalan ke arah taman.
Cukup lama Arya duduk di bagian teras rumah mewah itu. Saking lamanya Arya mencoba membuka kembali sosmed instagramnya untuk mengecek kembali percakapan DM Arya dengan ibu Sonya. Adapun Arya bisa sampe di tempat ini karena secara tidak sengaja menemukan akun instagram ibu Sonya dan membaca salah satu postingan ibu Sonya itu kalo ada info lowongan pekerjaan sebagai sopir di rumah ini. Arya kembali membuka-buka beberapa postingan ibu Sonya yang sekilas nampak sangat cantik dengan topi lebarnya. Di beberapa postingan Arya melihat ibu Sonya ini sering berada di lokasi-lokasi yang eksotis seperti pantai dan juga hotel-hotel mewah yang dekat dengan lautan.
Setelah menunggu kurang lebih setengah jam lamanya akhirnya pintu besar di bagian depan rumah mewah itu sedikit terbuka dan muncul seorang perempuan sekira-kira umuran 35 tahun kulit sawo matang berwajah manis dengan tubuh yang cukup ideal untuk mempersilakan Arya masuk ke dalam untuk duduk di ruang tengah rumah mewah itu.
“Dengan mas Arya ya?” tanya sang perempuan itu.
“Iya betul mbak,” jawab Arya dengan sopan sambil tersenyum
“Ayo masuk ke dalam mas Arya!”
Arya pun mengikuti kemana si perempuan itu berjalan. Arya makin terbengong-bengong melihat seluruh isi rumah besar dan mewah itu.
“Monggo silakan mas Arya duduk dulu disini, karena ibu Sonya masih di lantai atas,” ucap perempuan itu dengan senyum manisnya.
Arya pun duduk sambil tetap menatap kagum dengan seluruh isi dan interior rumah mewah itu. Ia pun melihat ada tangga putih yang cukup lebar anak tangga tersebut dengan warna putih meliuk sampe ke atas. Tebakan Arya mungkin kamar ibu Sonya itu ada di atas tangga itu.
“Oiya, mas Arya mo minum apa?” tanya si perempuan yang nampak memakai baju semacam kebaya dengan belahan dada cukup rendah sehingga agak terlihat belahan dadanya yang cukup membuat mata Arya terkesiap melihatnya.
“Apa aja mbak, maaf merepotkan!” ucap Arya sambil tersenyum lagi
Seketika perempuan itu pun berlalu. Saat berbalik badan nampak sekali tubuh semok si perempuan tadi dengan baju kebaya rumahan dan rok batik yang ia pakai. Bentuk pinggulnya yang proporsional kembali membuat mata Arya terkesiap dan jakunnya naek turun melihatnya. Nampaknya perempuan montok itu seorang asisten rumah tangga di rumah mewah itu.
Tak lama kemudian si perempuan sudah kembali dengan membawa baki berisi segelas teh anget plus dua toples berisi kue nastar dan kue keju yang biasanya sering muncul di momen-momen lebaran.
“Ayo mas, monggo diminum dan dicicipi dulu kuenya!” ucap si perempuan tersenyum dengan sopan.
“Baik mbak, terima kasih mbak!” ucap Arya sambil mencoba menyeruput gelas yang berisi air teh hangat itu. Sementara wakktu sudah semakin sore mendekati pukul 18 sore yang artinya sebentar lagi azan magrib kan bergema.
“Gimana mas? rasanya teh buatan saya?” tanya si mbaknya.
“Wahhh...enak mbak...mbakkk....? ujar Arya sambil bermaksud menanyakan nama perempuan itu.
“Tini mas. Nama saya Surtini. Panggil saja mbak Tini!” ujar mbak Tini sambil tersenyum menyodorkan tangan kananya untuk berjabat tangan.
Mereka pun saling berjabatan tangan karena mbak Tini tau kalo Arya ini akan menjadi bagian dari rumah itu ke depannya jika memang benar nantinya jadi bekerja sebagai sopir untuk ibu Sonya.
“Trima kasih atas teh manisnya. Enak mbak Tini!” ujar Arya lagi yang kali ini dengan nada yang lebih lepas karena mencoba lebih akrab dari sebelumnya. Karena Arya pun tau kalo ia jadi bekerja disitu akan sering bercengkerama dengan mbak Tini dan juga pak Dirman tadi.
“Syukurah kalo mas Arya suka. Ayo mas Arya dicoba juga donk dengan kue-kuenya. Itu aku bikin sendiri loh mas!” pinta mbak Tini sambil membuka kedua penutup toples itu untuk mempersilakan Arya mencicipi kedua kue itu. Arya pun menurut dan mengambil masing-masing satu kue baik kue nastar maupun kue keju.
“Hmmm...enak banget mbak. Wah mbak Tini ini kayaknya memang jago bikin minuman dan makanan!’ ujar Arya sambil mengunyah kedua kue tersebut.
Terlihat mbak Tini tertawa kecil dan merasa puas dengan ucapan Arya tadi.
“Syukurlah kalo mas Arya suka!”
Baru saja mbak Tini selesai berucap tiba-tiba terdengar langkah kaki dari atas tangga yang mengarah turun ke bawah.
“Tak tok tak tok tak tok!” ternyata itu bunyi suara sepatu sandal dari ibu Sonya.
Seketika mbak Tini pun memberitahukan Arya kalo yang sedang berjalan dari tangga atas itu adalah ibu Sonya.
“Tiniiii....sudah kamu sediakan tamu kita minuman dan makanan?” teriak suara perempuan cantik yag sedang berjalan turun di tangga lebar itu.
Arya pun mendongak ke atas matanya tertuju ke arah suara perempuan tadi. Nampaklah di pandangan Arya yang bikin Arya takjub karena ibu Sonya yang ia sempat lihat di akun instagramnya itu ternyata jauh lebih cantik aslinya saat Arya melihat langsung.
Perempuan yang bernama Sonya itu berkisar umur 40 tahun berkulit putih bening dan bertubuh sintal berbalut baju tidur dengan rambutnya ditutupi handuk yang melibat kepalanya. Wajahnya sangat mirip dengan bintang film India Kareena Kapoor yang cantik dan seksi. Bibir ibu Sonya terlihat tebal dan matanya besar. Ia saat itu memakai baju tidur berbahan handuk halus dengan bagian atas baju tidurnya agak terbuka sehingga dada putih bagian atasnya agak terlihat sangat bening dan mulus. Sangat terlihat kalo ibu Sonya itu rajin perawatan tubuh.
“Wah ibu Sonya abis mandi ya bu?” ujar mbak Tini yang tetap saja ikut terpesona melihat sang majikan padal ia telah bertahun-tahun bekerja di rumah itu, namun tetap saja mbak Tini sangat mengagumi kecantikan sang majikan.
“Ya mbak, aku cukup kecapean kemarin pulang larut malam sehingga seharian tadi ketiduran cukup lama dan baru tadi baru sempat mandi!” balas sang majikan.
“Sekarang mbak Tini boleh pergi dari sini. Saya mo interogasi dulu ini anak!” sambil melirik Arya dengan pandangan yang dingin.
